Pemimpin Indonesia yang ideal itu adalah sederhana dan merakyat. Satu faktor penyebab kemenangan Jokowi adalah tampil sederhana dan merakyat. Meski ada berita Kompas dan Tempo yang menyatakan sebaliknya, tapi mayoritas berita menyatakan Jokowi sederhana dan merakyat. Sehingga banyak rakyat yang simpati.
Pemimpin ini harus jujur, cerdas, amanah, dan komunikatif. Pintar berpidato itu satu keunggulan untuk menarik simpati rakyat. Contohnya Bung Karno merupakan orator yang ulung. Dia harus merupakan tokoh masyarakat yang teruji. Biasa memimpin.
Pemimpin ini harus bisa membuat Indonesia mandiri. Membuat bangsa Indonesia membuat sendiri rumah, mobil, motor, kereta api, kapal, dan pesawat. Bukan dibuat oleh Asing dan Aseng.
Pemimpin ini juga harus mengelola kekayaan Indonesia seperti minyak, gas, emas, perak, tembaga, batubara, dsb sehingga kekayaan tsb bisa sebesar2nya untuk kemakmuran rakyat. Bukan dikuasai oleh perusahaan2 asing.
Pemimpin ini harus bisa membuat BUMN/BUMD untuk mewujudkan hal itu.
Jika pemimpin-pemimpin ini bisa kita dukung sehingga mereka bisa jadi walikota, bupati, gubernur, bahkan Presiden, niscaya Indonesia akan jaya.
Untuk itu harus ada gerakan lintas partai yang menggalang segala sumber daya berupa uang dan manusia sehingga kita bisa menjadikan para pemimpin yang baik sebagai pemimpin kita. Media Massa harus dikuasai agar mereka bisa disosialisasikan dengan baik. Tidak difitnah habis-habisan oleh Media Massa yang jadi agen Asing.
Pemimpin itu harus bisa merangkul seluruh rakyat Indonesia. Apa pun agama dan alirannya. Jika tidak, maka pihak minoritas yang terzalimi akan menentangnya. Doa orang yang terzalimi (meski kafir) itu biasanya dikabulkan Allah. Jadi harus toleran. Tidak sektarian.
Sebagai tambahan, seorang pemimpin bagusnya berpenampilan menarik. Ini nilai tambah untuk membuat rakyat simpati. Nabi Muhammad berpenampilan menarik. Sehingga para sahabat menyebutnya sebagai Badru. Bulan purnama. Bung Karno dan JF Kennedy juga berpenampilan menarik. Demikian pula dengan SBY. Gagah dan ganteng. Sebaliknya BJ Habibie yang sebetulnya merupakan pemimpin yang baik karena berhasil menurunkan nilai dollar dari Rp 16.700 ke Rp 7.000-an, karena dianggap (maaf) jelek dan pendek gagal dipilih jadi presiden Indoensia. Penampilan berpengaruh. Karena itu calon yang diusung idealnya berusia antara 40 hingga 50-an tahun. Tidak terlalu tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar