Ini adalah Cergam (Cerita Bergambar) Penjajahan Gaya Baru. Bung Karno sering menyebutnya sebagai Neo Kolonialisme / Neo Imperialisme.
Zaman dulu, yang menjajah Indonesia adalah Kompeni. Perusahaan. Bukan negara. Yaitu: VOC: Verenigde Oost-Indische Compagnie.
VOC menjajah Indonesia untuk mengambil hasil kekayaan Indonesia berupa rempah-rempah. Untuk itu, VOC membuat perkebunan-perkebunan dengan Kuli Kontrak sebagai buruhnya/pekerjanya. VOC itu jumlahnya tidak banyak. Kurang dari 10.000 orang. Sebagian besar adalah tentara. Untuk itu, VOC tetap membiarkan raja-raja, sultan-sultan, bupati-bupati yang mau bekerja untuk mereka tetap berkuasa. Ini agar VOC mempunyai cukup banyak boneka guna membantu mereka tetap berkuasa. Jika tidak, 60 juta rakyat Indonesia jika bersatu, dengan mudah bisa mengalahkan mereka.
Nah sekarang pun begitu. Sekarang kita diakui sebagai negara yang "Merdeka". Presiden, Gubernur, Bupati, dan Walikota adalah hasil "pilihan rakyat" lewat Pemilu. Namun pada dasarnya, pemimpin yang kita pilih ini justru mengabdi pada Kompeni-Kompeni Asing yang baru. Bahkan lebih buruk!
Jika Kompeni lama hanya mengambil apa yang tumbuh di atas bumi seperti tanaman rempah-rempah, sekarang bukan hanya itu. Apa yang ada di dalam bumi pun seperti minyak, gas, emas, batu bara, dsb mereka keruk dari bumi Indonesia. Tidak peduli akhirnya bukit, hutan, tanah, sungai-sungai, dan danau2 kita jadi hancur karena tercemar bahan kimia atau penggalian besar2an yang mereka lakukan.
Kita begitu mengharap uang dollar pada "Investor Asing." Untuk uang dollar AS, kita serahkan tanah, minyak, gas, emas, perak, dan sebagainya. Padahal AS dengan mudah mencetak uang dollar AS tersebut dengan cara menekan tombol print pada printer / mesin cetak uang mereka!
Sejak presiden AS, Richard Nixon, mencabut jaminan emas dan perak terhadap dollar AS, uang AS dapat dicetak dari kertas tak berharga tanpa jaminan apa pun oleh The Fed.
Kita mendapat uang kertas dollar. Tapi saat pohon terakhir sudah mati dan sungai terakhir sudah teracuni dan ikan terakhir sudah ditangkap, apakah kita akan sadar bahwa kita tidak bisa memakan uang?
Referensi:
http://infozaman.blogspot.com/2012/04/penjajahan-kompeni-dulu-vs-sekarang.html
http://media-islam.or.id/2011/06/28/uang-dinar-emas-dan-dirham-perak-%E2%80%93-solusi-islam-mengatasi-riba-dan-inflasikemiskinan/
Kita begitu mengharap uang dollar pada "Investor Asing." Untuk uang dollar AS, kita serahkan tanah, minyak, gas, emas, perak, dan sebagainya. Padahal AS dengan mudah mencetak uang dollar AS tersebut dengan cara menekan tombol print pada printer / mesin cetak uang mereka!
Sejak presiden AS, Richard Nixon, mencabut jaminan emas dan perak terhadap dollar AS, uang AS dapat dicetak dari kertas tak berharga tanpa jaminan apa pun oleh The Fed.
Kita mendapat uang kertas dollar. Tapi saat pohon terakhir sudah mati dan sungai terakhir sudah teracuni dan ikan terakhir sudah ditangkap, apakah kita akan sadar bahwa kita tidak bisa memakan uang?
Referensi:
http://infozaman.blogspot.com/2012/04/penjajahan-kompeni-dulu-vs-sekarang.html
http://media-islam.or.id/2011/06/28/uang-dinar-emas-dan-dirham-perak-%E2%80%93-solusi-islam-mengatasi-riba-dan-inflasikemiskinan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar