Minggu, 22 November 2009

Kejahatan di Angkutan Umum (Mikrolet, Bis, KA, dan Metromini)

Kejahatan di Angkutan Umum sering terjadi. Kalau di biskota dan kereta api Jabotabek yang sering terjadi adalah pencopetan oleh kawanan pencopet (bisa berjumlah 9 orang), maka pada angkutan kecil seperti Mikrolet adalah penodongan. Korbannya terutama wanita dan ibu-ibu.


Sebagai contoh di Mikrolet M18 (Pondok Gede-Kampung Melayu) terjadi peristiwa penodongan seorang ibu oleh 2 orang penodong menggunakan pisau cutter. Pada mikrolet lain seperti M16 (Kp Melayu-Pasar Minggu), M44, dsb penodongan juga kerap terjadi.


Anehnya yang sering menangkap pelaku penodongan adalah masyarakat. Bukan polisi. Polisi tinggal menerima penjahat saja di kantornya. Di angkutan umum juga jarang sekali polisi terlihat untuk mengamankan warga. Paling-paling polisi hanya minta masyarakat supaya berhati-hati…:)


Ada lagi seorang pegawai Diknas yang rumahnya di Cibinong sementara kantornya di Senen menyatakan kapok naik bis. Sebab ketika bisnya sampai di Cawang, lehernya "dikalungi" 2 buah celurit oleh 2 orang dari 9 kawanan penodong. Sejak itu dia memilih naik kereta api Jabotabek yang eksekutif agar lebih aman. Sebab KRL yang biasa juga rawan.


Ditodong, Wanita Loncat dari Angkot


Senin, 23 November 2009 | 09:15 WIB
Laporan wartawan WARTA KOTA Sigit Nugroho


JAKARTA, KOMPAS.com - Ayu (35) ketakutan saat pinggangnya ditempeli cutter oleh penodong di dalam angkutan kota (angkot). Wanita itu spontan loncat ke luar hingga terguling di aspal.


Penodongan itu terjadi saat Ayu menumpang angkot Mikrolet M-18 jurusan Pondok Gede - Kampung Melayu di Jalan Inspeksi Saluran (Kalimalang), RT 05/07, Cipinangmuara, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (22/11) pukul 13.30.


Ayu berteriak-teriak memberitahu orang-orang di sekitarnya bahwa ada penodong di dalam angkot yang sebelumnya ditumpanginya itu. Belasan orang lalu mengejar angkot yang masih melaju dalam kecepatan sedang.


Mereka berhasil menyetop angkot itu dalam jarak 500 meter dari lokasi kejadian, lalu menangkap dua penodong dan memukulinya sampai babak belur dan tak berdaya. Mereka lantas diamankan petugas Polsek Jatinegara yang sedang patroli di lokasi kejadian.


Dua penodong itu adalah Lutfi (21) warga Rawasari, Jakarta Pusat dan Sobur (35), warga Jatiwaringin, Bekasi. Kepada polisi, Lutfi mengaku menumpang Mikrolet M-18 bersama Sobur dari Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur. Niat mereka memang menodong di dalam angkot.


Ketika itu di dalam mikrolet hanya ada seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Ayu. Lutfi dan Sobur langsung duduk menghimpit Ayu. "Saya duduk tepat di samping korban (Ayu) sedangkan Sobur duduk di dekat korban sambil menghadap sopir," ujar Lutfi.


Untuk mengelabui Ayu, Sobur yang duduk tepat di belakang sopir mengajak ngobrol sang sopir. Saat melihat Ayu lengah, Lutfi mengeluarkan sebuah pisau cutter dan menempelkannya ke pinggang Ayu. Lutfi lalu mengancam agar Ayu menyerahkan tas yang dibawanya.


Ayu panik dan ketakutan. Dia spontan berdiri dan meloncat ke luar dari mikrolet yang sedang melaju di Jalan Inspeksi Saluran (Kalimalang). Tubuhnya terguling di aspal. Dia berteriak minta tolong kepada orang-orang pinggir jalan.


Lutfi dan Sobur kaget melihat kenekatan Ayu, dan berusaha tenang. Keduanya panik ketika belasan orang menyetop Mikrolet M-18 yang ditumpanginya. Lutfi dan Sobur tidak berdaya saat dikeroyok massa.


Kapolsektro Jatinegara, Kompol Sriyanto mengatakan bahwa pihaknya masih memeriksa Lutfi dan Sobur. Ayu yang menjadi korban penodongan dan mengalai luka lecet karena meloncat dari angkot juga dalam pemeriksaan polisi. "Benar ada kejadian penodongan itu tetapi kami masih menyelidiki kasus ini," ujar Sriyanto.


Dia menambahkan, kejahatan di dalam angkot kerap terjadi sehingga penumpang diminta untuk waspada.


http://megapolitan.kompas.com/read/xml/2009/11/23/09150178/Ditodong..Wanita.Loncat.dari.Angkot

5 komentar:

  1. enak jadi polisi.. tinggal tunggu pelaku kriminal di kantor.. :D

    BalasHapus
  2. Yah begitulah mas Hoja.
    Masyarakat harus menghadapi resiko terbunuh dalam menangkap copet/penodong sementara polisi jarang yang aktif ke terminal2 atau bis/angkutan umum yang rawan kejahatan.

    Polisi sepertinya merasa sudah berprestasi dengan menangkap segelintir teroris yang paling aktivitasnya hanya 1-2 tahun sekali.

    Padahal penodongan, perampokan, pencopetan itu terjadi tiap hari di mana-mana dan meresahkan masyarakat.

    Kita doakan saja supaya para polisi menyadari hal ini.

    BalasHapus
  3. saya menemukan anak jakarta timur daerah pasar senin 'namanya lutfi .anak dari bpk tatang.tlong anak ini segera di jeput ,karena dia terus menangis mita pulang' kota kami:surabaya.kabupaten :sidoarjo.kec:krian / balongbendo.:desa.seketi.RT'1_RW'4'cpt kami minta tlong

    BalasHapus
  4. Selamat Pagi. Hari Senin mumpung masih semangat baru, di sempatkan untuk webwalking / blogwalking. Mohon Ijin untuk membaca artikelnya, siapa tahu bisa menajdi inspirasi untuk menulis posting blog saya. Klo berkenan, di tunggu kunjungan baliknya. link situsku http://naga212geni.blogspot.com . Salam kenal n tetap semangat.

    BalasHapus
  5. Angkot memang masih sangat dibutuhkan di perkotaan. Karena memang tak semua orang mau atau bisa membeli sarana transport pribadi. Tapi akan lebih afdhol jika pemerintah juga mengupayakan keradaan transportasi publik sekelas kereta api :)

    BalasHapus