Pages

Selasa, 18 Januari 2011

Kedubes AS Pusat Mata-mata Amerika Serikat?

Di bawah adalah berita berbagai negara seperti Swedia, Norwegia, dan Denmark yang menuduh Kedutaan Besar AS di negara-negara tersebut ternyata dipakai AS guna memata-matai penduduk negara tersebut yang dinilai membahayakan kepentingan AS.


Bahkan Menlu Lebanon memanggil Dubes AS di Beirut karena menduga adanya campur-tangan AS di Lebanon dengan mengadakan pertemuan langsung dengan politikus di sana.


Para Mahasiswa Iran sempat menyandera Kedubes AS selama 444 hari guna membungkam Kedubes AS agar tidak dapat melawan Revolusi Iran. Mahasiswa Iran menganggap Kedubes AS sudah jadi Pusat Komando untuk menjajah Iran. Mereka suap/danai para pejabat, politikus, tentara, ekonom, jurnalis, LSM untuk bekerja demi kepentingan AS.


Bagaimana dengan Kedubes AS di Indonesia?



Dari Wikileaks disebut AS merekrut ribuan blogger terkemuka Indonesia untuk bekerja demi kepentingan AS. Bahkan disinyalir forum diskusi online terkemuka yang didirikan alumnus universitas AS didanai untuk itu. Begitu pula media massa yang pimpinannya dekat dengan AS.


Cara CIA menyiksa tawanan agar dapat informasi:



Kartun yang menyindir bagaimana CIA bebas menggunakan siksaan yang tidak berperi-kemanusiaan untuk mendapat informasi. Jadi lucu sekali jika AS menuduh negara lain melanggar HAM (Hak Asasi Manusia).



http://international.okezone.com/read/2010/11/05/18/390248/18/kedubes-as-dituduh-mata-mata


Kedubes AS Dituduh Mata-Mata


Jum'at, 5 November 2010 - 16:13 wib


Fajar Nugraha - Okezone


OSLO - Norwegia menuduh Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) yang berada di Oslo, telah melakukan tindakan mata-mata.
Tuduhan ini dikeluarkan setelah adanya tayangan dokumenter yang menyebutkan pihak kedubes kerap melakukan pengawasan terhadap warga Norwegia beberapa dekade terakhir.
Menurut keterangan TV2 Norwegia, Kedubes AS di Oslo memperkerjakan sekira 15 hingga 20 orang termasuk seorang mantan pejabat kepolisian. Pejabat polisi ini ditugaskan untuk memonitor kegiatan warga sebagai maksud untuk mengawasi kemungkinan serangan terhadap kepentingan AS di Norwegia.
Menurut laporan itu, kegiatan pengawasan ini sudah berlangsung sejak 2000.Pihak Kementerian Luar Negeri Norwegia mengatakan, jika pihaknya telah melakukan pertemuan dengan pihak Kedubes AS, guna mencari tahu masalah sebenarnya. Pihak kementerian meminta informasi apakah Pemerintah Norwegia sudah diberitahu mengenai kegiatan kedubes tersebut.
"Dari pertemuan itu dilakukan agar pemerintah mendapatkan informasi dan fakta lengkap mengenai laporan (mata-mata) dari Kedubes AS," ungkap Menteri Luar Negeri Norwegia Merte Lerberg Kopstad seperti dikutip AFP, Jumat (5/11/2010).
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri AS P.J Crowley mengatakan, jika Pemerintah Norwegia sudah diberitahu mengenai kegiatan pengawasan ini. Namun dia mengakui jika kalangan media mungkin tidak mengetahui mengenai hal ini.Tetapi pihak Pemerintah Norwegia membantah pernyataan dari Crowley dan bersikeras jika pihaknya tidak tahu-menahu mengenai kegiatan mata-mata Kedubes AS.(faj)


http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=154878:-kedubes-as-dituduh-mata-mata&catid=16:internasional&Itemid=29


