Kamis, 24 April 2014

Poros Baru SBY untuk Jegal Prabowo?


SBY itu dekat dgn AS. Mungkin misi SBY membentuk poros baru dgn Capres baru bukan menjegal Jokowi yg sudah ketemu Dubes AS. Tapi untuk menggagalkan Tiket Capres sebesar 25% yg harus didapatkan Capres yg tidak disukai AS: Prabowo....

SBY: Saya cinta AS dgn segala kesalahannya. Saya menganggap AS sbg negaraku yang ke2:"I love the United States, with all its faults. I consider it my second country."(International Herald Tribune, Aug. 8, 2003)http://content.time.com/time/world/article/0,8599,1909590,00.html

Sebaliknya Prabowo dibenci oleh AS dan dicekal AS. Ini karena pandangan ekonomi Prabowo yang ingin mandiri dan Nasionalis seperti Hugo Chavez. Prabowo ingin agar kekayaan Indonesia yang jumlahnya bisa mencapai Rp 5000 trilyun/tahun dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Jika itu terjadi, paling tidak setiap warga Indonesia bisa mendapat Rp 20 juta/tahun hanya dari Kekayaan Alam saja.

http://infoindonesiakita.com/2014/04/15/siapakah-capres-yang-disukai-as/

Kedekatan Jokowi dgn AS bisa dilihat dari James Riady, Bos Lippo Group yang mendanai presiden AS Bill Clinton yang juga dekat dengan Jokowi. Konsultan Politik Bill Clinton, Stanley Greenberg juga menjadi Konsultan Politik Jokowi sehingga Jokowi termasuk sebagai Walikota Terhebat di Dunia, 50 Negarawan Terbaik di Dunia, dsb. Tak peduli Busrail dan Mobil Esemka Mangkrak, pajak PBB di Jakarta naik hingga 13x lipat lebih, Jakarta tambah macet, dsb. Pertemuan Jokowi dgn Dubes AS, sementara Capres lain tidak merupakan 1 tanda.

Moehammed Hidayatulloh
4 hrs · Cairo, Egypt · Edited · 
Semua mata terfokus pada Jokowi dan Prabowo. Padahal, diam-diam SBY sedang membangun kekuatan. Jika SBY berhasil melobi partai-partai tengah untuk membuat poros baru, maka Prabowo dan ARB terancam tidak mendapatkan tiket pilpres dengan batas minimal suara 25%. Satu-satunya capres yang sudah hampir 'pasti' mendaftar adalah Jokowi.
Dan jangan lupa, urusan politik jangan hanya dipandang secara sempit sebagai 'gawe' lima tahunan di dalam negeri. Akan tetapi, saat ini, dunia internasional juga ikut memantau dan ikut campur dalam 'menentukan' siapa pemimpin Indonesia lima tahun ke depan, khususnya mereka yang punya aset di Indonesia. Kata teman saya yang ada di Indonesia, menjelang pilpres banyak sekali bule bertempat tinggal di daerah-daerah. Saya bilang, "Itu biasa, Amerika sedang menyebarkan agen-agennya untuk memberikan laporan sedetail-detailnya seputar kondisi terkini Indonesia. Di Mesir hal itu juga terjadi."

Biar Panasbung dan Panastak tidak ribut, saya lampirkan sumber berita kenapa Prabowo tidak disukai AS dan kenapa Jokowi didukung AS.
Sebetulnya jika mau mengklik link ini:
http://infoindonesiakita.com/2014/04/15/siapakah-capres-yang-disukai-as/

Bisa diketahui sumber2nya yg sebetulnya amat banyak.

Jokowi dan James Riady
http://infoindonesiakita.com/2014/04/05/jokowi-dan-james-riady/
New York Times Sebut AS Keberatan Jika Prabowo Jadi Presiden
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/03/28/new-york-times-sebut-as-keberatan-jika-prabowo-jadi-presiden
Prabowo Emoh Minta Visa ke Amerika
TEMPO.CO, Washington DC – Calon presiden dari Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto, ternyata masih ditolak masuk ke Amerika Serikat. Soal ini dipastikan adiknya yang juga pengurus Gerindra, Hashim Djojohadikusumo.
http://www.tempo.co/read/news/2012/10/13/078435414/Prabowo-Emoh-Minta-Visa-ke-Amerika
Pertemuan Tertutup Jokowi-Mega dengan Dubes AS
Liputan6.com, Jakarta- Bakal capres PDIP Joko Widodo (Jokowi) dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah duta besar (dubes) di kediaman Presiden Direktur PT Gesit Sarana Perkasa, Jacob Soetoyo, Permata Hijau, Jakarta Selatan malam ini. Salah satunya Duta Besar Amerika Serikat (AS) Robert O Blake Jr.
http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2037088/pertemuan-tertutup-jokowi-mega-dengan-dubes-as
Jokowi Bertemu Dubes AS Baru, Bahas Cawapres?
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/04/14/jokowi-bertemu-dubes-as-baru-bahas-cawapres
Meski diberitakan Jokowi ketemu dengan Dubes AS selaku Gubernur Jakarta, tapi kok yang dibicarakan Geopolitik Internasional seperti “POLITIK TIMUR TENGAH”? Kemudian “Apapun Bentuk Pemerintahan perlu dukungan”?
Masalah politik Timur Tengah itu bukan urusan Gubernur Jakarta. Gubernur Jakarta masalahnya sudah berat misalnya macet dan banjir. Dan rasanya Pemerintah Daerah tak perlu dukungan para Dubes Asing seperti Dubes AS.
Jokowi: “Yang dibicarakan banyak, berkaitan dengan geopolitik internasional, politik Timur Tengah. Karena apapun bentuk pemerintahan perlu dukungan,” ujarnya menambahkan.
http://www.kabar3.com/news/2014/04/jokowi-bantah-bertemu-utusan-as-bahas-cawapres/#.U0zDdVWSwuc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar