E-Blusukan itu zaman Soeharto sudah dilakukan.
Soeharto selain bertemu dan ngobrol langsung dengan petani dalam acara Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa) yang ditayangkan TVRI setiap bulan, kadang2 juga melakukan Tele-Conference dengan layar lebar.
Jadi konsepnya itu ketinggalan zaman 20 tahun.
Dan yang lebih penting lagi, demi melindungi petani, pekebun, dan peternak, Soeharto melarang para pengusaha masuk sektor Agribisnis. Ini karena sektor Pertanian menyediakan lapangan kerja / nafkah bagi 60% rakyat Indonesia.
Nah sekarang para pengusaha berlomba2 merebut/menggusur tanah petani sehingga para petani kita yang merupakan 60% dari penduduk Indonesia sekarang banyak yang menganggur karena lahan pertanian mereka dikuasai segelintir pengusaha Asing dan Aseng.
Ada pun warga lainnya menikmati asap tebal yang merupakan pembakaran lahan yang dilakukan oleh pengusaha Asing dan Aseng tsb guna dijadikan perkebunan kelapa sawit dsb.
Jadi para pemimpin zaman sekarang ini dibanding Soeharto / ORBA, jauh. Kualitasnya masih abal-abal... :) Apalagi dibandingkan dengan prestasi Soekarno (ORLA) dan Soeharto (ORBA) yang berhasil membangun berbagai PTN (UI, IPB, ITB, ITS, UGM, dsb), BUMN2 (Pertamina, PLN, Telkom, Indosat, dsb), Kapal Laut (PAL), Pesawat Terbang (IPTN), Panser (Pindad), dsb.
Pemimpin sekarang ini cuma tong kosong minim prestasi. Namun pencitraan besar2an lewat Media Massa membuat mereka jadi seolah2 hebat. Padahal bikin mobil Esemka saja ternyata gagal.
Dari Blusukan, Soeharto menemukan masalah dan solusi bagi rakyatnya di antaranya cukup pangan, cukup sandang, cukup papan, cukup lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan kemampuan," kata Soeharto. Jadi Blusukan itu cuma alat bagi Soeharto. Bukan hasil akhir / klimaks.
Dari Blusukan, Soeharto menemukan masalah dan solusi bagi rakyatnya di antaranya cukup pangan, cukup sandang, cukup papan, cukup lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan kemampuan," kata Soeharto. Jadi Blusukan itu cuma alat bagi Soeharto. Bukan hasil akhir / klimaks.
Curi informasi dari petani
Merdeka.com - Tahun 1965, inflasi Indonesia mencapai 500 persen. Harga beras naik 900 persen, defisit anggaran belanja mencapai 300 persen dari pemasukan negara. Indonesia benar-benar di ambang kebangkrutan.
Setelah dilantik menjadi pejabat presiden tahun 1967, Soeharto berkeliling daerah. Dia mengumpulkan informasi dari petani. Soeharto sadar pertanian dan swasembada pangan menjadi kunci utama untuk memperbaiki perekonomian. Dari berkeliling itu dia tahu apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi pangan. Dari situ dirumuskannya Repelita atau Rencana Pembangunan Lima Tahun
http://www.merdeka.com/peristiwa/5-kisah-menarik-blusukan-soeharto/curi-informasi-dari-petani.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar