Rabu, 18 Juni 2014

Abraham Samad: Potensi Penerimaan Negara Capai Rp15.000 Triliun/Tahun


Abraham Samad ini tidak jelas. Bulan Februari 2014 ngomong kenceng bahwa Potensi Penerimaan Negara capai Rp 15.000 trilyun / tahun. Tapi karena bocor, tidak segitu.
Nah saat Prabowo bilang pendapatan negara (bukan anggaran) bocor Rp 1.000 trilyun/tahun dan Prabowo dilecehkan orang, kenapa diam? Mana suaranya?
Menurut saya, jika Kekayaan Indonesia seperti migas, emas, tembaga, perak, uranium, royalti, pajak, dsb tidak ditilep asing, Rp 9000-10.000 trilyun saja Indonesia bisa dapat. Sebagai perbandingan, tahun 2011 Brazil dapat sekitar Rp 12 ribu trilyun/tahun.

KPK: Potensi Penerimaan Negara Capai Rp15.000 Triliun/Tahun

Jumat, 21 Februari 2014 | 0:37


JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan potensi pendapatan Indonesia bisa mencapai Rp 15 ribu triliun pertahun, terutama dari penerimaan royalti sektor energi. Namun penerimaan tersebut hanya sedikit yang masuk dalam kas negara akibat adanya korupsi maupun gratifikasi.

Ketua KPK Abraham Samad menjelaskan kecilnya penerimaan negara disebabkan karena adanya kebocoran sektor pajak, baik dari institusi maupun wajib pajaknya. Praktik korupsi penerimaan royalti energi ini dinilai masih marak terjadi di daerah yang kaya sumberdaya alam sehingga perlu segera diperbaiki.

"Sektor pajak masih terjadi kebocoran pajak. KPK menghitung pendapatan Indonesia, bisa mencapai capai Rp 15ribu triliun/tahun. Itu jika semua royalti energinya dibayar semua. Tapi semua royaltinya dikantongi oleh pejabat daerah. Ini yang harus diperbaiki supaya praktek ini tidak berlangsung,"ungkap Abraham Samad dalam acara Diklatnas Lemhannas HIPMI di kantor Lemhanas, Jakarta, Kamis (20/2).

Lebih lanjut Samad menjelaskan, apabila penerimaan negara mencapai Rp 15 ribu triliun/tahun, maka tiap penduduk akan bisa mendapat Rp 20 juta/bulan. Dengan demkian maka dipastikan tidak ada lagi masyarakat miskin dan tidak memiliki hunian serta kondisi infrastruktur juga akan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar