Ahok setuju sekolah anak2 dari Senin-Jum'at sehingga ada waktu buat keluarga di hari Sabtu dan Minggu. Ini bagus. Yang saya kurang setuju adalah jam pelajaran yang diajukan Ahok yaitu jam 6:30-14:00. Padahal sebelumnya anak-anak belajar dari jam 6:30-12:00. Artinya setiap hari ada tambahan 2 jam pelajaran sehingga dalam 5 hari ada 10 jam pelajaran tambahan. Padahal seharusnya maksimal 5,5 jam pelajaran saja.
Artinya maksimal murid harusnya cukup belajar dari jam 6:30-13:00. Bahkan sebaiknya cukup hingga jam 12:30 saja sehingga anak2 bisa sampai di rumah jam 13:00 dan segera makan siang.
Kalau pulangnya jam 14:00, anak2 sampai di rumah jam 14:30 hingga jam 15:00. Anak-anak sekolah bisa pada sakit maag karena terlambat makan siang.
Sedang kalau makan siang di sekolah, orang tua harus menyediakan uang minimal rp 10 ribu/hari atau rp 220 ribu/bulan untuk seorang anak. 3 anak jadi Rp 660 ribu. Tak semua orang tua mampu. Ahok harus memikirkan ini.
Bagusnya anak2 pulang jam 12:30 jadi sampai di rumah jam 13:00 mereka segera makan siang. Terhindar dari sakit maag. Untuk mengganti kekurangan jam pelajaran, para guru bisa memberikan PR yang dikerjakan di rumah. Ini lebih baik.
Pendidikan kita harusnya bukan jadi beban bagi anak-anak apalagi sampai merusak kesehatan mereka. Pelajaran tidak harus lama, yang penting kreatif dan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar