Rabu, 05 Juni 2013

Gita Wirjawan: Indonesia Butuh Lebih Banyak Mal dan Supermarket. Jawab: Salah!

Gita Wiryawan


Gita Wirjawan: Indonesia Butuh Lebih Banyak Mal dan Supermarket


Jawab:


Salah.
Mal itu sewanya mahal. Rp 20 juta/bulan. Akibatnya harga2 barang jadi mahal. Rakyat yg menderita. Banyak toko2 tutup karena tak mampu membayar sewa. Contohnya lihat itu Blok M Square. Belum 2 tahun operasi sudah banyak toko yg tutup.
Sebaliknya Pasar Tradisional / PD Pasar Jaya itu murah. Pasar Tradisional, sewa tidak sampai Rp 500 ribu/bulan. Harga2 barang jadi murah. Dan rakyat pun senang harga jadi murah.
http://infoindonesia.wordpress.com/2012/10/09/tak-semua-pasar-pemdarakyat-bisa-dijadikan-mal/


Gita Wirjawan: Indonesia Butuh Lebih Banyak Mal dan Supermarket
Wednesday, 05 June 2013, 15:09 WIB


Republika/Adhi Wicaksono


REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Indonesia membutuhkan lebih banyak supermarket dan mal di tahun-tahun mendatang karena pertumbuhan konsumsi nasional yang diperkirakan terus meningkat, kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.


"Ke depannya kita akan perlu lebih banyak mal seperti Summarecon Mall Serpong, Senayan City, mal-mal di Jabodetabek dan di 33 provinsi," kata Gita dalam Dialog Menteri Perdagangan dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia di Serpong, Tangerang, Rabu.


Pasalnya, dia memprediksi nilai konsumsi akumulatif Indonesia selama 20 tahun ke depan bisa mencapai total Rp360 ribu triliun. "Kalau kita ukur konsumsinya yang sebesar 60 persen, secara akumulatif nilai konsumsi kita selama 20 tahun ke depan kurang lebih Rp360 ribu triliun," katanya.


Dia mengatakan saat ini nilai konsumsi dalam negeri terhadap "kue" perekonomian menyumbang porsi 55-60 persen dengan nilai mencapai Rp10 ribu triliun. Dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran lima hingga enam persen per tahun, pihaknya memperkirakan nilai konsumsi akan terus meningkat hingga mencapai kisaran Rp60 ribu triliun hingga Rp70 ribu triliun per tahun pada 20 tahun mendatang.


Dia mengingatkan untuk tidak hanya memanfaatkan peningkatan skala kue perekonomian saja tapi juga dengan berupaya meningkatkan pemerataan perekonomian ke seluruh lapisan masyarakat.


"Semangat ke depan, bukan hanya untuk memanfaatkan peningkatan skala kue ekonomi saja tapi juga mengentalkan semangat pemerataan agar seluruh rakyat bisa merasakan," katanya.


Untuk itu, pihaknya mendorong agar para pelaku usaha industri bisa menghasilkan produk dalam negeri. "Nilai Rp360 ribu triliun itu jangan hanya kita membeli produk luar negeri, tapi bagaimana kita bisa menghasilkan produk-produk dalam negeri misalnya HP, kawan-kawan di Astra bisa bikin mobil, kenapa kita nggak bisa bikin HP?" katanya.


Untuk itu pihaknya juga mendorong perbankan untuk menurunkan nilai suku bunga untuk menggairahkan sektor usaha industri lokal.


Redaktur : Heri Ruslan
Sumber : antara

2 komentar:

  1. Makanya , bikin se-banyak2nya pasar terbuka ala jawara-dinar , insha Allah akan muncul pemerataan

    BalasHapus