Senin, 03 November 2014

Kartu Indonesia Pintar dan Indonesia Sehat = Kartu Sakti?


Anggaran untuk  Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) hanya Rp 6,44 Trilyun?
Kelihatannya banyak. Tapi kita lihat APBN Indonesia itu lebih dari Rp 2000 Trilyun. Jumlah Rakyat Indonesia itu 250 juta orang. Menurut data World Bank, tahun 2011 ada 43,3% rakyat Indonesia yang penghasilannya di bawah US$2/hari (miskin). Artinya ada sekitar  108.250.000 warga yang miskin.

Nah jika Rp 6,44 Trilyun dibagikan ke 108.250.000 rakyat miskin, dapat berapa setiap orang? 6.440.000.000.000 : 108.250.000 = Rp  59.492  per orang selama setahun. Atau tiap bulan setiap orang dapat Rp.  4,958. Cukupkah uang tersebut untuk biaya sekolah, berobat, dan makan? Buat makan saja di Jakarta minimal Rp 5.000 sekali makan. Buat makan sehari saja sudah tidak cukup.

Saktikah ke3 kartu tsb untuk mengobati penderitaan rakyat akibat kenaikan harga BBM? Silahkan jawab sendiri... :) 


Di Media Massa lain ada informasi seluruh dana untuk Kartu Sakti tsb Rp 20 Trilyun. Jika dibagi 108 juta orang sekitar Rp 15.400/bulan. Lumayan, tapi tetap tidak cukup. Karenanya jangan sampai ada kenaikan harga BBM yang drastis atau kebutuhan penting lainnya.

Selain itu ada beberapa kelemahan BPJS dan KJS yang harus diperbaiki. BPJS/Kartu Jakarta Sehat lebih berorientasi pada bisnis Asuransi Kesehatan ketimbang melayani kesehatan rakyat.
Di Mikrolet saya dengar seorang ibu cerita bahwa dgn Kartu Jakarta Sehat, meski biaya periksa gratis, tapi obatnya "habis". Jadi dia harus keluar uang beli obat di apotik.
Dan ternyata banyak RS, terutama RS Swasta yang tidak bekerjasama dgn BPJS/KJS. Jadi jika RS Pemerintah penuh, pasien tidak mendapat layanan / harus ke RS Swasta dan bayar. Jadi kalau dapat "Kartu", jangan girang dulu...
Harusnya pemerintah membangun RS Pemerintah / Pemda sehingga jumlahnya cukup untuk melayani rakyat. Dari situ dilakukan subsidi silang antara kelas VIP dengan kelas 2 dan kelas 3. 80% kamar harus untuk kelas 2 ke bawah yang biayanya terjangkau.

Tunggu BPJS, Nyawa Bisa Melayang

BPJS dirancang untuk lebih mengutamakan investasi ketimbang menjamin kesehatan rakyat Indonesia.
“Maaf ini bukan salah kami,” tulis seorang dokter ahli kandungan mengawali cerita pilunya.
Sang dokter mengisahkan, cerita pilu itu bermula ketika ia menangani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

http://sinarharapan.co/news/read/31048/tunggu-bpjs-nyawa-bisa-melayang

Apa Itu Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar?

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini meluncurkan program perdananya, yaitu Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Kantor Pos Jakarta Pusat yang berada di Pasar Baru, Jakarta.

Ketiga kartu yang tergabung dalam program Government to person (G2P) adalah bantuan keluarga kurang mampu seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau BLSM, yang dulunya diberikan tunai lewat kantor pos, kini akan diberikan diberikan secara non tunai melalui Layanan Keuangan Digital melalui kartu.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, program tersebut akan ditujukan untuk 1,289 juta masyarakat miskin dalam bertahap. Dengan total anggaran sebesar Rp 6,44 triliun, menggunakan anggaran Bantuan Sosial Kementerian Sosial.
http://bisnis.liputan6.com/read/2128190/apa-itu-kartu-indonesia-sehat-dan-kartu-indonesia-pintar

Poverty headcount ratio at $2 a day (PPP) (% of population)

Population below $2 a day is the percentage of the population living on less than $2.00 a day at 2005 international prices. As a result of revisions in PPP exchange rates, poverty rates for individual countries cannot be compared with poverty rates reported in earlier editions.
Indonesia tahun 2010: 46.3% Tahun 2011: 43.3%
http://data.worldbank.org/indicator/SI.POV.2DAY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar