Kamis, 20 November 2014

Harga BBM Naik: Pemerintah Dapat Rp 100 T Tapi Rugi 400 Trilyun


Pemerintah setelah menaikkan harga BBM dari Rp 6500 ke Rp 8500/liter untuk Premium dan Solar dari Rp 5500/liter jadi Rp 7500/liter pada tanggal 18 November 2014 kemarin dengan bangga menyatakan hemat Rp 100 Trilyun. Dan menyatakan akan memakai uang itu untuk membantu rakyat langsung, membangun infrastruktur seperti jalan, bandara, dan pelabuhan, serta menaikan gaji PNS, Polri, dan TNI.
Tapi apa pemerintah paham efek domino dari kenaikan harga 1 barang tersebut? Pemerintah akan mendapat kenaikan harga dari ribuan barang.
Sebagai contoh, nasi padang yang biasa saya beli Rp 10.000 jadi Rp 11.000. Naik 10%. Roti gambang dari Lauw yang Rp 5.000, naik jadi Rp 6.000. Sementara angkutan umum naik antara 25%-50%. Jika ditotal, mungkin kenaikan harga barang semuanya rata-rata 20%. Inflasi 20%.



Artinya jika APBN pemerintah sebelumnya Rp 2.000 Trilyun, itu sudah tidak cukup lagi. Karena inflasi 20% dan gaji abdi negara naik, maka pemerintah harus mengeluarkan Rp 2400 trilyun. Ada tambahan pengeluaran Rp 400 Trilyun. Setara tidak dengan Rp 100 trilyun yang didapat karena kenaikan harga BBM?
Dengan turunnya nilai rupiah, nilai tukarnya terhadap dollar bisa turun jadi Rp 13.000-14.000 per dollar. Ini akan tercapai dalam 6-12 bulan mendatang pasca kenaikan harga BBM. Jika nilai tukar jadi Rp 14.000 per dollar, "subsidi" pun terkesan jadi naik lagi. Jika pemerintah terus menaikkan harga BBM, lingkaran setan ini akan terus terjadi. Celakanya yang penghasilannya naik paling cuma 2,5% dari rakyat Indonesia seperti para PNS. Namun 90% lebih pendapatannya tidak naik sebesar itu dan akhirnya jadi termiskinkan oleh kebijakan pemerintah tersebut.
Menurut Bank Dunia, saat ini 43% rakyat Indonesia (108 juta jiwa) hidup dalam kemiskinan. Ini sebelum kenaikan harga BBM. Jika harga BBM naik lagi bisa bertambah jadi 130 juta jiwa. Jadi BLT yang cuma untuk 15,5 juta keluarga (60 juta jiwa) jelas tidak cukup. Yang 70 juta lainnya bisa mati kelaparan.
Habibie berkata: Jika harga BBM naik, saya jamin orang yang sebelumnya tidak termasuk miskin, akan jadi miskin. Itu benar. Lihat gambaran di bawah:

Sebagai contoh di Republika disebut pembeli berkurang. Artinya masyarakat terpaksa menahan lapar mereka karena uang mereka tidak cukup lagi. Sementara berita di Merdeka, baru sehari BBM naik, harga barang mulai naik. Ini mereka menaikkan harga barang stok lama yang sudah ada di toko mereka. Dengan kenaikan tarif angkutan, dsb, tentu stok baru akan jauh lebih tinggi harganya.
Ini akan meningkatkan angka kemiskinan dan juga kejahatan di Indonesia. Wabah kelaparan seperti di tahun 2008 bisa terjadi.

Harga BBM Naik: Wabah Kelaparan Tahun 2008 Terulang Lagi?


Kenaikan harga BBM ini akan merugikan pemerintah dan mayoritas rakyat Indonesia. Hanya segelintir saja yang bisa mendapat keuntungan seperti SPBU Asing, Sofjan Wanandi cs, dan juga Jusuf Kalla. Mudah-mudahan Jokowi mau membatalkan kenaikan harga BBM ini.

Kenaikan harga BBM sudah berulangkali terjadi di negara kita. Bukan kemakmuran yang didapat. Tapi kemiskinan. Tahun 2000 harga premium hanya Rp 1150/liter. Setelah dinaikkan berulang-kali hingga Rp 6.000/liter di tahun 2008, bukan kemakmuran yang didapat. Tapi wabah kelaparan. Sehingga tahun 2009 setelah JK tidak jadi Wapres lagi diturunkan harga premium jadi Rp 4.500/liter:

Wapres JK Naikkan Harga BBM 3x hingga 300% Selama 5 Tahun

Dua Hari Pascakenaikan BBM, Harga Cabe di Indramayu Meroket


Wednesday, 19 November 2014
Berdasarkan pantauan di Pasar Baru Indramayu, Rabu (19/11), kenaikan harga sayuran sebenarnya memang sudah merangkak naik sejak beberapa hari sebelum pengumuman kenaikan harga BBM. Namun pascapengumuman kenaikan harga BBM, kenaikan harga sayuran langsung makin melejit.
Hal itu seperti misalnya cabe rawit merah yang sebelumnya sudah naik pada kisaran harga Rp 50 ribu per kg, kini kembali naik menjadi Rp 70 ribu per kg. 
Kenaikan harga yang tak kalah tingginya juga terjadi pada cabe merah dari Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 40 ribu per kg, cabe rawit hijau dari Rp 35 ribu per kg menjadi Rp 50 ribu per kg. 
"Harga BBM naik, semua barang ikut naik juga," ujar seorang pedagang, Ipah.
Ipah menjelaskan, kenaikan harga sayuran maupun kebutuhan pokok lainnya disebabkan naiknya ongkos angkutan barang pascakenaikan harga BBM. Meskipun harga barang dagangannya naik, namun hal itu malah merugikannya.
"Pembeli jadi berkurang," ucapnya.


Sehari setelah BBM naik, harga sembako di Aceh meroket

Reporter : Afif | Selasa, 18 November 2014 
Menurut pengakuan seorang pedagang sembako di pasar induk Lambaro, kabupaten Aceh Besar, Sanusi mengatakan, naiknya harga barang di pasar dipicu kenaikan harga BBM dan juga terjadi kelangkaan barang di pasar. Sehingga pedagang bersepakat untuk menaikkan harga berkisar Rp 5000 setiap jenis barang.

"Selain dipicu kenaikan harga BBM, kenaikan harga barang juga disebabkan stok terbatas," jelas Sanusi, Selasa (18/11) di Pasar induk Lambaro, Aceh Besar.

Adapun Sembako yang mengalami kenaikan adalah beras biasa dari Rp 120.000 per sak menjadi Rp 125.000 per sak, telur sebelumnya Rp 230.000 per lempeng kini menjadi Rp 290.000 per lempeng. Kemudian minyak makan sebelumnya Rp 10.000 per kg naik menjadi Rp 11.000 per kg.

Kemudian gula pasir sebelumnya Rp 465.000 menjadi Rp 475.000 per sak seberat 50 kg, tepung terigu sebelumnya Rp 175.000 menjadi Rp 182.000 per sak. "Cabe justru naik drastis dari Rp 60.000 sampai dengan Rp 70.000, sedangkan untuk bawang masih normal," jelasnya.


JUM'AT, 07 NOVEMBER 2014 | 05:13 WIB

BBM Belum Naik, Harga Sayur Sudah Meroket  

TEMPO.CO , Jakarta:Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi, disikapi oleh pedagang dengan menaikkan harga bahan pokok termasuk sayuran. Di Pasar Kota Bogor, sejak sepekan terakhir harga sayur, seperti cabai dan bawang merah melonjak. (Baca : Tahun Depan, Inflasi Diprediksi 8-9 Persen) 

Semula harga bawang merah adalah Rp20 ribu per kilogram. Kini, pedagang mematok harga Rp25 ribu per kilogram. Adapun cabai merah, mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada akhir Oktober, satu kilogram cabai dijual seharga Rp20 ribu. "Sudah empat hari ini harga cabai merah naik lebih 100 persen. Sekarang per kilogram Rp56 ribu," kata Nurdin, 46 tahun, pedagang sayur di Pasar TU Kota Bogor, Kamis, 6 November 2014.



Dampak Kenaikan BBM, Harga Sembako di Kediri Meroket

Afnan Subagio
Selasa,  18 November 2014  
Dari sejumlah kebutuhan pokok tersebut, harga cabai mengalami kenaikan paling signifikan. Dari sebelumnya Rp40 ribu per kg, kini mencapai Rp55 ribu per kg.

Joko, pedagang telur di Pasar Setono Betek mengatakan, untuk harga telur naik dari Rp15 ribu menjadi Rp17 ribu per kg.
Sementara itu, harga kebutuhan pokok diprediksi akan terus mengalami kenaikan ketika para pedagang menerima kiriman stok barang yang baru.


http://infozaman.blogspot.com/2014/11/harga-bensin-naik-dari-rp-6500-jadi-rp.html

49 Balita Tangerang Derita Gizi Buruk

“Cara penanggulangan efektifnya, ya entaskan kemiskinan keluarga itu.” Data Dinas Kesehatan di tahun ini terdapat 3.045 balita mengalami gizi buruk.
http://www.poskota.co.id/news_baca.asp?id=35008&ik=4

3 Balita Busung Lapar Tewas


Kamis, 06 Maret 2008 | 12:27 WIB

TEMPO Interaktif, Kupang:Sedikitnya lima warga dari keluarga miskin di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal akibat busung lapar. Tiga di antara yang tewas itu berusia di bawah lima tahu. Dua lainnya masing berusia 13 dan 15.
Kabupaten yang paling banyak terdapat balita gizi buruk dengan kelainan klinis adalah Timor Tengah Utara yakni 81 balita, disusul Sumba Barat (27), dan Rote Ndao (13 balita). Sedangkan penderita kurang gizi paling banyak terdapat di Kabupaten Timor Tengah Selatan yakni berjumlah 12 ribu balita, Kabupaten Sikka (8.472), Manggarai (8.364), Timor Tengah Utara (7.267), dan Kupang (6.865 balita).
http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/nusatenggara/2008/03/06/brk,20080306-118718,id.html

detikcom - Bayi Busung Lapar Muncul di Aceh
Dari data yang ada, kasus gizi buruk di Aceh sampai 2006 tercatat mencapai 1.336 kasus dan 29 kasus di antaranya meninggal dunia. Sedangkan 1.030 kasus kondisinya membaik dan 177 kasus masih perlu penanganan.
www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/15/time/231955/idnews/894898/idkanal/10

Selasa, 04-03-2008

43 Balita di Pinrang Busung Lapar

http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=16380&jenis=Fokus

Rabu, 12 Maret 2008 21:48

Busung Lapar Rengut Tiga Nyawa di NTB

Kapanlagi.com - Kasus busung lapar atau gizi buruk di Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Januari hingga Maret 2008 tercatat 63 kasus, tiga orang diantaranya meninggal dunia.
http://www.kapanlagi.com/h/0000217623.html

Rabu, 05 Maret 2008 19:55 WIB

166.167 Balita di Riau Alami Gizi Buruk

Namun jumlah kasus gizi buruk berbanding terbalik dengan kasus gizi buruk kronis yang cenderung mengalami penurunan. Disebutkannya, pada 2006 lalu terdata sebanyak 41 kasus gizi buruk kronis dengan empat kasus kematian. Sedangkan pada 2005, kasus gizi buruk kronis mencapai 88 kasus dengan empat kasus meninggal dunia.

http://www.media-indonesia.com/berita.asp?Id=161801

Senin, 03 Maret 2008 14:30 WIB

Separuh Penduduk Miskin di Kalsel Belum Terdata

Sesuai data Badan Pusat Statistik di Kalsel terdapat 245.900 keluarga miskin atau 843.837 jiwa yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Namun hingga kini baru 51 persen penduduk miskin terdata lengkap dan mendapatkan kartu pelayanan asuransi kesehatan bagi warga miskin (Askeskin).
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?Id=161457

Sabtu, 01 Maret 2008 21:10 WIB

Diduga Kelaparan, Ibu dan Anak Tewas Mengenaskan

MAKASSAR--MI: Kisah tragis keluarga miskin terjadi di Makassar. Daeng Besse, 36, yang sedang mengandung tujuh bulan dan anaknya, Fahril, 4, Jumat (29/2), meninggal dunia diduga akibat kelaparan.
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?Id=161296



Selasa, 04 Maret 2008 19:45 WIB

Ratusan Ribu Warga Ponorogo Berpotensi Alami Gizi Buruk

PONOROGO--MI: Sebanyak 340.056 jiwa dari total 990 ribu penduduk Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur masuk dalam kategori keluarga miskin, yang berpotensi menderita gizi buruk.
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?Id=161631

Teori Domino Busung Lapar!

H.Bambang Eka Wijaya:

"Itu karena korban-korban yang mulai berjatuhan itu puncak gunung es, di bawahnya ada 5,1 juta balita bergizi buruk dengan 54 persen atau 2,6 juta jiwa terancam kematian seperti ditegaskan Dr. Yosep Hartadi (Buras, 3-3) dari FKUI!" timpal Umar.

http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2008030901125316

Tidak ada komentar:

Posting Komentar