Pages

Selasa, 10 Februari 2015

Nasib Esemka Bekas Mobil Dinas Jokowi


Berita 11 Februari 2015 dari Tempo, satu Media yang mendukung Jokowi habis-habisan saat Pilpres. Tentang Mobil Dinas Jokowi yang saat ini menganggur tanpa pelat nomor AD 1. Artinya tidak pernah digunakan lagi.

Mobil tsb cuma jadi pajangan di Solo Technopark yang katanya akan mengembangkan Mobil Nasional tsb. Padahal perusahaan ini tidak pernah membuat mobil sebelumnya. PT Solo Manifaktur Kreasi sudah tidak berkantor di situ lagi. Begitu pula Siswa SMKnya sekarang sudah tidak merakit mobil lagi. Cuma belajar mengoperasikan alat bubut dan las.


Juru bicara PT Solo Manufaktur Kreasi, Sabar Budi pun memberi keterangan berbeda hanya dalam beberapa menit saja. Jika sebelumnya dia menjelaskan PT SMK sudah membuat 150 buah mobil berdasarkan pesanan, dalam hitungan menit dia menyebutnya jadi 500 buah.

Sepertinya Tempo menyayangkan kenapa Jokowi melupakan Mobil Esemka. Sepertinya Tempo tidak sadar. Esemka tersebut sekedar mobil rakitan prakarya anak2 SMK yang dibantu oleh pemilik bengkel mobil, H Sukiyat. Mereka sekedar mencomot berbagai spare part dari mobil yang ada. Sisanya dibubut sendiri sehingga pintunya tidak pas dan sulit ditutup. Kalau bikin 1-2 mobil tidak masalah. Tapi bagaimana jika banyak dalam bentuk Mass Production di mana setiap bulan harus membuat 1000 mobil? Darimana mereka mencari onderdilnya?

Bagaimana pun juga banyak orang, termasuk wartawan dan redaksi majalah Tempo yang percaya bahwa Jokowi akan bikin Mobil Nasional Esemka. Itu membuat Jokowi terpilih jadi Gubernur Jakarta dan Presiden Indonesia. Itu sudah cukup. Andai Tempo sekarang sadar, itu sudah percuma. Tidak ada artinya lagi.

Saya dulu juga amat bersemangat mendukung Jokowi karena dia mau membuat Mobil Nasional Esemka sehingga memilihnya jadi Gubernur DKI Jakarta. Saya marah saat ada orang yang melecehkan Mobil Esemka sebagai proyek Mobil Nasional Bohongan yang onderdilnya sekedar ambil sana sini. Namun berbagai informasi yang ada seperti H Sukiyat, pemilik Bengkel yang jadi pionir mobil Esemka berhenti dan diancam membuat saya sadar ternyata Proyek Mobil Nasional Esemka itu tidak benar. Dari tahun 2008 hingga 2015 ini tidak jadi bukan?

Sebetulnya banyak putera2 Indonesia yang bisa bikin Mobil Nasional. Lupakan Mobil Listrik yang Rp 1,5 milyar karena kemahalan dan tidak akan laku di pasar. Tapi ada Mobil UPV yang dibuat dari mesin motor dengan harga hanya Rp 30 juta dan konsumsi bensin 1:40. Ada juga Mobil Listrik Marlip yang harganya cuma Rp 80 juta saja. Nah harusnya pemerintah memberikan bantuan dana minimal Rp 100 milyar bagi tiap pengusaha ini agar bisa meningkatkan produksinya.

Jika perlu, BUMN seperti INKA dan Pindad yang saat ini sudah bisa membuat mobil bisa diajak untuk membuat Mobil Nasional. Ini perlu dana minimal Rp 1 trilyun. Jika perlu mereka membentuk BUMN baru khusus untuk membuat Mobil Nasional. Jadi tidak perlu menggandeng Proton segala.

Begini Nasib Esemka, Bekas Mobil Dinas Jokowi

TEMPO.CO , Surakarta - Dua jenis sport utility vechile (SUV) berwarna hitam solid terparkir di dalam gedung Solo Technopark Surakarta. Keduanya terlihat cukup bersih meski tidak pernah digunakan lagi.

Bahkan, salah satu mobil itu tidak dilengkapi dengan pelat nomor kendaraan, menandakan bahwa mobil itu tidak pernah digunakan di jalan raya. Pintu belakang sebelah kanan juga tidak bisa dibuka lantaran pegangannya sudah patah.

Kini, mobil itu hanya menjadi barang pajangan di Solo Technopark. Tidak ada lagi aktifitas perakitan mobil di pusat pengembangan teknologi itu. Padahal, tiga tahun lalu, masyarakat berbondong-bondong datang ke tempat itu untuk menyaksikan perakitan mobil yang digadang-gadang menjadi embrio kebangkitan mobil nasional tersebut.

Kini, para siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang magang di lembaga itu justru beraktifitas dalam bentuk lain. Mereka tidak lagi merakit mobil, melainkan belajar mengoperasikan mesin bubut hingga pengelasan di bawah air. 

PT Solo Manifaktur Kreasi sebagai produsen mobil Esemka juga sudah tidak lagi berkantor di gedung itu. Mereka hengkang dari Solo Technopark setelah hingar bingar mobil esemka mulai mereda. Sebab, kini produksi mobil itu memang telah berhenti.

"Saat ini kami fokus ke riset dan pengembangan model," kata juru bicara PT Solo Manufaktur Kreasi, Sabar Budi saat ditemui, Selasa 10 Februari 2015. Sedangkan kegiatan produksi berhenti lantaran tidak ada pesanan. Selama ini, pihaknya hanya melakukan produksi berdasarkan pesanan dari konsumen.

Pesanan juga hanya datang dari Sekolah Menengah Kejuruan yang membutuhkan mobil sebagai sarana pembelajaran. Jumlah mobil yang telah diproduksi juga tidak jelas. "Sekitar 150 mobil," kata Sabar Budi. Beberapa menit kemudian, dia mengaku sudah berhasil menjual 500 mobil Esemka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar