Kamis, 01 Mei 2014

Esemka: Mobil Nasional atau Kebohongan Nasional?


Saat ada yang meragukan mobil Esemka sebagai Mobil Nasional, saya sempat marah. Kok tidak menghargai karya anak bangsa? Begitu yang ada di fikiran saya. Saya bela habis-habisan Mobil Esemka lewat beberapa tulisan di blog saya. Bahkan saat BJ Habibie, sang pembuat pesawat, menyatakan Esemka sebagai dolanan/mainan anak2 SMK yang tidak dibuat profesional pun saya tersinggung. Kok Habibie tidak menghargai Esemka? Ini terjadi di tahun 2012 dan 2013.
Tapi lambat laun berbagai informasi yang ada mulai bulan Maret 2014 membuka mata saya bahwa mobil Esemka sebagai "MOBIL NASIONAL" itu tak lebih dari pencitraan belaka. Alat politik untuk memuluskan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta dan memang ternyata berhasil. 
Sekarang Mobil Esemka dicoba dihidupkan lagi untuk "alat politik" Jokowi sebagai Pilpres. Akankah berhasil lagi?

Sebetulnya ada beberapa berita di Solo Pos:
Sukiyat
Hampir Semua Komponen Mobil Esemka Mencomot Mobil Lain
Sukiyat mengaku bahwa mobil yang dirakitnya sebetulnya hampir semua komponennya mencomot dari komponen mobil produk lain.
“Yang betul-betul saya buat sendiri adalah chasis dan body mobilnya,” ujar Sukiyat dalam wawancara dengan Espos di kantornya, Sabtu (3/3/2012).
Jadi saya juga bingung dan kaget kalau kemudian mobil Esemka ini diklaim sebagai mobil nasional.”
http://www.solopos.com/2012/03/03/esemka-sukiyat-hampir-semua-komponen-mencomot-mobil-lain-167458

Beberkan ESEMKA, Sukiyat Mengaku Diancam
Terkait bantahan Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), Sulistyo Rabono soal comot-comot komponen mobil lain, Kiat menyatakan silahkan aja pihak hal itu dibantah. “Toh ada saksinya Kepala SMK Trucuk yang tahu persis dimana membeli komponen yang comotan itu,” tutur Kiat.

Sukiyat adalah perintis mobil Esemka sehingga dulu namanya Kiat Esemka. Lebih lanjut Sukiyat mengatakan, jika Jokowi dkk membantah apa yang dia katakan, maka dia mempersilakan mereka menyebutkan darimana asal komponen-komponen mobil Esemka itu. “Tanyakan kepada Jokowi, dimana di Indonesia yang membuat gardan mobil, transmisi box, axle dll,” sambung Kiat, seraya menambahkan kalau memang ada pabrik yang memproduksi komponen tiruan maka itu namanya pembohongan kepada publik.  
http://www.solopos.com/2012/03/04/beberkan-esemka-sukiyat-mengaku-diancam-167601

Sukiyat “Tokoh Esemka” Diancam, Bengkelnya Terbakar, dan Dilaporkan ke Polisi



Cuma saya kurang percaya pada berita Solo Pos di atas. Cuma saat Tempo yang dikenal sebagai Media Pendukung Jokowi memuat berita Esemka Mangkrak (Terlantar), baru saya percaya. Lagi pula berbagai berita di Media Massa lainnya menguatkan hal itu.




Tempo: Esemka Mangkrak, Solo Techno Park Buat Mesin Cetak

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/10/123561092/Esemka-Mangkrak-Solo-Techno-Park-Buat-Mesin-Cetak

2 tahun sebelum Jokowi masuk ke Esemka, anak SMK dgn bekerjasama dgn H Sukiyat memang biasa merakit mobil dari berbagai komponen yang mereka dapat. Bagi anak SMK ini satu hal yang biasa.
Produksinya paling kurang dari 10 mobil / bulan.
Cuma pas Jokowi datang dan dipromosikan sehingga pesanan berdatangan, H Sukiyat bingung karena ada 10.000 pesanan. Bagaimana membuatnya?
Sekedar membuat pintu mobil pribadi saja perlu mesin cetak baja bertekanan tinggi. Mana punya SMK sebab harganya mahal. Industri Karoseri Bis yang profesional saja yg bekerjasama dgn pabrik Mercy dan Hino, membuat pintu dan bodi mobil lurus2. Sebab kalau melengkung-lengkung seperti mobil pribadi, harus punya mesin cetak yang canggih. Dan itu harus massal agar tidak rugi.


Coba baca berita Detik.com 07/10/2013:

Ini Alasan Esemka Gaet China

Jakarta -Berbeda dengan mobil Esemka Rajawali tipe pertama, model kedua lebih banyak unsur elemen China-nya.
Lihat saja mulai dari seat belt, bodi, dan beberapa bagian mesin ada tulisan Made in China dan bahkan ada logo sebuah pabrikan China yang terkenal.
"Bayangkan saja untuk dyes saja, cetakan bodi, butuh dana Rp 97 miliar. Kalau kita mencetak 1.000 unit, harus keluarkan berapa coba," ujar Komunikasi Publik PT Solo Manufaktur Kreasi Budhi Martono kepada detikOto.
Tipe Rawajali pertama memiliki bodi yang benar-benar terbuat dari pelat logam yang ditempa kemudian didempul. Jadi ketika menyentuh mobil ini benar-benar terasa padat dan berat.
Sementara Rajawali 2 atau R2 sudah memiliki bodi yang lebih ringan. Meski memang untuk menutup pintu masih agak susah karena belum fit benar.http://oto.detik.com/read/2013/10/07/130050/2379857/1207/ini-alasan-esemka-gaet-china

Lalu bagaimana dengan berita Antara 17 Juli 2013 seolah2 SMK sudah bisa bikin mesin sendiri? Ada fotonya lagi.


"Buggy car" SMKN 8 Bandung bermesin Esemka

Bandung (ANTARA News) - Kendaraan buggy car model keempat rancangan siswa SMK Negeri 8 Kota Bandung menggunakan mesin Esemka dari SMK di Solo. 
"Kami sudah merakit sejak 2009 dan model keempat ini menggunakan mesin yang digunakan mobil Esemka di Solo," kata Rama, salah seorang anggota tim dari SMKN 8 Bandung, Selasa.http://otomotif.antaranews.com/berita/385828/buggy-car-smkn-8-bandung-bermesin-esemka
Jika kita baca dengan teliti di situ ada tulisan "MERAKIT". Membuat itu beda dengan Merakit. Membuat itu dari baja cair yang dicetak dengan mesin cetak tekanan tinggi dengan presisi yang amat akurat, sehingga akhirnya jadi mesin. Kalau sekedar merakit dari berbagai komponen yang ada yang misalnya didatangkan dari Cina, itu namanya merakit. Lah kok ada tulisan "Esemka" di mesinnya?
Jika beli dalam jumlah besar, misalnya 1000 unit, pabrik Mesin di Cina dengan senang hati mencetak nama si pembeli di situ.
Membuat Mesin itu jauh lebih sulit daripada membuat pintu mobil. Jika membuat pintu mobil saja harus ditempa seperti membuat pedang dan kemudian didempul agar kelihatan lurus/rapi, sehingga ditutup saja susah karena ternyata tidak pas, bagaimana dengan Mesin? Mesin itu berputar bisa lebih dari 1000 RPM (putaran per menit). Jika tidak pas, bisa hancur itu mesin. Dan ini tidak bisa didempul karena akan mrotol.

BUMN seperti PT INKA dan PT PINDAD saja belum bisa bikin mesin sendiri, masak anak SMK yang baru saja lulus SMP (usia 16-18 tahun) dan baru belajar tiba-tiba sudah bisa bikin mesin sendiri? Apa tidak aneh?

Lagi pula sebagaimana kita mencetak buku, kalau cuma mencetak kurang dari 1000, jika pakai mesin cetak itu tidak ekonomis. Begitu pula dengan mesin cetak mobil / mesin. Di Detik.com dijelaskan mesin cetak body saja Rp 97 milyar harganya. Jadi jika 1000 mobil, jatuhnya Rp 97 juta / mobil. Itu baru bodynya saja. Tidak ekonomis.Makanya akhirnya mereka menggandeng pabrik mobil Cina, Foday, agar bisa produksi massal.


Habibie benar saat bilang mobil Esemka sekedar dolanan/mainan anak2 SMK. Tak mungkin bisa bersaing dgn pabrik mobil profesional. Mereka ini baru lulus SMP. Lah lulusan S1 saja yg belum pernah kerja masih planga-plongo. Kebayang tidak jika anak2 SMK yg baru lulus SMP itu harus bersaing dgn para profesional yg boleh jadi lulus S1, S2, S3 dsb dgn pengalaman kerja puluhan tahun?
Solo Techno Park pun saya lihat di websitenya, ternyata sekedar lembaga pendidikan teknologi:
http://www.surakarta.go.id/konten/solo-technopark
http://solotechnopark.com/
Di websitenya ada pelatihan bahasa Inggris, ada pelatihan las, elektronik/IT, garmen, dan juga otomotif. Jadi tidak fokus. Sekedar memberi dasar2 saja. Di antaranya melatih 22 siswa untuk perawatan pesawat:
http://kampus.okezone.com/read/2013/09/19/373/868634/solo-techno-park-luluskan-22-teknisi-perawatan-pesawat

Jokowi sendiri keberatan terhadap adanya mobil murah. Bikin macet, katanya. Bertentangan tidak dgn ide mobil Esemka yg pingin bikin mobil murah juga?
Jokowi juga impor 1000 Bis Cina, Bis Tingkat Cina, dan nanti Monorail Cina. Padahal pabrik2 di Indonesia seperti INKA bisa bikin itu. Bertentangan tidak dgn semangat kemandirian di bidang otomotif?
Jelas ini cuma pencitraan belaka.
Hingga kini di jalan2 Jakarta, belum pernah saya melihat mobil Esemka berkeliaran. Mungkin cuma ada di media saja.
Paling banter nanti impor mobil Cina dalam bentuk terurai, kemudian dirakit di Indonesia. Sebab untuk bikin komponen meski sekedar pintu, harus ada mesin cetak yg canggih dan harus diproduksi massal agar ekonomis.

Di sini ada pengakuan anak SMK yang menyatakan memang benar merakit mobil Esemka. Bukan MEMBUAT. Beda misalnya merakit mobil Tamiya dgn membuat mobil Tamiya. Wajar anak2 SMK merakit mobil sebagai sarana pembelajaran. Yang tidak wajar adalah jika ada politikus beserta Tim Suksesnya yang gembar-gembor menyatakan itu Proyek Mobil Nasional. Pembohongan Publik namanya:

Kedustaan Akhirnya Terungkap, Ternyata Mobil ESEMKA itu Buatan China
http://www.kaskus.co.id/thread/535e7b896607e7e8668b4573/kedustaan-akhirnya-terungkap-ternyata-mobil-esemka-itu-buatan-china/1

Sukiyat adalah perintis Mobil Esemka yg digadang2 Jokowi. Jadi jika Sukiyat menyatakan bahwa mobil Esemka itu sekedar comot komponen mobil lain, ya itu benar. Lah dia pembuatnya. Makanya dulu nama mobilnya: Kiat Esemka.
Kisah Sukiyat, Perintis Mobil Esemka Jokowi
TEMPO.CO, Surakarta – Sosok yang berperan dalam "kelahiran" mobil Kiat Esemka adalah Sukiyat, pemilik dan pendiri Kiat Motor. Bekerja sama dengan Direktorat Pendidikan Kejuruan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pria kelahiran Trucuk, Klaten. 22 April 1957 ini merintis perakitan mobil bikinan anak bangsa.
http://www.tempo.co/read/news/2012/01/03/058375173/Kisah-Sukiyat-Perintis-Mobil-Esemka-Jokowi

Jadi Esemka Rajawali II itu mobil Cina Cherry Tiggo?
http://arantan.wordpress.com/2012/11/20/jadi-esemka-rajawali-ii-itu-mobil-cina-cherry-tiggo/

Banyak kebohongan di "Proyek Mobil Nasional Esemka" ini. Contohnya berita Detik.com tanggal 22/10/2012 menyatakan tahun 2013 mobil Esemka akan diproduksi massal. Ternyata di berita Tempo tanggal 1 Maret 2014 Esemka mangkrak/terlantar dan pabriknya bikin Mesin Cetak:

Esemka Punya 2 Mobil Baru LagiJakarta -Ide mengembangkan Esemka tidak terhenti sampai di sini. PT Solo Techno Park (STP), selaku produsen mobil pun masih memiliki 2 model baru yakni model SUV dan pikap yang akan diproduksi massal pada 2013 mendatang.http://oto.detik.com/read/2012/10/22/173105/2069613/1207/esemka-punya-2-mobil-baru-lagi

Di Indonesia banyak anak SD/SMP yang bisa membuat/merakit robot. Tapi bukan berarti kita bisa menjadikan SD/SMP mereka sebagai pabrik robot:
Sekolah Robot, Anak Jadi Tambah Kreatif
BRS biasanya masuk menjadi kegiatan ekstrakulikuler di TK, SD, SMP hingga SMA. "Kami menyesuaikan dengan jadwal yang diberikan sekolah. Tapi biasanya, sebulan empat kali pertemuan,"ujar Ken. Sekolah juga tidak mewajibkan murid-muridnya untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler ini. Sebagian besar, kata Ken, murid datang karena kemauannya sendiri. Hingga saat ini, sekolah Mutiara Bunda dan Al-Irsyad memasukkan robotik menjadi kegiatan ekstrakulikuler di sekolah tersebut.
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/13/03/25/mk7h5z-sekolah-robot-anak-jadi-tambah-kreatif

Jadi jika Mendiknas Muhammad Nuh menyatakan bahwa kegiatan anak2 SMK merakit mobil Esemka di mana berbagai komponennya berasal dari mobil lain atau mobil Cina sebagai hal biasa, itu wajar. Sebab membongkar dan merakit mobil memang kegiatan pembelajaran di SMK. Justru kalau menggadang-gadangkan itu sebagai "Mobil Nasional" yang siap diproduksi massal bersaing dengan pabrik Mobil Toyota dsb itulah yang tidak wajar. Lebay.

Nuh Ragukan Esemka, Jokowi Banggakan Esemkahttp://megapolitan.kompas.com/read/2014/04/30/1941543/Nuh.Ragukan.Esemka.Jokowi.Banggakan.Esemka

Anak SMK itu baru lulus SMP. Di SMK mereka baru belajar cara-cara membuat mobil. Karenanya mereka membongkar dan merakit mobil sambil belajar komponen ini namanya apa dan fungsinya apa. Dalam setahun, paling setiap siswa yang tergabung dalam 1 tim itu membuat (merakit) 1 mobil. Jadi jika harus membuat 100 mobil setiap bulan, aneh tidak? Mereka itu anak sekolah. Bukan buruh pabrik. SMK itu Sekolah. Bukan Pabrik.

Bagi yang percaya Jokowi ingin membuat mobil murah, silahkan baca berita bahwa Jokowi tidak setuju dengan kebijakan Mobil Murah.

Jokowi: Mobil Murah Bikin Jakarta Tambah Macet
http://www.tempo.co/read/news/2013/09/10/214511925/Jokowi-Mobil-Murah-Bikin-Jakarta-Tambah-Macet

Bagi yang percaya Jokowi ingin membuat mobil Nasional agar Indonesia tidak perlu impor mobil, silahkan baca berita bagaimana Jokowi Impor 1000 bis Cina seharga @ Rp 3,8 milyar padahal INKA bisa bikin seharga Rp 3,7 milyar. Baca juga Jokowi yang beli Bis Tingkat Cina dan akan beli Monorail Cina padahal Pabrik Mobil di Indonesia seperti INKA bisa bikin itu.


Kisah Impor Bis Cina Karatan: Impor Lagi… Impor Lagi…
http://infoindonesiakita.com/2014/04/12/kisah-impor-bis-cina-karatan-impor-lagi-impor-lagi/

“Masa Lebih Mahal Bus China? Itu Juga Langsung Berkarat”
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/02/10/0728252/.Masa.Lebih.Mahal.Bus.China.Itu.Juga.Langsung.Berkarat.
Busway Karatan Asal Cina Akhirnya Masuk Kandang
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/27/083557947/Busway-Karatan-Asal-Cina-Akhirnya-Masuk-Kandang

Inobus Bus Gandeng Buatan Indonesia dari INKA
http://infoindonesiakita.com/2014/03/28/inobus-bus-gandeng-buatan-indonesia-dari-inka/


Produk china merek Foday buatan Guangdong Foday Automobile Co. Ltd http://fodayauto.gmc.globalmarket.com/products/details/explorer-vi-suv-6492f9y-632406.html sebagaimana yang tampak pada gambar di atas 

3 komentar:

  1. menurut saya sih pak Jokowi hanya berperan utk memotivasi putra daerah saja.Semacam rangsangan utk memajukan anak bangsa.Kalo soal teknis kan dari awal pak jokowi bilang tdk tahu,dan bukan kapasitasnya .Dalam perjalannya ESEMKA ternyata di persulit mau dibilang apa?Buktinya mobil TUXUCI aja dipersulit.Saya sadar bgt Pak jokowi manusia biasa pasti ada kekurangannya tapi sampai saat ini baru Pak jokowi yg memberikan harapan Indonesia bisa maju.Terserah pilihan masing2 yg pasti saya pilih Jokowi For presiden.

    BalasHapus
  2. Hahaha..sdr kamal ini sudah kebelinger dengan yg namanya pencintraan ! Jokowi itu memang manusia bukan dewa ataupun Tuhan..jd bukannya malah dibenarkan trus mas, apapun itu dalihnya

    BalasHapus
  3. Ini memang sengaja dirancang oleh Jokowi dan antek-anteknya untuk menaikan popularitasnya...makanya pilih pemimpin yang tidah pernah berbohong..Prabowo-Hatta...Bersih, Tegas, Merakyat, Jujur, dan Berwibawa..

    BalasHapus