Minggu, 09 Maret 2008

Penyemprotan Demam Berdarah: Kok Nyamuk Tetap Hidup?

Meski sudah difogging, ternyata malamnya tetap ada 8 nyamuk di rumah sayaPenyemprotan (Fogging) nyamuk untuk mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di jalan Otista tanggal 8 Maret 2008 sepertinya sia-sia. Kenapa?



Karena setelah penyemprotan, ternyata tidak ditemukan bangkai nyamuk sama sekali. Ini berbeda dengan penyemprotan pada tahun sebelumnya di mana ditemukan banyak bangkai nyamuk.



Padahal di rumah kami meski rajin disemprot obat nyamuk sering terdapat nyamuk. Meski setelah disemprot mati, namun 2-3 jam kemudian kembali nyamuk-nyamuk dari luar menyerbu masuk begitu pintu/jendela terbuka sedikit.



Petugas sedang melakukan fogging / penyemprotan


Tentu saja ini agak mengherankan mengingat pada penyemprotan kali ini sepertinya disponsori oleh satu produsen obat nyamuk yang cukup terkenal. Petugas penyemprot selain berpakaian seragam hijau seperti warna obat nyamuk tersebut juga membagikan brosur dan menempel poster-poster iklan layanan masyarakat dari produsen obat nyamuk tersebut.



fogging3.jpgAnehnya, meski fogging dilakukan jam 10:30 pagi hingga rumah kami diselubungi asap putih obat nyamuk tersebut, namun malam harinya rumah kembali diserbu para nyamuk. Paling tidak ada 8 nyamuk yang kami bunuh malam itu (4 di antaranya ada di foto...:)



Tentu saja ini justru meragukan efektivitas promosi yang dilakukan produsen obat nyamuk tersebut dalam memasarkan produknya. Bagaimana masyarakat bisa percaya kemanjuran produknya jika nyamuk tetap bebas berkeliaran setelah disemprot dengan obat nyamuk tersebut?



Dan yang lebih membahayakan lagi adalah nyamuk Aedes Aegepty penyebab DBD tetap hidup dan mengancam masyarakat dengan penyakit demam berdarah. Jika masyarakat merasa aman setelah ada fogging (ini perasaan umum) padahal nyamuk DBD tetap ada, ini justru berbahaya karena menghilangkan kewaspadaan warga.



Petugas melakukan fogging


Untuk itu memang masyarakat tidak bisa mengandalkan fogging yang hanya setahun sekali dan kadang tidak efektif. Untuk menghindari DBD, masyarakat harus sering menyemprot rumahnya dengan obat nyamuk (saya memakai HIT yang lumayan ampuh). Bukan hanya dalam rumah, tapi got-got di depan rumah kalau bisa juga disemprot karena itulah sumber nyamuk. Meski katanya nyamuk DBD tinggal di air bersih, tapi siapa tahu air got tersebut cukup bersih bagi nyamuk tersebut.



Kamar mandi, kaleng bekas, dan ban bekas yang tergenang air bisa jadi sarang nyamuk DBD.



Memakai obat nyamuk oles seperti Autan Kids atau Soffel bagi anak-anak dan orang dewasa juga akan melindungi dari sengatan nyamuk ketika pergi ke luar rumah seperti sekolah atau tempat-tempat lainnya. Meski mungkin ada efek sampingnya, tapi lebih ringan daripada kena DBD (yang penting pemakaian tidak berlebihan).



Jika keluarga ada yang sakit panas/demam dan tidak turun-turun apalagi jika sampai 1-2 hari, segera periksa ke dokter atau jika perlu periksa darah sehingga jika ketahuan kena DBD bisa langsung diberi perawatan.

2 komentar:

  1. iya, emang ironis, itulah gambaran indonesia saat ini. mudah-mudahan generasi selanjutnya menjadi lebih bermartabat. terimakasih sobat.

    BalasHapus
  2. Fogging (pengasapan) yang selama ini ditujukan utk. pengendalian nyamuk bukan satu-satunya cara ampuh, utk. pengendalian nyamuk dapat dilakukan dengan beberapa cara dengan atau tanpa penggunaan insektisida; juga pengendalian dapat ditujukan kepada nyamuk Dewasa dan juga Jentik nyamuk di dalam air di tempat perindukannya.
    Anda dapat lihat blog baru kami, apni-news.blogspot.com dan dapat bergabung juga dengan subscribe alamat e-mail anda ke communitycareforDHF@yahoogroups.com

    Salam,
    Bahang

    BalasHapus