Senin, 08 Oktober 2012

Tak Semua Pasar Pemda/Rakyat Bisa Dijadikan Mal

Saat ini marak terjadi peralihan pasar yang semula merupakan pasar Pemda seperti PD Pasar Jaya/Pasar Rakyat, setelah kebakaran dan direnovasi berubah jadi Mal.


Sayangnya Mal ini harga sewa dan operasionalnya amat mahal. Sehingga mengakibatkan harga-harga barang juga jadi mahal. Ini memberatkan para pedagang kecil dan juga rakyat kecil.


Sebagai contoh, untuk sewa kios saja paling murah Rp 20 juta/bulan. Buat toko dengan omset Rp 200 juta/bulan mungkin cuma menaikkan harga sekitar 10% saja. Tapi bagaimana dengan pedagang kecil yang omsetnya hanya Rp 10 juta atau Rp 20 juta/bulan?


Buat yang omsetnya Rp 10 juta/bulan, maka untuk menutupi sewa Mal yang Rp 20 juta/bulan, mau tidak mau dia harus menjual produknya jadi Rp 30 juta/bulan. Artinya kalau semula harga barangnya Rp 20 ribu per item, dia harus menaikkan harganya jadi 3 kali lipat yaitu Rp 60 ribu per item.


Ini memberatkan pedagang tersebut dan juga pembelinya. Tak heran jika dagangannya akhirnya tidak laku. Banyak kios-kios di Mal yang akhirnya tutup atau berkali-kali berganti penghuni karena omsetnya tidak cukup untuk membayar sewa mal tersebut.


Biaya operasional Mal yang pakai AC, Escalator, Lift, dsb tentu amat tinggi. Akibatnya sewa Mal pun jadi mahal. Memang bagi pengunjung akan terasa nikmat merasakan jalan-jalan di Mal yang indah dengan AC yang dingin. Tapi yang membeli barang-barang di Mal hanya segelintir saja. Paling kurang dari 10%. Sisanya sekedar Window Shopping atau jalan-jalan. Kalau pun ada yang dibeli, cuma sedikit dengan harga yang murah.


Ada saya lihat Mal yang lebih banyak jumlah pramuniaganya ketimbang pembelinya!



Padahal jika Pasar Rakyat itu sederhana, misalnya dengan ventilasi yang baik,  pohon yang rindang, tentu tidak perlu memakai AC. Biaya operasional jadi murah. Kemudian jika cuma 4 lantai tentu masih bisa naik turun tangga biasa. Contoh pasar yang sederhana ini adalah Pasar Pramuka di Jakarta Timur yang merupakan pusat penjualan alat-alat kesehatan dengan harga yang sangat murah. Kalau sudah jadi Mal, bisa jadi harga jualnya jadi mahal.


[youtube http://www.youtube.com/watch?v=nTdCV11oYpE?rel=0&w=480&h=360]


Pasar Tradisional yang berupa jalan mati yang dijadikan sebagai tempat berdagang sebetulnya amat murah. Tinggal bagaimana diatur agar rapi, teduh, dan tidak kotor. Beri naungan agar penjual dan pembeli tidak kepanasan. Jika perlu, ditanami pohon rindang di sisi jalan.



Referensi:


WEDNESDAY, 04 APRIL 2012 20:04
Pedagang minta PD Pasar tetap komit
Warta
SASTROY BANGUN
WASPADA ONLINE
(WOL Photo)
MEDAN - Kebijakan dan pembenahan pasar tradisional yang telah digalakkan Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Medan, Benny Sihotang membuat simpati pedagang Pusat Pasar.

Ketua Pedagang Kecil Menengah Pusat Pasar (PKMPP) Medan, Deman Bangun, menegaskan kepada wartawan di gedung DPRD Medan, bahwa pihaknya mendukung sepenuhnya kinerja Dirut PD Pasar Kota Medan. Diungkapkan Deman Bangun, pedagang Pusat Pasar secara umum tidak ada keberatan soal kenaikan tarif distribusi pasar tradisional. Alasannya, karena tampak jelas kinerja pihak PD Pasar dalam melakukan pembenahan pro kepada pedagang.

"Seperti contohnya di Pusat Pasar sudah tampak bersih dan telah dilakukan penertiban aliran listrik. Pintu masuk ke Pusat Pasar juga sudah dibenahi dan tidak boleh lagi parkir di situ," ungkap Deman didampingi Wakil Ketua, Fajar Perangin-angin serta Sekretaris Matius Sitepu.

Ditambahkan, dalam waktu dekat ini pihak Bank Mandiri juga memberikan bantuan ke Pusat Pasar, berupa pemasangan besi stenlis menuju tangga utama yang selama ini kayu.

"Selama Benny menjadi Dirut PD Pasar sudah banyak perubahan karena pak Benny sering terjun ke lapangan. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Dirut PD Pasar, membuat kami pedagang Pusat Pasar, khususnya PKMPP mendukung dan yakin pasar tradisional Medan semakin lebih baik. Sudah banyak perubahan dan bagus kinerjanya. Pak Benny orangnya lincah bekerja," tegas Demin.

Pihak koperasi pedagang Pusat Pasar ini, juga berharap agar PD Pasar tetap komit mengelola pasar tradisional ke lebih yang baik lagi."Surat kami juga sudah ada ke DPRD Medan dan tembusan ke Walikota, agar dalam pembahasan kenaikan distribusi pasar tradisional, kami pedagang Pusat Pasar diikutsertakan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPRD dan PD Pasar," harap Demin, tadi sore.

Kami minta juga kepada DPRD Medan, agar mengundang seluruh wadah para pedagang yang ada di Kota Medan, bila membahas soal kenaikan tarif distribusi pasar tradisional.

Hal senada, Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Benny Sihotang mengklaim pihaknya sudah berhasil melakukan pembenahan pasar tradisional di Kota Medan.

Bahkan, Persatuan Pedagang Pasar Sumatera Utara (P3TSU) ditantangnya untuk menyerahkan bukti dan memberikan solusi bagaimana membenahi pasar, jika memang PD Pasar dinilai belum berhasil dan dia diminta untuk mundur dari jabatannya.

"Ukuran-ukuran ketidakberhasilannya harus jelas. Kalau ukurannya cuma Pasar Petisah, tidak bisa di terima karena sekarang ini kami sedang bekerja membenahi lantai dua pasar," katanya di Medan, hari ini.

Menurutnya, PD Pasar sudah berhasil melakukan pembenahan yang dapat dilihat dari kebersihan pasar dan perbaikan pada beberapa pasar khususnya di kawasan Medan Utara.

Namun untuk pembenahan pedagang kaki lima (PKL), dia mengakui belum sepenuhnya bisa dilakukan karena pihaknya masih kesulitan mencari tempat untuk menampung seluruh PKL tersebut.

Untuk di Pasar Petisah, pihaknya masih mempersiapkan lokasi di lantai dua. Sekarang sedang dalam tahap perbaikan tangga yang diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp105 juta.

"Nilai yang dibutuhkan untuk memperbaiki tangga itu sudah lebih dari Rp100 juta, otomatis harus melalui tender jadi butuh proses. Karenanya seluruh PKL terpaksa masih kami biarkan tetap berjualan di halaman parkir Pasar Petisah sampai lantai dua selesai diperbaiki," ucapnya.

Sedangkan di pasar lainnya seperti Pasar Sei Sikambing, pihaknya tidak berwenang menertibkan karena bukan termasuk wilayah wewenang PD Pasar. Jadi penertiban PKL di pasar tersebut sebenarnya menjadi wewenang pihak kecamatan.

Pihaknya hanya membenahi Pasar Sei Sikambing agar seluruh PKL berjualan di dalam pasar. Jadi tidak lagi berjualan di luar pasar bahkan di pinggir jalan sehingga mengganggu lalu lintas."Jadi sekarang kami hanya bisa melakukan penataan agar pedagang berjualan rapi, kebersihan dan menjaga estetika.

Kami tidak bisa melakukan penggusuran karena pemerintah tidak juga bisa memberikan lapangan kerja," ucapnya.

Secara keseluruhan, sesuai indikator yang disebutkan tadi, Benny menegaskan pihaknya sudah berhasil membenahi pasar. Selanjutnya PD Pasar hanya akan terus fokus melakukan penataan dan renovasi beberapa pasar dari total 52 pasar yang dibawah pengelolaan PD Pasar.

"Pada dasarnya kami ingin memperbaiki seluruh pasar secepatnya tapi keuangan terbatas. Dana penyertaan modal yang sebelumnya akan diberikan kepada PD Pasar, belum dikucurkan sampai sekarang," katanya.

Editor: PRAWIRA SETIABUDI
(dat06/wol)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=240940:pedagang-minta-pd-pasar-tetap-komit&catid=14:medan&Itemid=27

Tidak ada komentar:

Posting Komentar