Senin, 27 Oktober 2014

Perbandingan Drone, Pesawat SU-35, dan CN-235


DRONE KECEPATANNYA 575 KM/JAM DAN HARGA ASLI RP 2,7 TRILYUN per buah.
SU-35 KECEPATAN 2500 KM/JAM DAN HARGA RP 500 MILYAR
CN 235 HARGA RP 120 MILYAR DAN DIPAKAI AS UNTUK PATROLI DAN PENGINTAIAN
Menurut The Washington Post: >400 Drone Militer Besar di AS jatuh sejak tahun 2001. Kebayang tidak 3 Drone yang dibeli Indonesia seharga Rp 12,9 Trilyun jatuh berkeping2?

Upload Video dengan durasi 2 menit saja selama 6 jam baru terupload 65%. Padahal videonya cuma dari HP.
Kebayang kalau streaming video dari Drone Rp 4,3 trilyun ke pilot Drone di kejauhan via Satelit Indosat atau Telkom bisa patah2. Apalagi kalau high res.



Ini adalah kumpulan foto2 pesawat CN235 yang dijadikan sebagai pesawat pengintai / penjaga pantai oleh militer AS, Perancis, Turki, dsb:
http://militaryaircraft-airbusds.com/Multimedia/CN235PhotoGallery.aspx

Ada yang mengira Drone itu benar2 tanpa pilot. Ini tidak benar. Drone tetap pakai Pilot Drone sebab jika tidak, Drone tsb mudah dibajak oleh negara lain seperti Drone AS yang dibajak Iran sehingga mendarat di Bandara Iran.

Bedanya kalau pilot pesawat biasa ada di kokpit pesawat tsb, pilot drone ada di tempat pengontrol yang jaraknya bisa ribuan kilometer. Ini fotonya biar agan2 pada ngerti... :)


A Day Job Waiting for a Kill Shot a World Away
HANCOCK FIELD AIR NATIONAL GUARD BASE, N.Y. — From his computer console here in the Syracuse suburbs, Col. D. Scott Brenton remotely flies a Reaper drone that beams back hundreds of hours of live video of insurgents, his intended targets, going about their daily lives 7,000 miles away in Afghanistan. Sometimes he and his team watch the same family compound for weeks.
http://www.nytimes.com/2012/07/30/us/drone-pilots-waiting-for-a-kill-shot-7000-miles-away.html?pagewanted=all

Di AS yang pakai Satelit Militer sendiri saja antara saat pilot Drone mengirim instruksi dengan saat Drone menerima instruksi ada jeda 1,2 detik. Padahal internet dan komunikasi lain di sana amat bagus. Bagaimana di Indonesia?
Kalau ketemu pesawat tempur negara2 asing, bisa jadi rongsokan besi Drone senilai Rp 4,3 trilyun tsb...

Di AS yang pakai Satelit Militer sendiri saja antara saat pilot Drone mengirim instruksi dengan saat Drone menerima instruksi ada jeda 1,2 detik. Padahal internet dan komunikasi lain di sana amat bagus. Bagaimana di Indonesia?
Kalau ketemu pesawat tempur negara2 asing, bisa jadi rongsokan besi Drone senilai Rp 4,3 trilyun tsb...

Andai mau pakai Drone hanya karena tanpa awak pun apa harus pakai Drone senilai Rp 4,3 Trilyun yang tetap rentan jatuh dan bisa ditembak pesawat tempur lawan? Kalau niatnya mau jaga perbatasan, ya harus siap2 berhadapan dengan pesawat tempur negara asing...

Dan Indonesia bisa bikin Drone dengan harga di bawah Rp 100 Milyar:

Tiga Unit "Drone" Buatan Indonesia Bakal Dirilis Akhir Tahun Ini
http://sains.kompas.com/read/2014/09/04/08222231/Tiga.Unit.Drone.Buatan.Indonesia.Bakal.Dirilis.Akhir.Tahun.Ini

Ini 8 Drone Buatan Orang Indonesia
Insinyur rekayasa di BPPT Ir Adrian Zulkifli pernah mengatakan pada Oktober 2012 bahwa biaya pembuatan 1 pesawat prototipe ini kira-kira Rp 2 miliar.
http://news.detik.com/read/2014/06/23/162344/2616654/10/ini-8-drone-buatan-orang-indonesia

Cuma ya kasihan orang2 yang disuruh mengimpor Drone AS. Bayangkan saja harga asli di AS cuma Rp 2,7 Trilyun/unit, di Indonesia dimarkup jadi Rp 4,3 Trilyun, kan 1 Drone untungnya Rp 1,6 Trilyun. 3 Drone "untung" Rp 4,8 Trilyun. Bisa kaya kan?

Kalau beli Drone buatan Indonesia seharga Rp 100 milyar, bagaimana bisa kaya?

Harga Drone Reaper yang cuma Rp 150 milyar (US$ 12,5 juta) dianggap kemahalan oleh orang2 AS:
$12,548,710.60
— the cost, per drone, of 10 MQ-9 Reaper unmanned aircraft the Air Force announced Monday that it is buying. Drones are a lot of things, but cheap ain’t necessarily one of them.
http://nation.time.com/2012/11/06/12548710-60/

Belum lagi biaya Operasional Drone Global Hawk yang US$ 24 ribu/jam Atau Rp 288 juta/jam itu kemahalan. Seandainya tiap hari beroperasi 10 jam, itu Rp 2,88 milyar/hari. Setahun / 365 hari itu Rp 1 Trilyun lebih untuk 1 Drone. Kalau 3 Drone Rp 3 Trilyun/tahun.

Padahal kalau pakai CN235 paling2 cuma Rp 30 juta/jam atau Rp 10 milyar/tahun.

costs per flying hour of the Global Hawk across all variants dropping to about $24,000
http://www.airforcetimes.com/article/20140305/NEWS04/303050029/Why-Air-Force-wants-keep-Global-Hawks-retire-U-2s

Alternatif yang lebih murah adalah menjadikan pesawat2 biasa yang bagus sebagai Drone. Ini tinggal merubah sistem kemudi pesawat sehingga yang sebelumnya dikemudikan pilot langsung dari kokpit pesawat menjadi dari jarak jauh lewat komunikasi wireless via Satelit atau sarana komunikasi lainnya.

AS telah berhasil mengubah pesawat2 tua F-16 menjadi drone dengan nama QF-16:
http://www.boeing.com/advertising/support/_maintenance/QF-16.html

Pesawat CN-235 pun bisa dijadikan Drone dengan cara yang sama.

The Washington Post: >400 Drone Militer Besar di AS jatuh sejak tahun 2001:

When drones fall from the sky
More than 400 large U.S. military drones have crashed in major accidents around the world since 2001, a record of calamity that exposes the potential dangers of throwing open American skies to drone traffic, according to a year-long Washington Post investigation.
http://www.washingtonpost.com/sf/investigative/2014/06/20/when-drones-fall-from-the-sky/

MSNBC: Kenapa Drone2 Jatuh dari langit?
Why drones fall from the sky
Alex Witt talks to reporter Craig Whitlock about his article, “When Drones Fall From the Sky,” which looks at the main issues surrounding the complicated process of flying unmanned drones.
http://www.msnbc.com/weekends-with-alex-witt/watch/why-drones-fall-from-the-sky-286038083613

Jokowi Beli Drone Rp 4,3 Trilyun / Unit?
http://infozaman.blogspot.com/2014/10/jokowi-beli-drone-rp-43-trilyun-unit.html
Jokowi mengaku hendak membeli tiga unit drone sejenis Global Hawk, yang dibuat Amerika Serikat.
Ia menuturkan, harga satu unit drone tersebut terbilang cukup fantastis, mencapai Rp 4,3 triliun. Karena itu, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 12 triliun sampai Rp 13 triliun untuk membeli ketiga drone tersebut.
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/10/09/23084401/Jokowi.Disebut.Sudah.Siap.Beli.3.Drone.dari.Amerika

Pesawat Tanpa Awak (Drone) Buatan Indonesia 
http://infozaman.blogspot.com/2013/01/pesawat-tanpa-awak-drone-buatan.html


Inilah manfaat Indonesia punya pesawat tempur canggih Sukhoi SU-35 yang harganya cuma Rp 500 milyar. Karena memang pesawat tempur yang membawa banyak rudal canggih, pesawat lawan pun ketakutan jika diancam pakai pesawat ini.
Beda dengan Drone yang daya angkutnya terbatas sehingga tidak bisa membawa banyak senjata. Kecepatan Drone yang 575 km/jam juga jauh di bawah pesawat tempur SU-35 yang mencapai 2500 km/jam. Jadi daya gentarnya beda.
SU-35 kecepatan dan daya jangkaunya di atas pesawat tempur AS F35.
Pesawat Australia sempat melawan hingga diancam senjata Sukhoi
http://www.merdeka.com/peristiwa/pesawat-australia-sempat-melawan-hingga-diancam-senjata-sukhoi.html


Costly Flight Hours

RQ-4B Global Hawk Drone — $49,089
C-130J Hercules Cargo Plane — $14,014
C-17 Globemaster Cargo Plane — $23,811
F-16C Viper Fighter — $22,514
F-22A Raptor Fighter — $68,362
MQ-9A Reaper Drone — $4,762
T-38C Talon Jet Trainer — $9,355
T-6A Texan II Turboprop Trainer — $2,235
http://nation.time.com/2013/04/02/costly-flight-hours/





Tidak ada komentar:

Posting Komentar