Oil Price rocketing since US Invasion of Afghanistan (Nov 2001) and Iraq (March 2003) from US$ 20/barrel to US$ 111/barrel
If you want to Stop the Rocketing Oil Price And US Occupation in Iraq and Afghanistan, please spread this article to your friends:
To read and sign the petition, click:
http://www.petitiononline.com/OilPrice/petition.html
Petition Stop the Rocketing Oil Price And US Occupation in Iraq and Afghanistan!
To: US Congress and US Government
VOA news said that US Congress call 5 biggest oil companies due to the rocketing oil price while the oil companies’ profit reach US$ 123 billions.
There is one oil company profit US$ 40 billion while its investment cost only US$ 100 millions. The profit is 40,000%!
The Oil Companies argue that the rocketing price caused by the high of International Oil Price that reach more than US$ 111/barrel. On the other hand, Oil Companies such as Exxon Mobil, Chevron, Unocal, etc are the Cartel who controlled all oil from its sources all over the world including Arab and Indonesia (except Iran). That is why the rocketing “International Oil Price” is caused by the Cartel: The US Oil Companies which operate all over the world.
The US Oil Companies’ Monopoly increased after 2 biggest oil exporter countries: Iraq and Afghanistan fall into US occupation. These 2 countries’ oil is monopolized by the US Oil Companies. That is why the oil price rocketing from US$ 20/barrel to US$ 111/barrel.
President George W Bush and Vice President Dick Chenney are working in oil field. That is why the US Oil Companies get a strong support from the US Government.
To stop the rocketing oil price, the monopoly of US Oil Companies’ Cartel should be stopped. Stop US occupation in Iraq and Afghanistan so the oil monopoly by the US Oil Companies that make the rocketing oil price end here.
Stop the US Occupation in Iraq and Afghanistan now!
Sincerely,
The Undersigned
Satu2 nya tindakan untuk menghentikan ini hanyalah mengirim Jackal untuk mencopot nyawanya Bush dan para owner korporatokrasi Amerika, Haliburton,Main, Exxon, Bechtel dll, lain cara tidak ada.
BalasHapusDunia ini sudah kembali seperti jaman penjajahan imperium Romawi, dan sekarang dibawah cengkeraman Imperium Amerika, yang disamarkan dengan halus, dibungkus bantuan World Bank, IMF, yang tujuannya membangkrutkan negara2 pengutang, dan akhirnya membeli BUMN mereka untuk kepentingan korporatokrasi.
Kalau bandit ekonomi tidak bisa membujuk para pemimpin dunia ketiga, mereka akan mengirim para Jackal untuk menghabisi nyawanya, kalau inipun tak berhasil, maka upaya terakhir adalah mengirim para serigala dari atas kapal induk Amerika, sejarah sudah mencatat semua kelakuan Imperium Amerika atas Asia, Amerika latin, Timur tengah dan Afrika, tapi dunia hanya bisa diam, bahkan rakyat Amerika sendiri tidak tahu bahwa para pemimpin mereka sedang menipunya, karena semua media Amerika dimiliki oleh Korporatokrasi.
Hal yang sama juga terjadi di Indonesia dalam skala kecil, dari sejak orde baru, Mafia Berkeley,kaki tangan korporatokrasi Amerika sudah bergentayangan, sebagai bukti, Bung Karno hanya meninggalkan utang 10 juta US $, karena falsafahnya Berdikari (berdiri diatas kaki sendiri) sekarang semua harus impor.
Bandit ekonomi kaki tangan Imperium AS akan leluasa bertindak di negara yang pimpinannya korup dan tidak perduli nasib rakyat, semua calon legislatif maupun Eksekutif melemparkan janji manis dan angin surga ketika kampanye, begitu mereka menduduki jabatan dan meraih kekuasaan, tiba2 semua terserang amnesia, lupa dulu pernah ngomong apa, tak terkecuali para Yudikatifnya, hukum harus dibeli, kalau berhadapan dengan konglomerat, dewi keadilan akan bersikap manis dan kooperatif, tapi ketika berhadapan dengan rakyat miskin tak berdaya, mereka tegakkan hukum setegak-tegaknya, sambil berteriak : ini negara hukum, saya sudah menjalankan tugas saya untuk menegakkannya.
Jadi jangan heran kalau karena ulah LAPINDO, RAPBN harus dipotong 30 %, dan para pegawai Departemen kehilangan job karena anggarannya dipotong, sebaliknya Bakrie Brothers yang seharusnya menanggung kerugian, bisa tetap makan enak, main golf, jalan2 keluar negeri tanpa rasa bersalah, sebaliknya para PNS yang malang itu harus jadi bulan2 an acara insert investigasi di Metro TV, yang menayangkan para PNS yang sedang jajan di pinggir jalan, dan jalan2 dipasar pada jam kantor, METRO TV milik korporatokrasi Indonesia, seolah tidak mau tau dan pura2 tidak tau bahwa anggaran kegiatan para PNS itu dipotong untuk menalangi lumpur Lapindo, itulah pembalikan fakta.
Dan akhirnya apa tindakan kita.....yah cukup dengan dialog di tv, seminar di forum,komentar dialog di radio swasta niaga dan nulis komentar kaya gini di internet.....lain tidak.....eh ada lagi ding, teriak2 waktu kampanye partai saat Pemilu, dan kampanye Presiden, Gubernur, Bupati.....waktu kampanye selesai....ya uwis.....kok masih mau nanya selanjutnya bagaimana.....yaaaa gitu deh.
Luckman A Setyawan
Capeeedeeeeh