Berlawanan dengan Bis di Kota Jakarta yang amat penuh sehingga para penjahat seperti copet bisa merajalela, di Kota Amsterdam Bis begitu lengang. Ini karena pemerintah menjamin kesejahteraan para sopir dan juga perawatan bis sehingga sopir berangkat tepat waktu meski penumpang hanya 1 orang. Seharusnya memang begitu. Pemerintah bertugas melayani rakyat. Bukan jadi makelar agar pengusaha swasta bisa meraih untung sebesar-besarnya dari transportasi yang merupakan Public Service / Layanan Masyarakat yang harus diberikan oleh pemerintah.
Seorang Warga Negara Indonesia yang tinggal di Amsterdam menceritakan pengalamannya naik Bis hanya seorang diri dengan bis yang amat bersih dan rapi karena senantiasa dirawat oleh pemerintah.
Tapi dengan jumlah penduduk kurang dari 800 ribu jiwa sementara luas 219 km2, kepadatan Amsterdam hanya 1/4 Jakarta. Jumlah penduduk dengan luas jalan masih sebanding. Ibukota negara lain seperti Washington DC (ibukota AS), Canberra (ibukota Australia), dan Ottawa (ibukota Kanada) jumlah penduduknya juga sekitar 500 ribu jiwa saja. Ini karena pemerintah mereka memindahkan ibukota ke kota baru yang sengaja dirancang dari awal sehingga jumlah penduduknya tidak banyak dan juga tidak macet. Beda dengan Jakarta yang penduduknya 10 juta dengan jumlah penduduk Metropolitan sekitar 30 juta jiwa.
[caption id="attachment_1711" align="alignleft" width="306"] Penumpang Bis Amsterdam[/caption]
Beautifiul SunDukung JOKOWI - AHOK untuk GUBERNUR DKI
about an hour ago
Ini sebagai studi banding aja (caileeee.....). Hari Minggu dapet giliran kerja, naik bus gandeng pagi2 cuma dewe'an. Hmmmm gak mungkin ya di Jakarta, tapi yang bisa ditiru paling gak kebersihanya.. Boleh duwnk....BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA!
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=522503821102845&set=o.420510097966592&type=1&theater
Tidak ada komentar:
Posting Komentar