Senin, 18 Maret 2013

Berkurangnya Lahan Pangan Indonesia dan Meningkatnya Lahan Perkebunan Kelapa Sawit

Dari 252 negara, Indonesia adalah negara ke 15 paling luas di dunia dengan luas 1,9 juta km2. Atau 190 juta hektar.
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/rankorder/2147rank.html


Jika 100 juta petani Indonesia dan keluarganya diberi lahan 1 ha saja, maka masih tersisa 90 juta ha tanah. Ini bisa menghasilkan 600 juta ton beras (kalau semua ditanam beras). Padahal konsumsi beras Indonesia cuma 34 juta ton beras/tahun. Artinya Indonesia bisa ditanami berbagai tanaman hingga berswadaya. Apalagi tanaman seperti bawang itu kan konsumsinya tidak sebanyak beras. Untuk 100 gram beras, paling cuma butuh 5 gram bawang putih atau hanya 1/20 saja.
Yang harus diperhatikan adalah luas perkebunan Kelapa Sawit dari 100 ribu ha di tahun 1967 jadi 7,8 juta hektar di tahun 2010. Naik 78x lipat. Padahal penduduk Indonesia paling cuma naik 3x lipat pada kurun waktu yang sama.
http://ditjenbun.deptan.go.id/cigraph/index.php/viewstat/komoditiutama/8-Kelapa%20Sawit
Perkebunan Asing menggarap kelapa sawit dan mengekspornya ke seluruh dunia.


Sebaliknya, luas sawah di Indonesia menyempit sehingga rakyat Indonesia kekurangan beras. Bahkan luas Sawah di Indonesia lebih kecil daripada Thailand. Padahal Thailand yang luasnya hanya 500 ribu km2 itu cuma 1/4 Indonesia dgn jumlah penduduk hanya 1/3 Indonesia.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/01/0713124/Luas.Sawah.Indonesia.Kalah.Dibanding.Thailand


Jadi ini adalah KEBOHONGAN PUBLIK. Bohong itu adalah 1 ciri dari orang MUNAFIK!


Jadi ngapain investasi Sapi dan Beras di Luar Negeri sementara rakyat Indonesia ini ada puluhan juta yang menganggur?


Apa para ekonom/tim ahli pembuat kebijakan di pemerintah terdiri dari orang2 "PINTAR" semua sehingga kebijakannya jadi "keblinger"?




Lahan Pertanian Terbatas, RI Pilih Investasi Sapi dan Beras di Luar Negeri


Mega Putra Ratya - detikfinance

Rabu, 13/03/2013 15:36 WIB



Foto: Dok. detikFinance

Jakarta - Untuk mengamankan pasokan pangan di dalam negeri, pemerintah dan Komite Ekonomi Nasional (KEN) tengah mengkaji rencana untuk investasi pertanian dan peternakan di luar negeri.

Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung mengatakan, tanah pertanian di Indonesia tidak akan cukup untuk untuk memenuhi kebutuhan 250 juta penduduk yang ada di Indonesia. Karena itu sedang dikaji untuk menggunakan lahan pertanian di negara lain.

"Kita cuma punya tanah 2 juta kilometer persegi, yang diberikan makan 250 juta, dan pelan-pelan akan 300 juta atau 350 juta. China telah mulai melakukan itu untuk menjamin ketersediaan pangan dan energi dia. Afrika praktis semua sudah dikontrol oleh China dengan memberikan bantuan masuk nanti untuk bisa kontrol juga," tutur Chairul usai rapat dengan Presiden SBY di Istana Negara, Rabu (13/3/2013).

Dikatakan Chairul, untuk beternak 1 ekor sapi dibutuhkan lahan seluas 2 hektar. Jika ingin mempunyai 1 juta ekor sapi dibutuhkan 2 juta hektar, dan Indonesia tidak mempunyai lahan seluas itu khusus untuk peternakan.

"Makanya kita tadi mikir untuk sapi oke, Indonesia akan investasi di negara luar, di mana nanti hasil produksinya diakui sebagai produk Indonesia, masuk bukan diimpor, itu produk kita," ujar Chairul.

Negara-negara yang menjadi target Indonesia untuk investasi sapi adalah Australia dan Selandia Baru. Sedangkan untuk beras bisa dilakukan di Laos atau Myanmar.

"Secepatnya, presiden bahkan minta kalau seandainya sudah detil, dalam 2 minggu ke depan, awal bulan depan kita segera berangkat ke Australia dan Selandia Baru membawa surat langsung dari presiden untuk perdana menteri kedua negara, untuk langsung bisa diimplementasikan," kata Chairul.

1 komentar: