Minggu, 17 Agustus 2014

Sesaknya Halte dan Bis di Jam Sibuk


Banyak orang komentar, ya jelas saja Jakarta macet. Orang-orang soalnya banyak yang suka naik mobil dan sepeda motor sendiri. Para pejabat pun banyak yang berpikir demikian.

Apakah mereka tidak berpikir: Orang2 banyak naik mobil dan sepeda motor sendiri saja, halte-halte dan bis-bis di Jakarta itu penuh sesak. Terutama pada jam sibuk (7-9 pagi dan jam 5-7 malam). Bahkan untuk bis biasa ada yang sampai gelantungan di pintu. Saya pribadi pernah menyaksikan seorang penumpang terjatuh karena saat gelantungan di pintu, dia terkena tiang listrik di pinggir jalan. Nah jika bis-bis yang penuh sesak harus diisi lagi dengan orang2 yang naik mobil dan sepeda motor pribadi, mereka harus naik di mana?

Harusnya para pejabat seperti Jokowi membiasakan naik Bis umum pada jam2 sibuk. Sehingga tahu betapa padatnya bis di Jakarta sehingga jumlah armada bisa ditambah sesegera mungkin. Jangan begitu-begitu saja.

Ibu saya yang tanggal 9 Agustus kemarin ke Malaysia cerita bahwa bis-bis di sana amat lengang. Kita bisa memilih tempat duduk yang kita suka. Saat saya naik bis di Kuala Lumpur dan Jeddah memang begitu. Kita bisa duduk dengan santai. Ini beda dengan di Jakarta. Tidak berdiri gelantungan di pintu saja sudah alhamdulillah.

Coba jumlah bis-bis dan rutenya ditambah dulu. Sehingga para penumpang bisa duduk. Sebab dengan macetnya Jakarta, orang bisa berdiri sampai 3 jam lebih di bis. Kasihan. Jika jumlah bis cukup dan orang2 pada naik angkutan umum, otomatis subsidi BBM juga berkurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar