Kamis, 10 April 2014

Stasiun TV Swasta, Capres, dan AS


Biaya pembuatan dan operasional sebuah stasiun TV Swasta Nasional amat besar. Bisa mencapai trilyunan rupiah per tahun. Selain harus menyewa satelit agar bisa memancarkan siaran ke pulau2 lain di seluruh Indonesia, mereka juga harus membuat berbagai pemancar TV di seluruh kota agar siaran TV mereka bisa ditangkap dgn antena biasa. Belum lagi biaya untuk program TV yang per jamnya bisa menelan ratusan juta rupiah. Tak heran meski pendapatan iklan cukup besar, namun karena biaya operasional yang amat besar, banyak stasiun TV Nasional yang merugi.
Dengan besarnya biaya tersebut, tak heran jika mantan orang terkaya di dunia, Liem Sioe Liong pemilik Indofood, Indomobil, BCA dsb hanya bisa memiliki 1 stasiun TV saja, yaitu Indosiar yang saat ini boleh dikata biasa2 saja. Itu pun akhirnya dibeli oleh Eddy Kurnadi Sariatmaja. Kekayaan Liem Sioe Liong US$ 800 milyar sementara anaknya, Anthony Salim US$ 3,6 milyar:
http://finance.detik.com/read/2012/06/10/194640/1937501/68/tahun-2006-forbes-catat-kekayaan-om-liem-us--800-juta

Sementara para konglomerat yang memiliki harta trilyunan rupiah seperti Mbak Tutut harus kehilangan TPI yang diambil-alih Hary Tanoesoedibjo dan beralih nama jadi MNC. Begitu pula dengan Bambang Soeharto harus kehilangan RCTI yang juga diambil alih oleh Hary Tanoe. Abdul Latif pemilik LaTV juga terpaksa harus menyerahkan stasiun TVnya sehingga akhirnya berubah jadi TVOne. Dan banyak lagi stasiun2 TV Swasta terutama Nasional yang berubah kepemilikan karena tak mampu menanggung dana operasional yang bisa mencapai trilyunan rupiah itu.
Jadi jika ada orang yang bukan termasuk orang terkaya di Indonesia, tapi tiba2 bisa bikin stasiun TV, apalagi bukan cuma 1 atau 2, bahkan lebih dari itu, hendaknya kita bertanya DARI MANA UANGNYA?
Ada stasiun TV yang merugi dan nyaris tutup. Tapi setelah menayangkan siaran Voice of America yang dimiliki oleh pemerintah AS, tiba-tiba jadi selamat dan terus beroperasi. Bagaimana bisa TV Pemerintah AS menyiarkan siarannya di TV Swasta Nasional sementara TVRI saja susah?
http://en.wikipedia.org/wiki/Voice_of_America
Ada pula pengusaha yang merugi dan banyak hutang sehingga perusahaan2nya banyak yang bangkrut dan masuk BLBI tapi ternyata bisa beli 2 stasiun TV Nasional. Belakangan pengusaha ini diketahui bekerjasama dengan keluarga Rotshchild. Artinya memang ada dana AS yang mengalir di sini.
Hebatnya lagi, sebagian pemilik stasiun TV tsb terjun ke dunia politik. Bahkan mencalonkan diri jadi presiden. Darimana dana mereka berasal? Tak heran jika ada kekhawatiran akan adanya Capres Boneka.
Dan memang rata2 mereka semua direstui oleh AS. Hanya ada 1 capres yang tidak direstui AS. Jadi silahkan anda pikir sendiri. Sebagai pemilik Dollar, mudah sekali bagi AS untuk mencetak uang dan memberikannya kepada orang-orang yang mau jadi boneka mereka.
AS sangat bersemangat untuk menguasai negara lain sehingga kekayaan alam dan ekonomi negara2 tsb bisa mereka kuasai. Jika tidak bisa menempatkan presiden boneka lewat Pemilu, AS tak sungkan2 mengirim pasukan atau pun menggerakkan pemberontakan bersenjata agar bisa mendapat pemimpin yang rela menyerahkan kekayaannya pada AS.
Berikut beberapa pemilik TV Swasta Nasional di Indonesia:
Hary Tanoesoedibjo: MNC TV, RCTI, dan Global TV
Aburizal Bakrie: AnTV dan TV One
Surya Paloh: MetroTV
Chairul Tanjung: Trans TV dan Trans 7
Eddy Kurnadi Sariatmaja: SCTV dan Indosiar

Rujukan:
Sindiran Dipo Alam untuk Capres Pemilik Stasiun TV
Melalui akun Twitter-nya, Dipo menyindir para pemilik stasiun TV yang akan maju sebagai capres, tetapi elektabilitasnya rendah. "Elektibiltas partai dan pencapresannya kecil, tapi karena punya TV gaung politiknya bak kodok bangkong gelembungkan tenggorokannya, bakal kempes," tulis dia.

"Beberapa TV dipakai kampanye terselubung pemilik atau partainya. Pemiliknya ditampilkan sebagai pahlawan, yang lain diliput bak black campaign," kata Dipo.
http://nasional.kompas.com/read/2013/12/09/0953467/Sindiran.Dipo.Alam.untuk.Capres.Pemilik.Stasiun.TV

http://id.wikipedia.org/wiki/Hary_Tanoesoedibjo
http://id.wikipedia.org/wiki/Trans7
http://id.wikipedia.org/wiki/RCTI
Konglomerat Media Sebagai Propagandis Politik
http://smkmatjeh.wordpress.com/2012/09/28/konglomerat-media-sebagai-propagandis-politik/
http://www.kaskus.co.id/thread/51cbbd8e8127cfb640000005/inilah-pemilik-saluran-tv-nasional-yang-biasa-kita-tonton/1
http://www.bimbingan.org/nama-nama-pemilik-stasiun-televisi-swasta.htm
Kekayaan Liem Sioe Liong US$ 800 milyar sementara anaknya, Anthony Salim US$ 3,6 milyar:
http://finance.detik.com/read/2012/06/10/194640/1937501/68/tahun-2006-forbes-catat-kekayaan-om-liem-us--800-juta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar