IMF membunuh umat manusia tidak dengan peluru/rudal, tapi dengan wabah kelaparan
Andres Perez, Mantan Presiden Venezuela, The Ecologist Report, Globalizing Poverty, 2000
11,5 juta penduduk Indonesia kurang gizi/kelaparan
FAO, MS Encarta 2006
Neoliberalisme: Paham Ekonomi yang mengutamakan sistem Kapitalis Perdagangan Bebas, Ekspansi Pasar, Privatisasi/Penjualan BUMN, Deregulasi/Penghilangan campur tangan pemerintah, dan pengurangan peran negara dalam layanan sosial (Public Service) seperti pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Neoliberalisme dikembangkan tahun 1980 oleh IMF, Bank Dunia, dan Pemerintah AS (Washington Consensus). Bertujuan untuk menjadikan negara berkembang sebagai sapi perahan AS dan sekutunya/MNC.
“Pasar Modal” (Pasar Uang, Pasar Saham, dan Pasar Komoditas) adalah prioritas utama. Neoliberalisme lebih mengutamakan sektor keuangan (Makro) daripada sektor riel. Di Indonesia sekitar Rp 60 Trilyun/tahun untuk pemilik SBI/SUN.
Memberikan “kebijakan” pinjaman hutang dengan syarat agenda Neoliberalisme bagi dunia. Penghargaan diberikan bagi negara yang taat dan hukuman bagi yang membangkang. Afghanistan, Iraq, Korea Utara, dan Iran adalah contoh utama.
Sistem Neoliberalisme melarang campur tangan negara terhadap pengusaha/spekulan. Contohnya negara-negara di seluruh dunia tidak berkuasa menghentikan spekulasi minyak.
[caption id="attachment_178" align="aligncenter" width="500" caption="Harga Minyak Terus Meroket"][/caption]
Harga minyak dari US$ 20/brl (2002) jadi US$ 144/brl (2008). Naik 7x lipat dalam 6 tahun!
Hasil pelaksanaan Neoliberalisme di Indonesia
Pematokan Kurs (Pegged Rate) uang dihapus diganti dengan ”Kurs Mengambang” (Floating Rate). Agar nilai uang stabil pemerintah membayar sekitar Rp 60 Trilyun setiap tahun ke pemegang SBI dan ORI. Hancurnya Rupiah tahun 1998 dari Rp 2.200/1 USD hingga Rp 11.670/1 USD akibat ”Kurs Mengambang” dari Neoliberalisme.
Penghapusan ”Subsidi” BBM dan Listrik yang menaikan harga. Bensin tahun 1998 sekitar Rp 700/liter jadi Rp 6.000 di 2008 (Naik 76%/tahun).
Barang | Harga 2005 | Harga 2008 | Kenaikan |
Premium | 1.810 | 6.000 | 231% |
Beras | 3.000 | 6.000 | 100% |
Angkutan Umum | 1.000 | 2.500 | 150% |
Minyak Goreng | 4.500 | 13.000 | 189% |
UMR | 635.000 | 972.000 | 53% |
Harga barang meroket melebihi kenaikan penghasilan rakyat = Pemiskinan Massal. Rata2 kenaikan harga barang 168% > kenaikan UMR 53%.
Kenaikan BBM 30% -> Pengangguran naik 16,92%
http://www.ppk.lipi.go.id/informasi/berita/berita_detil.asp?Vnomer=986
Peneliti LIPI, Dr Wijaya Adi, tingkat kejahatan naik 16% (jadi 256.431 kasus) setelah kenaikan harga BBM tahun 2005 (Kompas, 28-5-2008 ).
http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/28/14074576/lipi.kenaikan.bbm.picu.kriminalitas
Penjualan BUMN/BUMD ke Swasta/MNC. PAM, Indosat, Telkom, Krakatau Steel dijual ke Swasta/Asing. RS Pemerintah ke Swasta. Privatisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jadi BHMN. Uang masuk/kuliah di UI Rp 200 ribu pada tahun 1998 jadi Rp 25 juta dan Rp 7,5 juta per semester tahun 2008 (Naik 365%/tahun). Neoliberalisme menjual produk kepada orang yang mampu membeli. Bukan yang membutuhkan.
Neoliberalisme memberi MNC Monopoli atas Modal tanah, uang, Sumber Daya Alam, dan sebagainya. Rakyat nyaris tidak dibagi. 69,4 juta hektar tanah dikuasai oleh 652 pengusaha/BUMN. Sementara mayoritas petani lahannya < 0,4 hektar (Bank Dunia). 90% Migas Indonesia dikuasai Perusahaan Asing. Tambang Emas dan Tembaga Papua dikuasai Freeport. Sumber daya alam dikuasai dan dinikmati MNC. Bukan oleh rakyat.
UKM hanya dapat pinjaman < Rp 7 trilyun/tahun
Dari Rp 1.982 Trilyun perdagangan saham di BEI -> Rp hanya Rp 44,37 T ke Sektor Riel (2,24%). 97% lebih tersedot untuk Spekulasi Saham. Untuk mendapat US$ Negara Berkembang harus usaha seperti menjual hasil tambang atau memproduksi barang. Sementara AS tinggal “Print” atau mencetak uang!
Penghasilan 1,3 Milyar penduduk (1/6) < US$ 1/hari. Lebih dari 80 negara tahun 1999 income per capitanya < daripada tahun 1989.
Tahun 1980: Pendapatan 20% teratas = 45 x 20% Terbawah
Tahun 2000: Pendapatan 20% teratas = 75 x 20% Terbawah
(Tabb, William K. "Globalization." Microsoft® Encarta® 2006)
Sejak 1994-1998, nilai kekayaan 200 orang terkaya di dunia bertambah dari US$ 40 Milyar jadi > US$ 1 Trilyun. Aset 3 orang terkaya di dunia > dari GNP 48 negara terbelakang
(The United Nations Human Development Report, 1999)
Ada alternatif ekonomi yang lebih baik untuk rakyat ketimbang sistem Neoliberalisme. Sistem Ekonomi Alternatif ini memberikan keadilan dalam pembagian modal dan sumber daya alam serta harga kebutuhan pokok yang stabil dan terjangkau bagi rakyat. Sistem Ekonomi Islam, Sosialis, atau Pancasila memberi negara wewenang untuk mendistribusikan modal dan SDA. Sistem ini juga memberi negara hak untuk menguasai dan mengelola faktor produksi penting dan menguasai hajat hidup orang banyak. Sementara pada sistem Neoliberal, itu dikuasai oleh MNC yang hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya dan merampas modal dan SDA dari rakyat.
Anda bisa mendownload file Presentasi NeoLiberalisme Bertentangan dengan Islam dan Pancasila di:
http://www.mediafire.com/?zznm5ddao5t
Anda bisa memperbaiki dan mempresentasikannya untuk memberikan pencerahan kepada rakyat bagaimana berbahayanya Sistem Ekonomi Neoliberalisme dan sebenarnya ada banyak Alternatif untuk menggantikannya.
Tentu presentasi ini ada kekurangannya. Anda bisa mengirimkan masukan/koreksi ke agusnizami@yahoo.com.sg. Insya Allah Perbaikan dan koreksi akan diupload di:
http://infoindonesia.wordpress.com
Referensi:
- ”Ekonomi Islam Vs Ekonomi Neo-Liberal”, M. Arif Adiningrat dan Farid Wadjdi
- LIPI
- Kompas
Trims banyak
BalasHapus[...] Neo Liberal VS. Islam dan Pancasila Ditulis dalam Studi Kasus by sawungjati di/pada Juli 29th, 2008 Download File Presentasi Neoliberalisme Bertentangan dengan Islam dan Pancasila Gratis [...]
BalasHapus[...] Download File Presentasi Neoliberalisme Bertentangan dengan Islam dan Pancasila Gratis [...]
BalasHapusMmmm, dari data itu sebenarnya inflasi sudah diperhitungkan belum, mas? Terus pengurangan subsidi, apa itu dikategorikan sebagai tindakan neoliberalisme?
BalasHapusSoal negara diberi hak untuk mengelola hak hidup orang banyak, apa kita masih belum juga belajar dari hasil pelayanan PLN dan PAM? Kurang monopoli apa lagi mereka?
Terus mengenai sistem Ekonomi Islam, tujuannya ngomong yang mana nih? Islam pada masa Muhammad, atau Islam pada masa bani Umayyah dan seterusnya? Memangnya pada masa Muhammad ada sistem monopoli sumber daya?
Sekarang PAM dikelola swasta dan asing, oleh Pam Lyonnaise dan Aetra (dulu Thames PAM Jaya). Hasilnya tetap buruk dan tarif justru naik terus.
BalasHapusZaman Nabi dulu ada Yahudi yang memiliki sumber air dan menjualnya. Jadi monopoli sumber daya sudah ada.
Namun oleh sahabat Nabi sudah dibeli dan dibagikan gratis.
Jadi sumber daya yang merupakan kebutuhan pokok manusia harusnya tidak boleh dimonopoli oleh swasta/asing.
Bagaimanapun kita dipaksa mengikuti arus ini, dengan cara halus seperti pemilu curang, propaganda yang sistematis ,mereka dengan mudahnya membentuk opini ,menempatkan pion pion di negara yang mempunyai sumber daya alam melimpah, dan mencurinya.mereka akan memuji negara tersebut,dan pejabatnya bila ada pejabat yang pro rakyat langsung dimusnahkan (AGEN MEREKA BANYAAK SEKALI). Bila cara ini tidak berhasil (seperti kasus irak yang tidak pernah mau tunduk pada tekanan negara barat) mereka membentuk opini internasional seperti senjata nuklir. Sejak saat itu mereka tidak ragu maupun malu menyerang negara kaya minyak untuk selanjutnya membentuk negara boneka sehingga bisa dibuat deal deal yang fantastis untuk menguras sumber daya alamnya. Sejak zaman voc sampai sekarang mereka itu sama. BAGAIMANA CARA KITA MENGHADAPI MEREKA ? ini yang harus ditemukan, walaupun suliiiit sekali. MEREKA ADALAH RAKSASA BILA DIBANDINGKAN KITA.
BalasHapus