SATURDAY, 06 NOVEMBER 2010 08:12


Kedubes AS dituduh mata-mata


WASPADA ONLINE
KOPENHAGEN - Keduataan besar Amerika Serikat di Kopenhagen dengan diam-diam telah melakukan pengamatan di kota itu, tuduh badan siaran komersial TV2, Jumat, segera sesudah tuduhan yang sama terhadap kedutaan besar Washington di Oslo.
Satu unit yang melekat pada kedutaan itu, menghitung sedikitnya 14 orang, telah melakukan pengawasan di daerah sekitar bangunan misi itu 24 jam sehari, kata seorang bekas anggota tim pada stasiun televisi Denmark itu.
TV2 menduga unit itu telah mengawasi sejumlah warga Denmark, menambahkan sejumlah nama dan data pribadi ke sebuah database komputer khusus, SIMAS (Analisis Manajemen Insiden Keamanan).
Mereka bahkan mengikuti dengan diam-diam sejumlah orang yang "mencurigakan" dekat bangunan kedutaan besar itu, menurut sumber tersebut, yang namanya tidak diberikan.
Dihubungi oleh AFP, seorang jurubicara kedubes AS menolak mengomentari laporan itu.
Menteri Kehakiman Denmark Lars Barfoed bersikeras dalam email pada harian Politiken, Jumat, bahwa ia "tidak mengetahui apapun tentang AS melakukan kegiatan tidak sah dari kedutaan besar AS di negara ini".
Jika misi AS telah melakukan pengamatan seperti yang disebutkan dalam laporan itu, kata menteri tersebut, itu tanpa sepengetahuannya.
Ia "percaya penuh bahwa pasukan keamanan Denmark akan turun tangan jika kegiatan ilegal itu sampai menjadi perhatiannya".
Kementerian Kehakiman Denmark menolak untuk memberikan komentar lagi, tapi mengatakan pada AFP bahwa Barfoed telah dipanggil ke sidang parlemen tertutup mengenai masalah itu dalam dua pekan mendatang.
Berita itu menyusul pengungkapan yang sama di Norwegia.
Saluran berita TV2 Norwegia Rabu malam malaporkan bahwa kedutaan besar AS di Oslo telah mempekerjakan antara 15 dan 20 orang, termasuk beberapa bekas polisi berpangkat tinggi, untuk mengawasi warga lokal.
Operasi itu merupakan bagian dari upaya untuk mencegah serangan terhadap kepentingan AS di negara itu, yang telah berlangsung sejak 2000, kata laporan tersebut.
Pemerintah Norwegia awal pekan ini telah minta penjelasan dari Kedubes AS, dan mengatakan, Kamis, bahwa mereka sudah mulai menyelidiki jika pemerintah Norwegia atau badan keamanannya telah diberitahu.(dat03/ANTARA)


http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=26828:kedubes-as-gencar-mata-matai-negara-lain&catid=17:berita3&Itemid=18


SUNDAY, 07 NOVEMBER 2010 07:40


Kedubes AS Gencar Mata-matai Negara Lain


Pejabat pemerintah Swedia menuding Kedutaan Besar AS di Stockholm melakukan kegiatan pengawasan ilegal di negara ini, tak lama setelah tuduhan serupa dilontarkan pemerintah Norwegia dan Denmark.Pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang suruhan Kedubes AS sudah ada sejak tahun 2000 dan luasnya masih belum diketahui, kata Menteri Kehakiman Swedia, Beatrice Ask kemarin (Ahad,7/11).
"Sepertinya kita belum punya informasi lengkap dan ini tidak baik," tambahnya seperti dilansir Associated Press. Ask akan meminta pejabat AS untuk bekerja sama dalam investigasi atas masalah itu.
Dia tidak mengungkapkan target pengawasan, tapi mengindikasikan adanya kesamaan misi dengan kasus yang ditemukan di Norwegia awal pekan ini.
"Kami menyambut bahwa negara-negara yang memiliki risiko ancaman tinggi untuk berbuat sesuatu guna mengurangi risiko serangan, tapi tentu saja harus dilakukan dalam koridor hukum Swedia," tegas Ask.
TV-2 Denmark Jumat lalu juga melaporkan bahwa Kedutaan Besar AS di Kopenhagen melakukan kegiatan pengawasan rahasia di ibukota Denmark. AS membentuk satu unit untuk mengawasi sejumlah warga Denmark. Mereka bahkan mengikuti secara diam-diam sejumlah orang yang "mencurigakan" di dekat bangunan kedutaan besar itu.
Sebelumnya, saluran berita TV-2 Norwegia Rabu lalu malaporkan bahwa Kedubes AS di Oslo telah mempekerjakan antara 15 hingga 20 orang, termasuk beberapa bekas polisi berpangkat tinggi untuk mengawasi warga lokal. Operasi itu merupakan bagian dari upaya untuk mencegah serangan terhadap kepentingan AS di negara itu, yang telah berlangsung sejak 2000, kata laporan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Norwegia menyatakan pihaknya telah menggelar pertemuan dengan Kedubes AS untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. "Kementrian telah meminta informasi apakah pihak Norwegia telah diberitahu tentang program pengintain itu dan sejauh mana keterlibatan mereka," kata juru bicara Kemlu Norwegia, Marte Lerberg Kopstad dalam sebuah pernyataan. (IRIB/RM/AR)


http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&view=article&id=28777&Itemid=18


