Pages

Jumat, 12 Oktober 2012

Wakapolri: Tak Usah Munafik, Kalau Hanya dari Gaji Nggak Akan Cukup

Siapa suruh jadi polisi..??? Siapa suruh jadi polisi..??? (sambil nyanyi...)
Keluar saja dari polisi. Coba jadi tukang batu atau jual bakso.
Bukannya sudah punya rumah dan mobil mewah? Motor Harley Davidson?


Kalau bukan dari gaji, dari mana?
Hiduplah sederhana dan qana'ah. Jangan tamak/loba/serakah. Insya Allah cukup...
http://media-islam.or.id/2008/02/29/pandangan-islam-terhadap-harta-kaya-dan-kesederhanaan


Pak Bibit itu juga polisi. Cuma jujur dan merasa cukup. Besar/kecil gaji itu relatif. Kata pak Bibit. Kalau makan di restoran/hotel, belum seminggu juga sudah habis. Tapi kalau sekedar nasi kecap lauk tempe, 2 bulan juga belum tentu habis. Makanya di surat Al Israa' 27 Allah menyebut orang boros itu saudaranya setan. Uang sebanyak apa pun dianggap tidak cukup sehingga akhirnya korupsi, mencuri, atau merampok:


http://media-islam.or.id/2012/09/03/pilih-pemimpin-mukmin-ahli-dan-amanah-bukan-zalim-fasik-atau-munafik/


Ada baiknya pimpinan Kapolri direformasi dan Polri diletakkan di bawah Kemendagri agar lebih mudah diatur. Selain itu separuh anggota Polri sebaiknya dikurangi karena kurang efektif dalam memberantas narkoba dan minuman keras. Separuhnya lagi diganti dengan polisi lokal yang diatur langsung oleh masing-masing Pemda sebagaimana di AS.



Wakapolri: Tak Usah Munafik, Kalau Hanya dari Gaji Nggak Akan Cukup


Jakarta Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna mengungkap soal pemberantasan korupsi yang sulit dilakukan. Salah satu persoalannya soal kebutuhan gaji yang belum memadai. Tak heran kalau perjuangan menolak gratifikasi adalah hal yang sulit dilakukan.

"Jadi kita nggak usah munafik, termasuk saya. Kalau hanya dari gaji nggak akan cukup. Yang jelas bagaimana caranya kita tidak boleh menerima gratifikasi apapun bentuknya. Komitmen ini yang berat," jelas Nanan dalam diskusi Komisi Kejaksaan di Hotel Atlet Century, Jakarta, Kamis (11/10/2012)

Nanan mengaku, tak heran kalau dirinya kerap ribut dengan atasannya soal urusan itu. Dirinya tetap berupaya menjaga integritas pimpinan dan lembaga.

"Termasuk saya melawan ini. Ribut dnegan pimpinan terus. Namun untuk menjaga pimpinan dan institusi, saya terus lawan. Kalau ribut prbadi saya mengalah, kalau tentang ini enggak," jelasnya.

Nanan menegaskan, yang utama bagi kepolisian bagaimana polisi bisa menjadi pelayan dan menjamin kualitas polisi yang anti-KKN dengan hanya mengandalkan gaji semata dan menolak gratifikasi.

"Selama kita memberatkan bawahan, tidak akan selesai yang namanya korupsi," tuturnya.

(ndr/asy)

http://news.detik.com/read/2012/10/11/143856/2060231/10/wakapolri-tak-usah-munafik-kalau-hanya-dari-gaji-nggak-akan-cukup

Dipimpin Komjen Nanan, Pengguna Harley Bisa Makin Arogan


Jakarta Jabatan Wakapolri Komjen Nanan Soekarna sebagai Ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) dikhawatirkan berdampak negatif pada perilaku pengendara 'motor gede'. Para pemotor ini dinilai bisa bertindak arogan di jalanan karena merasa punya pemimpin jenderal polisi.


"Karena dilindungi pejabat, mereka bisa semau-maunya," tutur pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, saat berbincang dengan detikcom, Rabu (1/2/2012) malam.


Menurut Bambang, rangkap jabatan petinggi TNI dan Polri di sebuah klub merupakan kebiasaan yang sudah lama terjadi sejak era orde baru. Dulu, pejabat TNI/Polri yang memiliki posisi, tercatat juga menjadi ketua harian persatuan olahraga.


"Latar belakangnya karena dana atau fasilitas yang bisa diharapkan dari mereka," imbuhnya.


Namun, kini kebiasaan itu sudah mulai ditinggalkan. Sebab, kesibukan si pejabat cukup menyita waktu sehingga tak bisa lagi mengurusi klub atau persatuan olahraga.


"Apalagi sebagai Wakapolri pekerjaannya banyak. Saya kurang setuju aktif memegang jabatan di tempat lain," tutur pengajar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini.


Karena itu, dia berharap agar Nanan mau fokus bekerja sebagai anggota Polri. Tujuannya agar para pengendara moge tidak seenaknya ugal-ugalan di jalanan.


"Itu harus dihindari agar mereka mandiri. Kalau dipimpin pejabat khawatir ada apa-apa," ucapnya.


Sebelumnya, anggota Komisi Hukum DPR Trimedya Panjaitan mempertanyakan pembagian tugas Nanan sebagai Wakapolri dengan jabatan lain yang diemban Nanan. Menurut dia, selama 10 tahun berada di DPR, tugas Wakapolri adalah mengurus internal dan Ketua Dewan Kebijakan Tinggi.


Nanan saat ini menjabat sebagai Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI), Ketua Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin) dan Ketua Harley Davidson Club Indonesia (HDCI).


"Saya enggak tahu apakah Wakapolri punya waktu yang besar?" tanya Trimedya.


Menjawab hal ini, Nanan menegaskan kalau kesibukannya sudah disetujui Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Dia juga tidak mendapat gaji dari kegiatannya tersebut.


(mad/vta)


http://news.detik.com/read/2012/02/02/091312/1832093/10/dipimpin-komjen-nanan-pengguna-harley-bisa-makin-arogan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar