Kota Seattle di AS membangun Hutan Kota yang bisa dimakan buah2annya (Massive Edible Forest) seluas 28.000m2. Hutan tersebut diisi dengan pohon Apel, Pir, Kesemek, Blueberry, Chestnut, dsb. Sehingga warga, pengunjung, manusia, dan makhluk lainnya bisa memakan makanan secara gratis. Hutan ini letaknya hanya 4 km dari pusat kota Seattle.
Bukan sekedar makanan gratis, tapi hutan pangan ini juga menyediakan buah-buahan yang sehat untuk kesehatan dan diet.
Tanaman diatur sehingga ada pohon besar yang rindang yang bisa menaungi, pohon-pohon sedang, dan juga tanaman semak-semak yang kecil. Jenis tanaman diatur sehingga selain ada tanaman yang menghasilkan makanan, ada juga bunga-bunga yang menarik lebah untuk mengawinkan tanaman-tanaman tersebut dan juga menghasilkan madu. Serangga lain yang bisa jadi predator hama alami juga akan datang dengan tanaman khusus sehingga tidak diperlukan lagi pestisida kimia yang berbahaya.
Di tempat lain juga diatur bagaimana hewan-hewan yang bisa dimakan seperti burung-burung dan binatang lainnya bisa hidup dan tinggal di situ. Warga diharap bisa menikmati secukupnya dan menyisakannya untuk yang lain.
Sebetulnya apa yang dilakukan oleh orang-orang Barat tersebut sudah dilakukan oleh nenek moyang kita. Nenek moyang kita sudah biasa bertani dan berkebun. Selain ada yang menanam padi, jagung, kentang, dan singkong, yang bukan petani pun ada yang menanam pisang, mangga, rambutan, jambu, mengkudu, dan sebagainya. Semua bisa dimakan atau dipakai sebagai obat herbal.
Ada juga yang beternak ikan dan bebek di bawah rumah panggungnya dan juga hewan lain seperti ayam, kambing, dan sapi. Waktu saya kecil di Banjarmasin, rumah kami adalah rumah panggung yang kecil. Naik tangga sekitar 50 cm. Di bawahnya ada rawa yang berisi ikan papuyu dan lainnya. Jadi kalau mau makan ikan, tinggal turunkan pancing ke sela-sela papan di pelataran rumah. Ada pun makanan ikan tersebut ya dari kotoran WC yang jatuh ke situ.
Di tempat lain yang rumah panggungnya lebih besar dan tinggi (1 meter bahkan lebih) bahka ada yang beternak itik di bawah rumah mereka. Jadi struktur rumah panggung selain bermanfaat untuk menyerap air hujan, menghindari banjir, juga bermanfaat untuk beternak ikan atau itik di bawahnya.
Dengan menanam tanaman yang bisa menghasilkan makanan dan juga ternak yang bisa dimakan, separah apa pun ekonomi dunia seperti saat migas dan batubara habis atau resesi ekonomi yang hebat, tetap ada makanan yang bisa dimakan.
Perbankan, Asuransi, Perusahaan2 Komputer, dan berbagai bisnis jasa lain boleh runtuh, tapi selama kita menanam tanaman pangan dan memelihara hewan ternak yang bisa dimakan, kita tetap akan aman.
Video tentang Hutan Pangan:
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=4Ul1bI2lr8I?rel=0&w=480&h=360]
Mohon sebarkan ke yang lain:
http://infoindonesia.wordpress.com/2012/11/10/hutan-pangan-gratis-di-kota-seattle/
Sumber:
http://www.tirnasaor.com/07/18/edible-forest-gardens/
http://news.discovery.com/earth/edible-forest-free-for-all-in-seattle-120321.html
http://peternakansukanegeri.blogspot.com/2010/10/ternak-itik-sarani-di-komering.html
http://anak-kolaka.blogspot.com/2012/08/geliat-kelompok-belajar-perempuan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar