Tanpa Mata Uang yang kuat, Indonesia akan terus kena krisis keuangan dan seluruh rakyat Indonesia akan terus termiskinkan. Tahun 1946 1 US$ hanya Rp 1,88. Sedang sekarang 1 US$ 12.000. Jadi nilai rupiah turun hingga 6.000 kali lipat lebih (600.000%!).
Solusinya menurut saya RP harus kuat. Bisa saja pemerintah mengeluarkan Koin Rupiah Emas seberat 4 gram 22 karat (nilainya mungkin sekarang Rp 1,4 juta. Pemerintah bisa saja mengeluarkan uang rupiah persis seperti sekarang. Namun dipatok ke rupiah emas. Misalnya Rp 100.000 = 0,1 Rp Emas., Rp 50.000=0,05 Rp Emas, dan seterusnya UMR bisa dipatok 1 koin rupiah emas, jadi tiap tahun buruh tidak perlu demo karena gaji mereka otomatis naik mengikuti emas.
Mungkin ada yang beranggapan uang emas atau uang yang dipatok emas sudah tidak zaman. Padahal Negara2 Eropa dan AS hingga tahun 1970 masih mematok uang mereka dengan emas. Tiap dollar yang dicetak bisa ditukar dengan emas dengan berat tertentu.
Nixon baru menghentikan jaminan emas ketika Dollar bukan hanya dipakai warga AS, tapi juga dipakai seluruh warga dunia sehingga jumlah Dollar yang dipegang pemerintah asing justru 5 kali lebih besar daripada yg dipegang AS. Silahkan baca artikel tentang Uang Dollar dan Emas di Ensiklopedia MS Encarta di bawah.
Stabilitas nilai emas bisa dibuktikan dari satu buku Sahih Imam Bukhari yang menyatakan bahwa pada zaman Nabi harga 1-2 ekor kambing besarnya 1 dinar emas (4,25 gram emas 22 karat atau sekitar Rp 1,5 juta). Nah 1.400 tahun kemudian ternyata harganya juga 1 dinar emas. Nyaris tidak ada inflasi pada uang emas meski rentang waktu 1.400 tahun lebih.
Sebaliknya nilai rupiah turun jauh. Sebagai contoh tahun 1970 Ongkos Naik Haji (ONH) hanya Rp 182.000. Tahun 2009 naik jadi US$ 3.500 (Rp 42.000.000). Nilai rupiah turun 231 x lipat (23.100%!) hanya dalam rentang 39 tahun! Artinya kalau tahun 1970 anda harus bangga dengan gaji Rp 182 ribu karena bisa naik haji tiap tahun, sekarang pembantu pun tidak mau digaji segitu. Jika kenaikan gaji lebih kecil dari kenaikan inflasi, rakyat Indonesia akan termiskinkan karena anjloknya nilai rupiah.
Zaman Soeharto hingga tahun 1980-an, Rupiah dipatok ke Dollar (Fixed Exchange Rate). Kemudian jadi Floating Rate. Rupiah dan Dollar jadi ajang spekulasi dengan nilai Rp 7000 trilyun/tahun.
Uang kertas Rupiah dan Dollar sebetulnya sama2 nyaris tidak berharga. Paling cuma Rp 30/lembar. Nilai ditentukan oleh para spekulan pasar uang. Tidak jelas dan mudah dipermainkan oleh spekulan valas kelas kakap macam George Soros. Spekulasi Valas di Indonesia sekitar Rp 7.000 Trilyun/tahun!
Saat ini beberapa perusahaan swasta telah memasarkan mata uang dinar emas yang bisa diperjual-belikan dengan spread jual-beli hanya 6% dan mengikuti harga emas dunia. Jika perusahaan swasta tersebut mampu, sya yakin pemerintah jauh lebih mampu lagi.
Harusnya Rp 1000 trilyun APBN itu dipakai untuk kegiatan produktif memenuhi kebutuhan bangsa Indonesia seperti:
1. produksi mobil dan motor supaya tidak 100% impor
2. Mengelola pertambangan Nasional sehingga hasilnya 100% dinikmati rakyat Indonesia. Saat ini 40% hasil migas dinikmati perusahaan asing (mayoritas penjajah AS). Sementara Emas, Perak, dan Permata, 85% dikuasai perusahaan asing sementara 240 juta rakyat Indonesia cuma dapat 15%. Kalau cuma dapat pajak, semua perusahaan di Indonesia, termasuk BUMN juga bayar pajak.
3. Pembukaan lahan perkebunan dan peternakan agar pangan Indonesia bisa dipenuhi sendiri.
Tapi sekali lagi, selama nilai rupiah tidak jelas/tidak dipatok dengan emas, maka rupiah terus akan jadi bulan2an spekulan uang. Zaman Habibie 1 US$=Rp 7000. Zaman Mega dan Gus Dur jadi Rp 8.000. Zaman SBY jadi anjlok menjadi Rp 12.000. Itu artinya bangsa Indonesia termiskinkan akibat hancurnya mata uang kertas rupiah.
http://encarta. msn.com/encyclop edia_761556418_ 3/money.html
all IMF members defined the value of their own currencies in terms of the dollar and, second, because the United States agreed to convert all dollars held by foreign governments into gold on demand and at the exchange rate agreed on when the IMF was established. Officially, this meant that the world was on a “gold exchange standard” since governments could change their currencies into gold via the U.S. dollar.
So long as the United States had most of the world’s gold supply, as was true after World War II, this system worked fairly well. When the quantity of dollars held by foreign governments began to exceed U.S. gold holdings by large amounts, however, the system started to falter.
By the early 1970s foreign government holdings of U..S. dollars were over five times greater than the U.S. gold stock. In August 1971 President Richard M. Nixon suspended gold payments of U.S. dollars.
This closing of the “gold window” effectively ended all ties between the U.S. dollar and either gold or silver. Since then the United States has had a fully managed currency system, one with no metallic base whatsoever. United States citizens are free to own, buy, and sell gold, but its price is determined in the same way as any other freely traded commodity—on the basis of supply and demand. Gold no longer serves as a medium of exchange. Federal Reserve notes are overwhelmingly the dominant form of currency in circulation today.
MBM TEMPO › Print Article
Lagi pula, mulai 1970 subsidi haji diberhentikan. Ini mengakibatkan Ongkos Naik Haji (ONH) tahun 1969/1970 sebesar Rp 182.000, naik dari tahun sebelumnya ...
http://majalah.tempointeraktif.com/id/cetak/1978/08/26/EB/mbm.19780826.EB72605.id.html
bagus juga ya klu gitu invest ke emaas heee..........dari pada numpuk rupiah enakan beli emas dong klu gitu :D
BalasHapussebenernya dari nenek moyang kita dulu emang suka nabung dengan emas hanya saja ketika mereka menjual sering di permainkan oleh orang2 cina karena nenek2 kita gak tau harga pasaran heee sedih deh...
thanks infonya
emas, dinar, adalah mata uang yang stabil, yang menunjukkan nilai sebenarnya, kapankah dinar eksis lagi
BalasHapuskalo saja gunung emas di papua kita yang nambang sendiri, hiiks
BalasHapuskalo mau beli dinar kemana tolong info ke munaseh@ged.co.id
BalasHapussalam,
Maafkan komentar saya yang tidak mengerti ekonomi perdagangan antar negara, tapi sudah lama saya menyangka memang emas memegang peranan dalam naik turunnya nilai Rupiah.
BalasHapusdinar bisa dibeli dianeka tambang rawamangun deket pilo gadung atau di gerai dinar (geraidinar.com)
BalasHapusMemperkuat rupiahhhhhhhh. gampang.
BalasHapusCiptakan banyak pekerjaan produktif dinegara sendiri dengan rupiah tidak pakai dolar......
Bangun negara ini dengan tenaga Indonesia dan produk Indonesia. Dan Uang rupiah.
Bangun infra struktur sebesar besarnya - sebanyak banyaknya. Kurang uang tinggal cetak.
Ingat uang 100.000,- di tangan rakyat hanya numpang lewat.....Makanya daya beli kurang. karena upah sangat amat kurang.
sejak beberapa tahun belakangan bukankah sudah ada wakala yang memperkenalkan dinar dan dirham.namun sayang kurang bergema dan kurang tersosialisasikan.
BalasHapussalam kenal dan salam sharing...
BalasHapussetuju 100%, saya alhamdulilah sampai saat ini menyimpan tabungan dalam bentuk emas murni 24%. hanya dalam kurun waktu 3-4 bulan apabila dinilai dalam rupiah sudah naik sktr 1.2%
[...] nilai rupiah stabil, jika perlu bisa diterapkan uang Rupiah Emas atau Perak (Seperti Dinar Emas) atau mematok nilai rupiah dengan emas sebagaimana yang pernah dilakukan oleh pemerintah AS terhadap dollar sebelum tahun [...]
BalasHapus[...] nilai rupiah stabil, jika perlu bisa diterapkan uang Rupiah Emas atau Perak (Seperti Dinar Emas) atau mematok nilai rupiah dengan emas sebagaimana yang pernah dilakukan oleh pemerintah AS terhadap dollar sebelum tahun [...]
BalasHapusIkut nimbrung , kalo mau tahu alamat provider dinar dirham bisa nanya di google dg kata kunci - alamat wakala - atau juga buka situs , wakalanusantara.com ; geraidinar.com atau www.dinarfirst.com. Trims. 081254542373
BalasHapusSelama inflasi tetap dipelihara dan riba tidak dihentikan jangan harap rupiah akan menguat . . . camkan ini
BalasHapusselamat kms...
BalasHapusbro...kalo comment jgn rasis.........semua manusia sama dimata pencipta!
Salaamu alayk , saudaraku , sambil berwacana , mari kita action utk memberlakukan nuqud nabawi ini . Jika kita ingin infak sodaqoh gunakan nuqud , apalagi jika di guna kan dlm perdagangan / jual beli. Bayangkan kalo kotak2 amal penuh dgn daniq , dirham , dinar. Penerapan nuqud nabawi insya Allah, menciptakan pemerataan dan kemakmuran.
BalasHapusPermisi , di detikfinance tgl 25/06/2013 , di sebutkan bahwa setelah harga BBM dinaikkan harusnya rupiah menguat . Tampaknya premis ini tidak terlalu kuat .
BalasHapusNamun jika , hutang Indonesia berkurang menjadi 20 persennya kemungkinan besarnya rupiah menguat tajam , bisa jadi satu USD sekitar rp 3500 ,- , insha Allah .
Ndak perlu redenominasi