Selasa, 09 September 2008

Isyu Jual Beli Kursi Caleg dan Pemukulan Djoko Edhi

[caption id="attachment_211" align="alignleft" width="204" caption="Djoko Edhi"]Djoko Edhi[/caption]


Di bawah adalah berbagai berita tentang isyu jual beli kursi Caleg dan pemukulan yang dilakukan Caleg PPP, Djoko Edhi Abdulrahman, terhadap mantan politikus PPP Bahrudin Dahlan. Baharudin menuduh Djoko Edhi menjadi calo kursi caleg di PPP.



Terlepas dari benar-salah berita tersebut, jika benar ada parpol yang memperjual-belikan nomor urut Caleg yang jadi, maka yang jadi ”Wakil Rakyat” adalah para ”Penyuap” yang pada akhirnya bukan membela rakyat, tapi berusaha dengan berbagai cara untuk mengembalikan uang yang telah dia berikan kepada Parpol tersebut.



Harusnya Caleg dipilih berdasarkan suara terbanyak/pilihan rakyat. Bukan berdasarkan banyaknya uang yang dia setor ke Parpol.



Semoga saja pemilihan Caleg betul-betul berdasarkan pilihan rakyat. Bukan berdasarkan nomor urut yang ditentukan oleh partai.


10/09/2008 07:20 wib - Nasional Aktual


Djoko Edhi Pukul Bahrudin


Buntut Jual-Beli Nomor Urut Caleg PPP



Jakarta, CyberNews. Kasus jual-beli kursi caleg berbuntut panjang. Syuting acara salah satu tv swasta semalam pun kisruh. Acara pengambilan gambar di Wisma Nusantara Jalan M Thamrin Jakarta itu diwarnai aksi pukul antara mantan politikus PAN Djoko Edhi Abdulrahman dan politikus PPP Bahrudin Dahlan.



Sebelum acara tersebut, Djoko Edhi dan Bahrudin sudah saling serang. Bahrudin menyebutkan Djoko Edhi menjadi calo kursi caleg di PPP. Merasa difitnah, Djoko Edhi meminta perhitungan kepada Bahrudin.



Djoko Edhi yang kini mendaftar sebagai caleg PPP itu tiba di lobi Wisma Nusantara pukul 20.15. Tak Lama kemudian, Bahrudin yang beralih menjadi caleg PAN tiba di tempat sama pada pukul 20.30.



Tanpa basa-basi, Djoko Edhi langsung memukul kepala Bahrudin yang sedang bersalaman dengan beberapa orang. Djoko menghunjamkan delapan pukulan ke kepala Bahrudin.



Bahrudin yang baru saja dipukuli tidak berkomentar apapun. Sambil memegangi kepalanya, Bahrudin keluar dari lobi gedung. Kru televisi dan beberapa wartawan yang berada di lokasi langsung memisahkan keduanya. Djoko Edhi dibawa kru ke sebuah ruangan, sementara Bahrudin langsung diamankan ke luar gedung.



Selanjutnya, format acara tv tersebut diubah. Acara yang seharusnya dimulai pukul 21.00 itu molor sekitar 10 menit. Bahrudin akhirnya tidak dihadirkan dalam acara tersebut namun hanya melalui telepon.



Dalam sesi pertama, Djoko Edhi masih belum bisa mengendalikan emosinya. Dia terus mengumpat kepada Bahrudin yang diwawancara melalui telepon.


"Tidak ada ampun untuk orang yang zalim. Masak saya dituduh jual nomer caleg," katanya. "Kalau dituduh terima Rp 250 miliar sih nggak apa-apa, lha ini cuma Rp 250 juta," ujarnya.



Presenter acara Grace Natalia yang memandu acara pun berusaha menenangkan Djoko. Namun hal itu tidak digubris oleh Djoko. Ditantang soal bukti jual-beli nomor urut caleg, Bahrudin mengaku punya bukti. "Saya punya buktinya, saya punya saksi. Tapi saya tidak akan mengatakan sekarang. Nanti saja di pengadilan," jawab Bahrudin.



"Kalau begitu, nanti malam bawa orang itu ke saya," kata Djoko Edhi lagi. Tak mau kalah, Bahrudin pun ganti mengancam Djoko Edhi. "Masa lalu Anda itu sudah di tangan saya, Anda jangan ancam-ancam saya," katanya. Mendengar itu, Djoko Edhi hanya tertawa-tawa. "Ah hebat sekali Anda," katanya.



Baca artikel selengkapnya di:



http://www.suaramerdeka.com/beta1/index.php?fuseaction=news.detailNews&id_news=13487



Setelah Pukuli, Djoko Edhi Bentak-bentak Bahrudin


Ken Yunita - detikNews



Jakarta - 8 Pukulan ke Bahrudin rupanya belum membuat Djoko Edhi Abdrurrahman puas. Dengan wajah merah, mantan politisi PAN itu terus membentak dan menuding Bahrudin Dahlan.



"Saya orang Madura. Saya akan tetap jadi orang Madura," kata Djoko Edhi sambil menuding wajah Bahrudin.



Bahrudin yang baru saja dipukuli tidak berkomentar apapun.


Baca artikel selengkapnya di:



http://www.detiknews.com/read/2008/09/09/211503/1003330/10/setelah-pukuli,-djoko-edhi-bentak-bentak-bahrudin



Melalui Voting, Anggota F-PAN Djoko Edhi Direcall dari DPR



Kamis, 23 Peb 06 09:44 WIB



Djoko Edhi S. Abdurrahman terpaksa harus menerima kenyataan pahit. Setelah melalui proses panjang, akhirnya DPP PAN pun me-recall Edhi dari keanggotaan partai berlambang matahari. Tak hanya itu. Ia juga didepak dari keanggotaan DPR-RI.



Keputusan ini diambil secara voting dalam Rapat DPP PAN pada Rabu (22/2) dini hari di Jakarta. Sebelum keputusan itu diambil pengurus harian DPP PAN sempat terjadi argumentasi yang cukup alot, namun setelah divoting dari 108 suara sebanyak 56 suara menyatakan Djoko Edhi bersalah, 45 suara mendukung serta tetap ingin mempertahankan Djoko Edhi di DPR RI, dan 8 suara abstain.



Sanksi terhadap Djoko Edhi ini sudah lama diberitakan sejak anggota Komisi III DPR RI itu berangkat ke Mesir bersama rombongan BURTDPR RI pada akhir Desember 2005 lalu. Saat itu Djoko Edhi menegaskan jika studi banding BURT DPR itu tujuannya antara lain untuk mengkaji masalah perjudian di negara Piramida itu.



Namun ini dibantah keras oleh Ketua Fraksi PAN DPR Abdillah Thoha jika tidak ada program kajian judi itu baik di BURT DPR maupun di Prolegnas (Program Legislasi Nasional) DPR, apalagi di DPP PAN.



Ketika dikonfirmasi, Sekjen DPP PAN Zulkifli Hasan membantah jika recall terhadap Djoko Edhi itu akibat masalah judi. Melainkan akibat kesalahan yang dilakukan Djoko Edhi selama ini baik menyangkut institusi DPR RI maupun DPP PAN.



Djoko Edhi sendiri ketika ditanya menyatakan menerima keputusan itu. Djoko Edhi mengaku akan mengupayakan ke arbitrase partai. "Saya terima karena sudah diputuskan secara terbuka. Mungkin kemampuan saya cukup sampai di sini," aku Djoko Edhi wartawan di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Rabu (22/2).



Di mata wartawan politisi asal Madura itu dikenal baik dalam memberikan informasi terkait komisinya di DPR selama ini. Bahkan disebut cukup vokal dan terbuka pada pers. Seperti informasi yang dikatakannya mengenai studi banding judi berikut anggarannya yang digunakan oleh BURT DPR, kunjungan ke Bali yang memanipulasi anggaran, dan lain-lainnya. (dina)



Baca artikel selengkapnya di:



http://www.eramuslim.com/berita/nas/6222162955-melalui-voting-anggota-f-pan-djoko-edhi-direcall-dpr.htm?prev




Dikonfirmasi, Djoko Edhi Kok Ngamuk?



Apalagi, Bahrudin yang melaporkan perkara itu di Polres Metro Jakarta Pusat, menyatakan, saat melakukan pemukulan, Djoko dalam pengaruh obat-obatan terlarang. Menurutnya, Djoko sudah lama menjadi pencandu obat-obatan. Namun, ia mengaku sengaja membiarkan Djoko memukulinya, karena mengetahui mantan Wakil Sekretaris Fraksi PAN tengah mabuk.



Djoko saat itu tak kunjung mengangkat ponselnya. Namun, pada Rabu (10/9), telepon INILAH.COM berdering yang ternyata berasal dari Djoko. Kami langsung menanyakan langkah-langkah yang akan ditempuhnya berkaitan dengan laporan Bahrudin.



"Mau ngapain nanya? Sudahlah, kan banyak pernyataan saya di berbagai media. Itu saja yang ditulis," hardiknya.



Saat ditanya mengenai pernyataan Bahrudin bahwa ia dalam keadaan mabuk akibat pengaruh obat-obatan, nada bicara Djoko meninggi. "Obat apa? Obat anjing? Anda bisa saya hajar juga ya. Kalau berani Anda ke rumah saya, atau saya yang akan samperin."



Djoko juga mengeluarkan sejumlah kata-kata kasar dan makian yang tentu saja tak mungkin kami muat. Ia akhirnya menutup telepon sendiri.[R2]



Baca artikel selengkapnya di:



http://www.inilah.com/berita/politik/2008/09/10/48878/dikonfirmasi-djoko-edhi-kok-ngamuk/




Pertikaian Caleg PPP, Bahrudin Dipukul Djoko Edhi



indosiar.com, Jakarta - Peristiwa memalukan antara dua calon anggota legislatif dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Selasa (09/09) malam, terjadi di Jakarta. Mantan politisi PAN yang kini menjadi caleg PPP Djoko Edhi Abdul Rahman tidak dapat menahan emosi dan memukul caleg PPP lainnya Bahrudin. Tindakan itu dilakukan Djoko Edhi karena merasa tersinggung atas ucapan Bahrudin.



Bahrudin Dahlan melaporkan pemukulan dirinya oleh Djoko Edhi ke Polres Metro Jakarta Pusat. Dalam laporannya, Bahrudin menyebutkan dia dipukul berulang kali oleh Djoko Edhi yang emosi menyusul pernyataan Bahrudin yang menyebut bahwa sebagian caleg PPP memberikan mahar sebesar 250 juta rupiah kepada Ketua Umum agar menjadi caleg nomor satu di PPP. Akibat pemukulan oleh Djoko Edhi, Bahrudin yang mengaku sudah meminta maaf atas pernyataannya mengalami lebam dibagian wajahnya.



Baca artikel selengkapnya di:



http://www.indosiar.com/news/fokus/75597_pertikaian-caleg-ppp-bahrudin-dipukul-djoko-edhi



3 komentar:

  1. Subuh dini hari bulan terlihat masih teramg benderang.

    Sejak BBM akan dinaikan mungkin kitalah blogger yang paling dinamis dan paling gila dengan perang pemikiran utk merasionalisasikan arah kebijakan utk berpihak pada rakyat.Sambung menyambung dan kadang terlalu dinamis menguras waktu dan tenaga juga pemikiran hingga kadang pekerjn sedikit terbengkalai.Melebar hingga terlalu luas, namun berpengaruh sangat besar untuk kita sikapi.Mengejar hingga batas terakhir.

    Masalah nomor urut dan broker parpol kita sepakat utk dibubarkan, dilihat dari cth kasus yang ada.
    Masalah ini smoga tlh usai dengan diberlakukan UU Pemilu No.10/2008 oleh KPU Pusat
    meskipun blm tuntas, masih banyk yang selesai.Masih ada kritik yang lain dan ada juga yg krng signifikan. Cth parlemen watch (legowo) mempersoalkan tanda contreng bukan coblos ini memang sepele tetapi sah-sah saja.Juga penentuan Dapil (daerah Pemilihan)parpol. Nah ini ckup baguslah.

    Smntara menrt saya masih byk juga yang belum selesai dari masalah politik uang, dialog dan debat kandidat, juga kontrak politik. Begitupula masalah KPU harus menggunakan visi teknologi(e-government)canggih agar menghemat beban biaya negra. Pembangunan masalah politik 3 tahun ini semoga segera tuntas.

    Salam dan selamat sahur

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah sama2 akh.
    Mungkin memang perlu dibuat kontrak politik.
    Misalnya:
    1. Berapa harga Bensin di Indonesia jika harga minyak dunia US$ 120/brl, 150/brl, 200/brl?
    2. Kekayaan Alam Indonesia dikelola oleh: BUMN atau Swasta/asing?
    3. Sistem Ekonomi yang dipakai apa? Kerakyatan/Neoliberalis?
    4. Biaya Pendidikan SD-Universitas: Murah atau terserah pasar?
    5. RS Pemerintah dan PTN: Dikelola negara atau diprivatisasi?

    Mungkin perlu dikembangkan kontrak politik/poin2 yang lebih baik, sehingga bisa diajukan ke semua capres.

    BalasHapus
  3. PTN saat ini msh blm jls dan relatif sekali dgn 3 status kategori : PTN biasa, PTN BLU, PTN BHP
    hasil kmrn SMPTN kini semua klas sosial ekonmi tertampung utk diakomodir. Tetapi toh masih ada juga kampus yg membuka klas khusus apakah ini membuat mutu kampus mnjadi menurn atau smkn kapitalis.Trgantng dari kbjkan dan iklim yg ada dari kampus tsb.

    100 T dari pst utk anggaran pdkkn masih bnyk kendala utk sklh mrah atau gratis.Lbh cndrng pada kesjahteraan guru, masalh korupsi yg masih mnjadi kndala, dll.

    BalasHapus