TUESDAY, 18 JANUARY 2011 10:32


Menlu Lebanon Panggil Dubes AS di Beirut


Kementerian Luar Negeri Lebanon telah memanggil Duta Besar AS untuk Beirut, Maura Connelly karena dianggap mencampuri urusan dalam negeri negara itu.Masalah ini muncul setelah pertemuan akhir pekan antara Connelly dan anggota parlemen Lebanon, Nicolas Fattouch.
Menteri Luar Negeri Lebanon Ali Shami meminta Connelly untuk menjelaskan alasan di balik pertemuannya dengan Nicolas Fattouch. Demikian dilaporkan Press TV, Selasa (18/1) dari Beirut.
"Ali Shami menganggap kontak itu sebagai bentuk campur tangan dalam urusan internal Lebanon," tulis Kementerian Luar Negeri Lebanon dalam sebuah pernyataan.
"Dia menjelaskan kepada menteri luar negeri Lebanon bahwa Kedutaan Amerika memiliki kontak teratur dengan berbagai faksi politik di negara itu, sebagai bagian dari misi diplomatik," kata seorang jurubicara kedutaan.
Lebanon berada dalam kebuntuan politik setelah pemerintah Perdana Menteri Saad Hariri, bubar pada Rabu lalu ketika 11 menteri yang berafiliasi dengan Hizbullah mengundurkan diri. Aksi itu dipicu oleh perselisihan terkait pengadilan Khusus untuk mengusut kematian Rafiq Hariri, yang didukung AS.
Pengadilan yang disponsori AS itu dilaporkan akan mendakwa beberapa anggota Hizbullah dalam kasus pembunuhan Hariri. Namun Hizbullah menolak keras tuduhan itu dan tidak bersedia bekerjasama dengan pengadilan yang didasari pada kesaksian palsu.
Pada hari Senin, Presiden Lebanon Michel Sleiman menunda pembicaraan mengenai penunjukan seorang perdana menteri baru sampai Senin depan.
"Setelah memperhatikan posisi berbagai pihak di Lebanon. Presiden Michel Suleiman telah memutuskan untuk menunda konsultasi parlemen sampai Senin, 24 Januari dan Selasa, 25 Januari 2011," tulis sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor presiden. (IRIB/RM/AR)


 


http://www.opednews.com/articles/CIA-Watchdog-Report-Says-D-by-Jason-Leopold-090421-216.html


 


http://www.detiknews.com/read/2011/01/19/110002/1549675/10/wikileaks-blogger-indonesia-digarap-untuk-kepentingan-as


Rabu, 19/01/2011 11:00 WIB


WikiLeaks: Blogger Indonesia Digarap Untuk Kepentingan AS


Fitraya Ramadhanny - detikNews


Jakarta - Setelah ditunggu cukup lama, WikiLeaks akhirnya merilis dokumen dari Kedubes AS di Jakarta. Terungkap bahwa para blogger di Indonesia dimanfaatkan untuk kepentingan AS.
Hal ini terungkap dalam sebuah kawat pada 12 Februari 2010 silam dari Kedubes AS Jakarta, kepada pejabat Kemlu AS bernama Jared Cohen. Seperti dilansir Guardian, Rabu (19/1/2011), kawat itu mengungkap strategi AS untuk memanfaatkan social media di Indonesia untuk kepentingan AS.
Strategi itu dinamakan Public Diplomacy 2.0. Artinya, internet dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyebar pengaruh AS dan mengamankan kepentingan AS di negara tujuan. Mereka memilih strategi ini karena pertumbuhan social media di Indonesia sangat cepat.
Kawat dengan kode referensi Jakarta 0065 ini adalah laporan kepada Kemlu AS, bahwa Kedubes AS Jakarta berhasil menjalankan Public Diplomacy 2.0. "Kedubes AS di Indonesia adalah yang terdepan dalam Public Diplomacy 2.0. Dengan lebih dari 50.000 fans (di akun Facebook Kedubes AS), paling banyak dari Kedubes AS lain di seluruh dunia, dengan menggunakan social media di Indonesia," demikian pernyataan mereka.
Lantas siapakah yang dibidik oleh AS? Rupanya para blogger digarap untuk menyebarkan pesan-pesan pemerintah AS.
"Melibatkan para blogger lokal untuk mempromosikan pesan-pesan dan informasi AS. Kami memposisikan diri dengan unik untuk menggunakan alat-alat ini untuk memperkuat tema-tema dan topik-topik kunci  untuk mendukung mendorong rencana kunjungan Presiden Obama," kata mereka.
Para blogger ini sudah dilibatkan dalam dua tahun terakhir. "Selama dua tahun terakhir, terlibat secara positif dengan ribuan blogger paling berpengaruh di negara ini (Indonesia)," imbuh mereka.
Tidak hanya blogger, social media lain pun dimanfaatkan untuk media propaganda. Yang disebutkan mereka adalah Twitter, Facebook dan Youtube.
"Kedubes AS yang terdepan di Facebook dengan 50.000 fans, 300 video di channel YouTube milik kita sendiri dan hampir 1.000 follower di Twitter," demikian kawat diplomatik tersebut.
(fay/nrl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar