Sistem BLTnya dirubah jadi uang elektronik seperti pulsa telepon yang ditransfer ke nomor HP. Untuk itu SIM card harus didaftarkan melalui HP. Nanti setelah uangnya ditransfer ke HP, bisa diuangkan di KANTOR POS terdekat.
Artinya tetap nganti di Kantor Pos, harus punya HP dan tidak boleh Gatek, serta di daerah Blank Spot di mana tidak ada sinyal HP seperti di daerah2 di Papua bisa gagal dapat uang...
Orang miskin yang belum punya HP tentu harus beli HP dulu Rp 1 juta berikut SIM cardnya dan membayar pulsa rp 25.000/bulan atau rp 300.000/tahun agar nomor mereka tidak hangus. Padahal paling banter 1 tahun BLT tsb sudah berhenti...
Dan lihat saja apakah uangnya bisa diterima 108 juta rakyat miskin menurut versi Bank Dunia, atau hanya beberapa juta orang saja yang menerimanya. Dan sudah jamak jika 1 orang bisa punya 2 atau 3 nomor HP / SIM Card. Jika sistemnya jelek, 1 orang bisa terima BLT 2-3 x sementara yang lain malah tidak kebagian.
Miskinkan dulu rakyat dgn kenaikan harga BBM, listrik, gas, dsb.
Setelah miskin beri mereka BLT selama 1 tahun bagaikan pengemis. Setelah itu stop dan selamat menikmati kenaikan harga...
Jika rakyat miskin, paling2 penerimaan pajak penghasilan, PBB, dan PPN akan berkurang. Pemerintah akan nelangsa sendiri akhirnya.
SENIN, 03 NOVEMBER 2014 | 16:14 WIB
Program Kartu Keluarga Sejahtera Mulai Dikritik
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah membagikan kartu jaminan sosial yang terdiri atas Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Sehat mulai hari ini, Senin, 3 November 2014. Untuk program Kartu Keluarga Sejahtera, orang miskin menggunakan SIM card untuk mengakses uang elektronik. Namun, program ini menuai sejumlah kendala karena sasaran mengeluhkan prosedurnya yang terbilang rumit.
"Harus punya handphone untuk mengaktifkan SIM card. Kalau kayak saya yang sudah tua begini susah, ribet prosesnya," kata Rahmi Samsia, 54 tahun, kepada Tempo di Kantor Pos Jakarta Utara, Senin, 3 November 2014. Rahmi mengaku lebih enak dengan pembagian dana tunai secara langsung seperti bantuan langsung tunai yang lalu. Sebab, BLT tidak memerlukan prosedur yang panjang dan rumit. "Cuma tinggal datang dan mengantre," ujar Rahmi.
Sistem Kartu Keluarga Sejahtera menggunakan uang elektronik yang hanya dapat dicairkan melalui SIM card khusus. Kartu tersebut harus didaftarkan terlebih dahulu melalui telepon genggam. Kemudian, setiap bulannya uang elektronik masuk secara otomatis sebesar Rp 400 ribu. Bila ingin mencairkan dana, pemilik kartu dapat memilih menu yang telah tersedia di SIM card-nya. Setelah mendapat kode verifikasi, uang dapat segera dicairkan di kantor pos yang telah ditunjuk.
http://www.tempo.co/…/Program-Kartu-Keluarga-Sejahtera-Mula…
Dia menyebut untuk satu BTS, butuh biaya antara Rp 1,5 sampai 3 miliar. “Karenanya ada masyarakat Papua yang ponselnya hanya untuk mendengarkan musik. Karena disana tidak ada sinyal,” ucapnya.
http://www.tempo.co/…/Open-BTS-Solusi-Pemancar-di-Daerah-Te…
Pulau Tanpa Puskesmas dan Sinyal Telepon
Tak hanya itu, sarana komunikasi melalui telepon seluler juga sulit di Pulau Seram. Sinyal ponsel sulit didapat.“Kalau saya mau menghubungi teman saya dari kampung, saya harus naik ojek dulu ke bukit, yang jauhnya sekitar 30 kilometer dari rumah,”kata Hasan.
http://tempointeraktif.com/khusus/selusur/65tahun/page20.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar