tag:blogger.com,1999:blog-2774694932071574693.post1758232872409520862..comments2023-11-03T01:12:08.597-07:00Comments on Info Zaman: Kenaikan Harga Penyebab Turunnya Nilai Rupiah dan Pemiskinan MassalAdminhttp://www.blogger.com/profile/02178515425603221016noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-2774694932071574693.post-21806402063360630622009-10-12T04:24:03.000-07:002009-10-12T04:24:03.000-07:00Sangat sepakat dinegara maju dan timur tengah tari...Sangat sepakat dinegara maju dan timur tengah tarif tol bahkan gratis ini sangat berguna mengurangi cost production dan distribution dalam masalah biaya transportasi. Tabung gas elpiji naik ini adalah dampak liberalisasi. Kenaikan tarif listrik 30% sangat tidak rasionalTeguh Iman Prasetyahttp://teguhimanprasetya.wordpress.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2774694932071574693.post-15672046912089577122009-10-12T19:40:58.000-07:002009-10-12T19:40:58.000-07:00Orang Indonesia memang banyak yang punya penyakit ...Orang Indonesia memang banyak yang punya penyakit senang jalan pintas, ingin cepat kaya, dsb. Tidak peduli jika pada akhirnya justru memelaratkan orang banyak.<br><br>Sebagai contoh pendapatan PLN sekitar Rp 150 trilyun/tahun. Jika listrik naik 30%, diperkirakan pendapatan naik rp 45 trilyun/tahun. Tapi ini dengan catatan para pelanggannya tidak bangkrut karena biaya operasional makin meningkat...:) Jika banyak yang bangkrut atau mencuri listrik, maka PLN akhirnya justru merugi.<br>http://economy.okezone.com/read/2009/08/24/320/250945/pendapatan-pln-naik-rp1-3-triliun<br><br>PDB Indonesia tahun 2008 US$ 467 milyar atau sekitar Rp 4.500 trilyun. Jika karena kenaikan tarif PLN sebesar 30% yang bangkrut 10%, maka PDB turun sebesar Rp 450 trilyun. Jadi bisa tekor 10 x lipat ditambah dengan meningkatnya angka pengangguran, bertambahnya angka kejahatan, dan pendapatan pajak dari rakyat bisa berkurang.<br>http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto<br><br>Bagaimana pun juga berbagai kenaikan harga akan membuat biaya operasional makin tinggi, dan Indonesia tidak akan kompetitif lagi sehingga banyak industrinya yang bangkrut...<br><br>Diperkirakan kenaikan harga PLN ini untuk membuat "investor asing" tertarik berinvestasi (di bidang energi) di Indonesia sebagaimana dikemukakan SBY saat kampanye.<br><br>Pada akhirnya 5 tahun lagi rakyat (mudah2an) akan tahu apakah kebijakan itu berpihak pada rakyat atau investor asing.nizaminzhttp://agusnizami.wordpress.com/noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2774694932071574693.post-36545767403497505702009-10-13T21:36:33.000-07:002009-10-13T21:36:33.000-07:00Diperkirakan kenaikan harga PLN ini untuk membuat ...<i>Diperkirakan kenaikan harga PLN ini untuk membuat “investor asing” tertarik berinvestasi di Indonesia </i><br><br>sebenernya saya agak bingung dengan kebijakan ini. Setau saya, banyak negara produsen mengalihkan assembly mereka ke Cina, karena disana ongkos produksi murah. Jika pemerintah justru menaikkan faktor harga produksi (seperti listrik, air, atau tol) bukankah biaya justru naik dan investor akan semakin menjauh?<br><br>Lalu mungkin sedikit OOT ya pak, juga agak bingung dengan intervensi BI dalam penguatan rupiah - tidak menguntungkan eksportir katanya. Tapi menurut pikiran saya (tidak ada data sich), <b>Pertama</b>: perekonomian global sedang turun drastis, sehingga permintaan ekspor menurun (jadi tidak terlalu efek juga); dan <b>Kedua</b>: jika nilai tukar rupiah naik, ini kesempatan untuk impor barang murah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri (mis: jika PLN mau bangun pembangkit, siapa tau harga komponen mesinnya bisa beli lebih murah gitu).alternoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2774694932071574693.post-58930690017654921392009-10-14T02:35:53.000-07:002009-10-14T02:35:53.000-07:00Iya. Kenaikan tarif listrik memang menarik investo...Iya. Kenaikan tarif listrik memang menarik investor asing yang bergerak di bidang energi, tapi membuat kabur investor di bidang lainnya seperti industri otomotif, manufaktur, dsb. Padahal investor di bidang energi itu hanya segelintir saja, sementara yg lain lebih banyak.<br><br>Harusnya pemerintah memperhatikan kepentingan orang banyak ketimbang segelintir investor asing di bidang energi.nizaminzhttp://agusnizami.wordpress.com/noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2774694932071574693.post-40681758247932490462009-10-14T06:08:44.000-07:002009-10-14T06:08:44.000-07:00PDB berbeda dengan GNP pendapatan rata2 yaitu nila...PDB berbeda dengan GNP pendapatan rata2 yaitu nilai output barang dan jasa yang dihasilkan baik oleh WNI maupun pihak asing (investor). 2 hal ini seringkali menjadi sangat kontroversial GDP misalnya lebih menitik beratkan pada investor asing saja tanpa melihat dampak besar lainnya sehingga yang terjadi adalah liberalisasi besar-besaran pada sektor publik dimiliki oleh asing.<br><br>Jika melihat struktur APBN terlihat PDB sayangnya di kita terkadang tidak melihat kepemilikan, aset dan nilai startegis publik juga keuntungan yang diperoleh. Kasus UU Migas, UU PMA, Minerba,Ketenagalistrikan, Privatisasi Air, UU BHP dimana domain asing begitu sangat signifikan.Dan mungkin lebih besar lagi GDP kita dari 4500 T apabila hal ini direvisi karena GDP merupakan faktor indikator makro yang berpengaruh besar. <br><br>Saya sepakat dalam hal ini pemerintah kurang memperhatikan faktor strategis, sehingga berdampak besar secara stimultan pada perekonomian lainnya. Dalam hal ini pemerintah kurang berfikir secara jernih dan analisis, dalam hal menentukan kebijakan harga tarif dasar listrik yang menaik hingga 30%, tarif tol dan tabung gas elpizi 12 kg dimana dampaknya akan timbulkan efek bola salju. Benar kenaikan 30 % akan akibatkan secara stimultan dengan bangkrutnya industri sebesar 10% dan kehilangan pendapatan sebesar 450 trilyun. <br><br>Ini akan menambah deraan konflik horisontal antara pekerja dan majikan karena alasan krisis global keuangan. Beberapa waktu lalu saya sdr Bowo (alm)Ketua DPD SPN pernah berdiskusi masalah ini di Stasiun TV lokal Banten. Ternyata sebegitu jauh dampak ketakutan secara psikologis (atau hanya alasan pihak persahaan saja)hingga terjadi PHK (Di Banten diduga tercatat 5000 orang) .Padahal pabrik tersebut tidak menyentuh ekspor ke AS dan eropa, 80% lokal dan sisanya ketimur tengah. Sumber resmi pemerintah dan harian Kompas menyebutkan dampak krisis keuangan Global hanya 20 % saja di Indonesia. Sedangkan Indonesia adalah pasar dunia no 4 dan 5 terbesar. <br> <br>Mengenai kasus ini tarif tol ini benar-benar keterlaluan dinegara maju dan negara timur tengah ini malah digratiskan. Di kita semestinya apabila nilai investasi sudah menuju recovery harusnya dibuat semakin murah dan gratis. Saya pikir pemerintah kurang memperhatikan biaya transportasi yang akan berpengaruh terhadap produksi dan distribusi semakin mahal bagi rakyat.<br><br>Mengenai Gas elpizi 12 kg yang naik lagi-lagi rakyat kecil yang menjerit setelah konversi berhasil memaksa mereka dari minyak tanah, kini mereka semakin terjepit dan terpaksa membeli elpiji ukuran 3kg. <br><br>Saya belum tahu argumentasi sesungguhnya apakah kenaikan gas ini juga merupakan dampak dari UU Migas kita yang dikuasai asing dari hasil teganya Purnomo dan SBY yang tidak mengerti apa-apa (atau pura-pura tidak mengerti). Wallahu alamTeguh Iman Prasetyahttp://teguhimanprasetya.wordpress.comnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2774694932071574693.post-65707269594980191732009-10-14T06:21:14.000-07:002009-10-14T06:21:14.000-07:00[...] Sumber : http://infoindonesia.wordpress.com/...[...] Sumber : http://infoindonesia.wordpress.com/2009/10/12/kenaikan-harga-penyebab-turunnya-nilai-rupiah... Ditulis dalam Ekonomi Pembangunan. Leave a Comment » [...]Teguh Iman Prasetyahttp://teguhimanprasetya.wordpress.com/2009/10/14/10434/noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-2774694932071574693.post-30290513853026177852009-10-14T18:40:10.000-07:002009-10-14T18:40:10.000-07:00Betul pak Teguh. PDB beda dengan GNP. Pada PDB, pe...Betul pak Teguh. PDB beda dengan GNP. Pada PDB, perusahaan yang dikuasai asing juga dihitung. Padahal justru perusahaan2 asing yang menguasai perekonomian Indonesia. Sebagai contoh Migas 85% dikuasai asing. Perbankan Nasional 50% dikuasai asing. 75% transaksi di Bursa Efek Indonesia juga dikuasai asing. Jadi porsi Indonesia itu sangat sedikit.<br><br>Sistem Ekonomi Neoliberalisme mengakibatkan Indonesia seperti dijual ke asing. Indonesia for sale! Padahal di Singapura yang makmur, 80% perekonomian ditopang BUMN. Malaysia yang jumlah/skill SDMnya di bawah Indonesia tidak menyerahkan migasnya ke asing. Tapi dikelola Petronas.<br><br>Di Indonesia UMR itu sekitar Rp 1 juta di Jakarta dan Rp 500 ribu di daerah seperti di Jawa Tengah/Jawa Timur. Jika kita anggap rata2 pendapatan rakyat Indonesia Rp 12 juta/tahun dan orang itu harus menghidupi keluarganya yang terdiri dari 4 orang, maka tiap orang hanya dapat Rp 3 juta atau sekitar US$ 300 per orang/tahun. Kurang dari 1 US$/hari di bawah garis kemiskinan Bank Dunia yang US$ 2/orang/hari.<br><br>Itulah pendapatan mayoritas rakyat Indonesia.<br><br><br>http://regional.kompas.com/read/xml/2009/08/11/14445938/Hentikan.Menjual.BUMN.Strategis.kepada.Asingnizaminzhttp://agusnizami.wordpress.com/noreply@blogger.com