Selasa, 10 Juni 2014

Pasar Tanah Abang: Keberhasilan atau Kegagalan Jokowi?


Masalah Pasar Tanah Abang itu sebenarnya Jokowi gagal. Tapi Jokowi menyalahkan pedagang. Ada yang 2 bulan dagang di Pasar Tanah Abang Blok G tapi tidak laku2. Bagaimana mereka makan? Akhirnya mereka kembali jualan di pinggir jalan. Bahkan tambah ramai. Tidak ada diplomasi makan siang selama 54 minggu seperti yang diberitakan Tempo saat di Solo...  Yang memindahkan pedagang kan Jokowi, harusnya dia tanggung jawab:

Jokowi: Masak Tidak Laku Kami yang Disalahin

Jokowi menduga tidak lakunya dagangan para PKL karena mereka sendiri yang tidak serius untuk berdagang.
"Jadi jangan nyalah-nyalahin kami. Dulu pas daftar mungkin mereka tidak niat dagang. Kalau niat mereka pasti siap bersaing. Mikir bagaimana kalau tidak laku. Bagaimana caranya supaya laku," ucap Jokowi.



2 Bulan Tutup Kios, 63 Pedagang Blok G Tanah Abang Diberi Surat Peringatan

Pria yang akrab disapa Awe itu mengaku, sejak dua bulan lalu barang dagangannya tidak laku. Padahal, harga yang ditawarkan sangatlah murah. Ia menjual baju antara Rp 70.000 dan Rp 90.000. Adapun celana dijual dengan harga Rp 120.000.
"Selama dua bulan ini saya enggak ada penglaris. Soalnya, kalau ada pengunjung lihat lantai 3 sepi, makanya mereka enggak jadi beli," kata pria yang pernah menjadi pedagang kaki lima tersebut.
Menurut Awe, omzet yang dia dapatkan sangatlah berbeda jauh ketika ia masih menjadi PKL. Dulu ia bisa mengantongi uang Rp 1 juta per hari dengan keuntungan minimal Rp 200.000 per hari. Dalam dua bulan terakhir, dia tidak mendapatkan uang sama sekali. Meski demikian, dia tetap menunggu janji Jokowi untuk memperbaiki kondisi Pasar Blok G Tanah Abang.

Pedagang Blok G Tanah Abang Akan Kembali Jualan di Jalan

Lalu lintas pengunjung terlihat di Pasar Blok G, namun jarang sekali membeli barang dagangan di Pasar Blok G Tanahabang. Buntutnya, pedagang merugi cukup besar karena jarang mendapatkan pemasukan. Padahal ketika menjadi PKL, pendapatan mereka bisa dibilang cukup membiayai kehidupan sehari-hari.
Sebab, selama tiga bulan berjualan di Pasar Blok G dagangannya tidak laku. "Mendingan nanti turun ke bawah dan kembali kucing-kucingan sama Satpol. Soalnya ini urusan perut. Pedagang banyak yang pulangin kunci karena ga laku," keluh Yusnita kepada Warta Kota di kiosnya Pasar Blok G Tanahabang, Jakarta Pusat, Selasa (12/11).

PKL Padati Trotoar Depan Blok B Pasar Tanahabang Jakarta Pusat 


WARTA KOTA, TANAHABANG - Di trotoar depan blok B Pasar Tanahabang bahkan keadaan makin ramai dengan banyaknya pedagang yang berjualan. Lahan pejalan kaki pun makin sempit.
Rata-rata pedagang yang masih berani berjualan di pinggir jalan adalah pedagang makanan atau minuman yang mengusung barang dagangannya, pedagang tisu dan tas belanja, juga pedagang buah pikulan yang menjajakan buahnya kepada para calon pembeli.
Seorang pedagang buah, Dedi (38) mengatakan lebih memilih berdagang di trotoar ketimbang berdagang di kiosnya yang terletak di Blok G Pasar Tanahabang. "Ya kalau saya berjualan di kios untungnya ngga sebesar di sini mbak, jadi biar pun di sini harus sering pindah kalau ada Pol PP ya tidak apa-apa."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar