Rabu, 22 September 2010

Skandal Penipuan di Bursa Saham: Enron, Sarijaya, RINA, dsb

Berikut beberapa penipuan di Bursa Saham.  Skandal Kebangkrutan Enron perusahaan dengan revenue US$ 101 milyar (Rp 900 trilyun) membuat Perusahaan Akuntan Publik Arthur Andersen tutup karena membuat laporan keuangan palsu seolah-olah ENRON untung. Pemegang sahamnya rugi sampai US$ 74 milyar atau Rp 630 trilyun!


Sementara mantan pimpinan Bursa Saham NASDAQ, Bernard Madoff, menipu nasabahnya hingga US$ 50 milyar dengan cara membayar nasabah lama dengan uang nasabah baru. Gali lobang tutup Lobang.


Lehman Brothers bahkan bangkrut dengan meninggalkan hutang US$ 613 milyar atau sekitar Rp 5.400 trilyun lebih! 5 kali lipat dari APBN Indonesia!


Di Indonesia pun ada kasus Sarijaya Sekuritas yang pemilik dan Direkturnya dituduh menggelapkan uang nasabah hingga Rp 245 milyar.


Itulah akibat spekulasi di dunia saham dan sektor keuangan.


Silahkan lihat berbagai artikel tentang penipuan di Bursa Saham dari berbagai media:


Kamis, 23/09/2010 12:48 WIB
BEI Layangkan SP I ke Katarina Utama
Indro Bagus - detikFinance


Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melayangkan peringatan tertulis I kepada PT Katarina Utama Tbk (RINA) terkait dugaan penyelewengan dana IPO dan penggelembungan aset perseroan. Direktur Utama RINA Fazli Bin Zainal Abidin berkali-kali tidak penuhi panggilan BEI.


"Kita sudah berikan peringatan tertulis I kepada RINA," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito dalam acara Annual Report Awards di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Rabu (22/9/2010) malam.


Menurut Eddy, BEI telah berkali-kali memanggil manajemen RINA, terutama Direktur Utamanya yakni Fazli bin Zainal Abidin. Namun hingga saat ini, Fazli belum memenuhi panggilan BEI.


Dari seluruh manajemen RINA yang ekspatriat asal Malaysia, diduga hanya tersisa Direktur Keuangan Izzuddin Mahmood yang masih bercokol di Indonesia, sedangkan Fazli dan jajaran direksi yang lain diduga telah melarikan diri ke Malaysia.


"Kita sudah coba segala upaya untuk memanggil Fazli untuk meminta keterangan soal dugaan penyelewengan IPO tersebut. Tapi dia belum memenuhi, alasannya inilah, itulah. Ya kita tunggu saja, peringatan tertulis I sudah kita kasi. Kita lihat nanti saja perkembangannya," ujar Eddy.


RINA memperoleh dana IPO sebesar Rp 33,6 miliar pada penawaran Juli 2009 yang rencananya digunakan untuk membeli peralatan, modal kerja serta menambah kantor cabang. Hingga saat ini, tidak ada realisasi yang signifikan dalam pembelian peralatan, modal kerja serta penambahan kantor cabang.


Sumber detikFinance menyebutkan, manajemen Katarina yang terdiri dari expatriat asal Malaysia melarikan uang tersebut untuk kepentingan pribadi. Sebagian juga diduga nyangkut di PT Optima Kharya Capital Securities yang kini sedang dalam status suspensi. Pemilik Optima diduga melarikan uang nasabah-nasabahnya sebesar Rp 1 triliun lebih, termasuk milik RINA.


Selain itu, ada indikasi kalau manajemen RINA telah melakukan penggelembungan aset dengan memasukkan sejumlah piutang fiktif dari sejumlah perusahaan. BEI dan Bapepam-LK kini tengah mengusut data-data tersebut.


(dro/ang)
http://www.detikfinance.com/read/2010/09/23/124814/1446511/6/bei-layangkan-sp-i-ke-katarina-utama?f9911023


Rekening BCA Diblokir, Dua Direktur Ditangkap
Keduanya telah ditangkap dan ditahan pada Rabu di Permata Tower I, Jakarta.
Kamis, 15 Januari 2009, 14:50 WIB
Heri Susanto, Desy Afrianti
Sarijaya Permana Sekuritas (http://www.sarijayasecurities.com)


VIVAnews - Markas Besar Kepolisian RI memblokir rekening mulai dua tersangka baru PT Sarijaya Permana Sekuritas. Keduanya telah ditangkap dan ditahan pada Rabu siang pukul 13.00 WIB di Permata Tower I, lantai 6, Jl. Jend Sudirman di Jakarta.


Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Abubakar Nataprawira mengungkapkan kedua orang tersangka baru tersebut adalah Zulfian Alamsyah, Direktur Marketing dan Teguh Jaya, Direktur Operasional. Mereka diperiksa di kantornya, kemudian diberi surat perintah penahanan.


Menurut dia, kedua tersangka tersebut diduga telah melakukan tindak pidana pencucian uang atau penggelapan dana nasabah Sarijaya. Mereka memberikan persetujuan menaikkan batas transaksi nasabah atas perintah Herman Ramli, komisaris utama Sarijaya.


Dengan kejadian itu, sebanyak 8000 nasabah aktif mengalami kerugian Rp 285 miliar. Kerugian tersebut timbul akibat tindak kejahatan pencucian uang, penggelapan dan penipuan.


Kedua tersangka tersebut dianggap melanggar pasal 3, ayat 1 dan pasal 6 ayat 1 UU nomor 15/2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, serta pasal 378 KUHP dan 372 KUHP junto pasal 55 dan 56 KUHP sesuai dengan UU 40/2007.


"Kedua tersangka bertanggung jawab atas setiap transaksi nasabah fiktif Sarijaya," ujarnya.


Menurut dia, dalam menjalankan modusnya, Herman Ramli membentuk 17 nasabah fiktif. Herman juga memalsukan sejumlah tanda tangan nasabah. Polisi sudah memblokir rekening Herman di BCA, termasuk rekening 17 nasabah. "Jika ada nasabah yang merasakan namanya dicemarkan, silahkan mengadukan ke polisi."


Selain memblokir rekening Herman, polisi juga memblokir rekening kedua tersangka baru. Mengenai aset-asetnya, kepolisian masih terus melakukan penyelidikan dan pengembangan. "Belum ada keterbukaan Herman Ramli."
• VIVAnews


http://bisnis.vivanews.com/news/read/22190-rekening_diblokir__dua_direktur_ditangkap


Penipu Ulung: Mengguncang Yahudi Dunia
Kamis, 18/12/2008 15:33 WIB | email | print | share


Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga. Peribahasa itu mungkin cocok dilekatkan pada Bernard Madoff, sosok pengusaha kaya yang selama ini disegani dan menjadi legenda di bursa saham Wall Street ternyata tak lebih hanya seorang penipu licin.


Ia kini menjadi tahanan rumah akibat kejahatan yang dilakukannya, bahkan tubuhnya dipasangi alat elektronik dan harus minta izin jika ingin keluar dari flatnya di New York.


Kedok Madoff sebagai penipu ulung terbongkar atas pengaduan sejumlah perusahaan besar dari berbagai negara yang ikut dalam perusahaan sekuritas milik Madoff. Tak tanggung-tanggung, perusahaan-perusahaan besar yang menjadi korban penipuan Madoff antara lain bank HSBC dan RBS Inggris, BNP Paribas dari Perancis, Santander dari Spanyol dan yayasan amal Wunderkinder milik sutradara kondang Stephen Spielberg. Kerugian yang ditimbulkan akibat ulah Madoff mencapai 50 milyar dollar. Jumlah ini hampir sama dengan cadangan devisa Indonesia yang nilainya 50,180 miliar dollar AS.


Agen FBI menangkap Madoff di apartemen mewahnya senilai 5 juta dollar di New York pada 11 Desember kemarin. Saat ditangkap, Madoff yang pernah menjabat sebagai ketua bursa saham NASDAQ, masih tercatat sebagai pimpinan perusahaan miliknya, Bernard L.Madoff Investment Securities LLC yang tercatat sebagai salah perusahaan terbesar dan tersukses di bursa Wall Street selama puluhan tahun.


Setelah diguncang krisis finansial, kasus penipuan yang melibatkan perusahaan Madoff menjadi skandal penipuan terbesar yang menggegerkan dunia, yang didalangi oleh satu orang, yaitu Madoff sendiri. Ia mengakui perusahannya hanya kedok untuk memuluskan aksi penipuannya. "Semua itu hanya sebuah kebohongan besar" kata Madoff tentang perusahaannya.


Ia melakukan perputaran penipuannya dengan membayar keuntungan klien lama dengan uang milik klien baru alias gali lubang tutup lubang. Begitu seterusnya sampai perusahaan Madoff tak mampu lagi membayar keuntungan untuk klien-kliennya.


Tapi, siapa Madoff sebenarnya? Orang yang begitu licin, sehingga baru 48 tahun kemudian kejahatannya terbongkar.


Keluarga Yahudi


Bernard Madoff lahir pada tahun 1938 dari keluarga Yahudi di New York. Ia sudah membangun perusahaan investasi pada usia 22 tahun, dengan modal awal dari upah kerja musim panasnya sebesar 5.000 dollar. Ia mengembangkan usahanya ke sektor bank investasi. Perusahaan Madoff terus meningkat hingga di awal tahun 1990-an, nama Madoff masuk dalam jajaran pengusaha papan atas, apalagi ketika di menjadi ketua bursa saham Nasdaq.


Madoff menjadi salah satu orang kaya dan terpandang di AS. Ia memiliki rumah mewah di Manhattan, New York, Palm Beach, Florida dan di Prancis. Ia melibatkan kerabat-kerabatnya untuk mengurus bisnis-bisnisnya. Dua anak lelaki Madoff juga ikut mengelola bisnis sang ayah begitu lulus sekolah. Uniknya, kedua anak Madoff sendiri tidak menyadari kelicikan sang ayah menjalankan bisnisnya, bahkan ketika perusahaan mereka diambang kebangkrutan.


Kejahatan yang dilakukan Madoff dalam bisnis dikenal dengan istilah Skema Ponzi, diambil dari nama Charles Ponzi yang lebih dulu terkenal karena kasus penipuan dengan modus penawaran investasi dengan cara spekulasi lewat transaksi perangko AS terhadap perangko asing pada era tahun 1920-an.


Skema Ponzi menjajikan keuntungan berlipat ganda bagi para investor, yang nilainya di atas keuntungan normal bisnis rill. Para investor yang tergiur dengan janji keuntungan besar itu, umumnya tidak peduli darimana perusahaan mendapat uang untuk membayar keuntungan tersebut.


Para investor Madoff percaya saja, meski Madoff menolak memberikan akses bagi kliennya untuk melihat rekening-rekening mereka. Madoff hanya memberikan bukti perhitungan akuntansi lewat surat sementara perusahaan lain biasannya memberikan laporan akuntansi lewat email dan mengizinkan kliennya mengakses sendiri lewat komputer agar dengan mudah dianalis oleh penanam modal.


Seorang investor korban penipuan Madoff yang enggan disebut namanya mengaku setengah tak percaya begitu tahu bahwa Madoff melakukan bisnisnya dengan cara tidak sehat. "Pengembaliannya cukup menggiurkan. Kami percaya pada orang ini selama bertahun-tahun-Kalau Anda ingin menarik uang, dalam beberapa hari Anda akan mendapatkan cek. Itulah sebabnya kami tercengang dengan melihat akhir semua ini," ujarnya.


Madoff, 70 tahun, yang dulu dihormati kini tak lebih sebagai penjahat berkerah putih. Tak peduli ia menjadi donatur sejumlah yayasan amal yang terancam tutup setelah Madoff ditangkap.


Hari ini Madoff datang ke pengadilan federal New York untuk menandatangani berkas-berkas perjanjian pembayaran utang sebesar 10 juta


dollar dan berkas pernyerahan hartanya berupa sebuah flat di New York dan rumah di Long Island dan Palm Beach. (ln/berbagai sumber)
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/penipu-ulung-itu-berhasil-mengguncang-dunia.htm


Tuduhan Penipuan Goldman Kirim Saham AS Jatuh
Sabtu, 17 April 2010 05:01 WIB


New York (ANTARA News) - Saham-saham AS jatuh ke posisi merah pada Jumat waktu setempat, setelah bank investasi pita biru-Goldman Sachs didakwa menyesatkan investor.


Berita bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC-sejenis Bapepam-LK) telah mengadukan tuduhan perdata penipuan terhadap raksasa Wall Street iru, mengirim semua indeks utama AS jatuh, dengan perusahaan keuangan terpukul paling keras.
http://www.antaranews.com/berita/1271455297/tuduhan-penipuan-goldman-kirim-saham-as-jatuh



Sistem Keuangan AS Disorot Lagi
Rabu, 17 Desember 2008 | 03:41 WIB


LONDON, SELASA - Skandal penipuan senilai 50 miliar dollar AS di Wall Street kembali mencuatkan lemahnya pengawasan sektor keuangan di AS. Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn di Paris, Selasa (16/12), mengatakan kaget luar biasa. Kahn tidak habis pikir penipuan terbesar sepanjang sejarah ini lolos.


Bernard Madoff, mantan Ketua Nasdaq, bursa untuk perusahaan teknologi, menjadi tokoh sentral dari skandal tersebut. Pada awalnya, Madoff menghimpun dana investasi sebesar 17 miliar dollar AS. Dana ini dikelola lewat perusahaan bernama Madoff Investment Securities dan dikembangbiakkan menjadi 50 miliar dollar AS. Namun, semua dana investasi itu mendadak hilang tanpa penjelasan.


Akan tetapi, untuk mengelabui para investor yang telah menanamkan dana, perusahaan tetap mengirim uang ke investor lama. Namun, kali ini keuntungan yang dibagikan bukan hasil dari pengelolaan dana investasi di pasar, tetapi dana investasi dari investor baru.


Skandal Madoff ini kemudian dikenal dengan skema Ponzi. Aksi perusahaan mirip arisan berantai yang populer di Indonesia.


Skandal terbongkar karena keuntungan yang dijanjikan tidak lagi bisa dibagi-bagikan. Dana investasi yang masuk sudah mulai seret. Di samping itu, investor lama menarik dana. Karena tidak mampu melayani arus kas, skandal tersebut merebak.


”Pengawasan yang dianggap dilakukan secara saksama ternyata tidak bisa mencegah penipuan massal,” demikian disebutkan harian Spanyol, El Pais, Selasa, setelah ketahuan bahwa banyak korban skandal Madoff menimpa perusahaan dan individu Spanyol.


”Harus ditanyakan, bagaimana mungkin penipuan seperti ini tidak bisa dilacak,” sebut harian Spanyol lainnya, La Vanguardia.


Cheney terganggu


Wakil Presiden AS Dick Cheney, Senin, mengatakan terganggu dengan skandal dan menyalahkan perilaku beberapa orang buruk.


Jean-Pierre Jouyet, mantan Menteri Urusan Eropa, di Perancis, kini mengetuai AMF, badan pengawas pasar keuangan Perancis, turut memberi komentar. Dia mengatakan skandal Madoff adalah yang keempat sejak 1998, yakni berupa kebangkrutan dan penipuan keuangan yang terjadi di Long Term Capital Management, skandal Enron (2001), skandal Lehman Brothers (September 2008), dan, keempat, skandal Madoff.


Pihak Inggris juga menyatakan kejengkelannya. ”Saya memilih kalimat dengan mengatakan, saya tidak bisa menerima kerakusan manusia seperti ini,” kata Howard Wheeldon, ahli investasi dari BGC Partners, di London. Skandal besar ini muncul akibat kerakusan manusia.


Direktur Pelaksana IMF Dominique Strauss-Kahn juga mengatakan kaget luar biasa karena regulator AS telah gagal melacak skandal besar. Ini adalah kekagetan kesekian kali yang tidak pernah diatasi. Senator AS Chuck Grassley mengatakan, Badan Pengawas Pasar Modal AS (SEC) mengecewakan warga AS. (AP/AFP/MON)
http://nasional.kompas.com/read/2008/12/17/03414558/sistem.keuangan.as.disorot.lagi


Ratusan Korban Penipuan Madoff Terungkap
Beberapa korban masuk daftar 400 orang terkaya Amerika Serikat versi majalah Forbes
Jum'at, 6 Februari 2009, 15:50 WIB
Renne R.A Kawilarang, Shinta Eka Puspasari


VIVAnews - Sebuah daftar berisi ratusan nama yang diduga menjadi korban penipuan investor Bernard Madoff terungkap dalam pengadilan kepailitan federal di Amerika Serikat (AS), Rabu 4 Februari 2009. Sejumlah miliuner dan pemuka masyarakat tercantum dalam daftar korban penipuan investasi bodong. Nilai kerugian mencapai US$ 50 miliar.


Daftar itu juga mencakup beberapa orang yang masuk daftar 400 orang terkaya Amerika Serikat versi majalah Forbes. Diantaranya, kolektor karya seni, Norman Braman dan manajer keuangan dan anggota dewan Berkshire Hathaway, David Gottesman.


Agustus tahun lalu, Forbes memperkirakan Gottesman memiliki kekayaan senilai US$ 2,5 miliar. Namun kekayaan Gottesman diperkirakan menurun pada tahun ini karena saham Berkshire merosot hingga sebanyak 25 persen selama enam bulan terakhir.


Pengacara Gottesman, Neal Stearns mengatakan ia tidak mengetahui mengapa nama kliennya tercantum dalam daftar. "Tuan Gottesman tidak mengelola dana pribadinya dengan Madoff saat skandal itu terjadi, istri Tuan Gottesman memang pernah berinvestasi bersama firma milik Madoff, tapi juga bukan saat kejadian itu," kata Stearns.


Kolektor karya seni Norman Braman, 76 tahun, yang tahun lalu diperkirakan memiliki kekayaan senilai US$ 1,7 miliar juga masuk daftar itu. Ia tidak berkomentar apa-apa. Namun pada Desember lalu Braman mengaku mengenal Madoff secara pribadi dan pernah menginvestasikan sejumlah besar uang bersama Madoff. "Saya ingin melihat dia kena batunya," kata Braman pada Katie Couric dari CBS News.


Beberapa minggu lalu, miliuner pengusaha real estat Mort Zuckerman mengaku bahwa lembaga nirlaba miliknya kehilangan US$ 30 juta karena mempercayakan Madoff untuk menginvestasikannya. Zuckerman mengatakan uang itu dikelola penasehat keuangan publik dan dia tidak tahu bahwa uang itu diinvestasikan melalui Madoff hingga skandal itu terbuka tahun lalu.


Perempuan terkaya Spanyol, Alicia Koplowitz juga dipercaya menjadi korban Madoff. Sutradara legendaris Hollywood, Steven Spielberg juga menjadi korban Madoff. Lembaga milik dia, Wunderkind Foundation tercantum di halaman terkahir dokumen setebal 62 halaman itu. Mantan pemain bisbol, Sandy Koufax juga termasuk dalam daftar itu.


Daftar ini dibuat oleh AlixPartners, firma restrukturisasi yang bertugas membantu melancarkan dana perusahaan investasi Madoff, Bernard L. Madoff Investment Securities (BMIS). Daftar ini berisi lebih dari 13.500 nama, namun diperkirakan jumlah korban Madoff tidak sebanyak itu karena beberapa rekan Madoff memiliki rekening ganda.


Komisi Sekuritas dan Bursa Saham AS menilai Madoff telah melakukan penipuan berskala besar melalui  bisnis investasi berjangka yang dilakukannya, baik dalam jangka waktu maupun cakupan klien berikut kerugiannya. Menurut kantor kejaksaan New York, Madoff bisa mendekam di penjara maksimal 20 tahun dan membayar denda jutaan dolar bila terbukti bersalah di sidang pengadilan.
• VIVAnews
http://dunia.vivanews.com/news/read/27852-ratusan_korban_penipuan_madoff_terungkap



http://www.time.com/time/business/article/0,8599,263006,00.html


Accounting firm Arthur Andersen had already been found guilty in the court of public opinion, and paid a heavy penalty. Clients deserted; employees fled. In fact the Chicago firm was barely alive, but one question remained: What would its epitaph be, the lesson for others? An answer came last Saturday, when a Houston jury found Andersen guilty of obstructing justice. It provided a moment of vindication for investors who lost more than $60 billion in the spectacular collapse of Enron, whose books had been audited by Andersen. But the verdict held a twist: at first the case seemed to hinge on whether an Andersen employee ordered tons of Enron paperwork to be shredded before investigators arrived. Jurors said they based their decision instead on Andersen's alteration of an internal memo that was critical of an Enron earnings release.

Read more: http://www.time.com/time/business/article/0,8599,263006,00.html#ixzz10KrW9n1T
Read more: http://www.time.com/time/business/article/0,8599,263006,00.html#ixzz10KrLmYR6

Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 milyar. Fortune  menamakan Enron "Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka [1].

Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas, seperti yang digambarkan secara lebih terinci di bawah.

Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja.
http://id.wikipedia.org/wiki/Enron

Enron scandal at-a-glance
Clickable graphic The Enron scandal has far-reaching political and financial implications. BBC News Online reviews the key facts to help you make sense of developments.

In just 15 years, Enron grew from nowhere to be America's seventh largest company, employing 21,000 staff in more than 40 countries.

But the firm's success turned out to have involved an elaborate scam.

Enron lied about its profits and stands accused of a range of shady dealings, including concealing debts so they didn't show up in the company's accounts.

As the depth of the deception unfolded, investors and creditors retreated, forcing the firm into Chapter 11 bankruptcy in December.

More than six months after a criminal inquiry was announced, the guilty parties have still not been brought to justice.

The investigators

A chorus of outraged investors, employees, pensionholders and politicians are demanding to know why Enron's failings were not spotted earlier.

And the US Justice Department is thought to be trying to charge several executives for fraud and money laundering.

Prosecutors have come to a deal with one insider, Michael Kopper, who will plead guilty and spill the beans about Enron's murky finances.

There is no date for a trial yet.

There has already been a far-reaching investigation into the scandal by a number of congressional committees.

Three key players appeared involuntarily and then refused to speak in order to avoid incriminating themselves:

# Andrew Fastow: Former chief financial officer, sacked as the scandal unfolded, and alleged author of the deceptive accounting practices.
# Kenneth Lay: Enron's former chief executive and chairman since 1986 refused to testify at the last moment after saying he had been pre-judged.
# David Duncan: Enron's chief auditor at Andersen who shredded key documents relating to the case. It was his job to check Enron's accounts.

Three senior executives did testify:

# Joseph Berardino: Andersen's chief executive, vigorously defended his firm's role in the affair.
# Jeffrey Skilling: Enron's chief executive in the first half of 2001 denied knowing that anything was wrong at the firm
# Sherron Watkins: Enron employee and "whistleblower" of the scandal. She claimed that Ken Lay was 'duped' and placed the blame on Jeffrey Skilling and Andrew Fastow.

In line for a sell-off

While investigations continue, Enron has sought to salvage its business by spinning off various assets.

It has filed for Chapter 11 bankruptcy, allowing it to reorganise while protected from creditors.

Former chief executive and chairman Kenneth Lay has resigned, and restructuring expert Stephen Cooper has been brought in as interim chief executive.

# Enron's core business, the energy trading arm, has been tied up in a complex deal with UBS Warburg. The bank has not paid for the trading unit, but will share some of the profits with Enron.
# Centrica, part of the former British Gas, has bought Enron's European retail arm for £96.4m.
# Dynegy, a smaller rival, has won a key pipeline in the US after merger talks fell through. The pipeline was then resold to Warren Buffet.
# The power project in India's Maharashtra state - the biggest foreign investment project in India - is still for sale.

In line for reform

That Enron's false accounting was not spotted sooner has prompted the accounting industry to take a hard look at itself.

Hundreds of US firms which used so-called aggressive accounting methods to keep debts or one-off charges away from the headline figures have been affected.

And Andersen, the former auditing giant, has collapsed after being found guilty of deliberately destroying evidence of its relationship with Enron.

President George W Bush has passed a tough new bill aimed at cracking down on corporate fraud.

And he has also ordered a review of US pension regulations, after Enron employees lost billions of dollars because their pensions scheme was heavily invested in Enron's own stock.

Other issues earmarked for attention by reformers include:

Political implications

The scandal has also entered the political realm, because of Enron's close links with the White House.

Enron provided millions of dollars to finance Mr Bush's 2000 election campaign.

Mr Bush was a personal friend of Mr Lay, but has been quick to distance himself from any involvement with the firm.

It has also emerged that Mr Lay called two US cabinet officers before the company filed for bankruptcy late last year.

And the US Treasury Department has said one of its officials felt he was asked to help Enron last year by company president Lawrence Whalley.

Enron executives also met Vice President Dick Cheney and his energy task force several times to discuss the administration's energy plan.

Despite much mud slinging, there is no implication of guilt as yet.

UK fallout

The British political repercussions of the Enron collapse centre around whether Labour's sponsorship from the company led to a change in government energy policy.

Downing Street has dismissed allegations that the UK government is "enveloped in sleaze" over its links with Enron.

The Conservatives and Liberal Democrats are demanding an independent inquiry into what they say could be an affair about cash-for-access.

Labour's relationship with Enron's accountants, Andersen, has also raised questions, especially as the firm was taken off the unofficial blacklist for government work, where it had been placed after the De Lorean car scandal in the early 1980s.

The peer, a former Conservative energy minister, joined Enron as a non-executive director in 1994 and sat on the corporation's audit committee.

Investigators say they do not believe Lord Wakeham was party to any fraud, but he could still face lawsuits from those who accuse him of failing to make public concerns about the energy giant.

http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/1780075.stm

Lehman Brothers Bangkrut
Selasa, 16 September 2008 | 03:00 WIB

New York, Senin - Wall Street kembali dilanda ”badai” keuangan. Setelah dihantam kredit perumahan berisiko tinggi (subprime mortgage), perusahaan sekuritas terbesar keempat di AS, Lehman Brothers, tidak dapat memikul kerugian besar akibat subprime mortgage dan menderita kebangkrutan. ...
http://cetak.kompas.com/read/2008/09/16/00345387/lehman.brothers.bangkrut

The Future is Now: Lehman Brothers is Gone!
Senin, 6 Oktober 2008 | 00:06 WIB

COBA, siapa yang percaya? Semua orang di seluruh dunia terkejut! Bagaimana tidak. Lehman Brothers, bank investasi terbesar keempat di AS, akhirnya jatuh bangkrut pada 15 September 2008 lalu dengan meninggalkan hutang sebesar 613 milyar dollar AS! Sebagian aset perusahaan ini di Amerika Utara—termasuk gedung kantor pusatnya di New York—akhirnya dibeli oleh Barclays. Sementara divisi bank investasinya yang ada di Eropa dibeli oleh Nomura.

Lehman Brothers tidak sendirian. Bank investasi terkemuka lainnya, Merrill Lynch, mengalami kerugian sebesar 51,8 milyar dollar AS. Merrill Lynch akhirnya diakuisisi oleh Bank of Amerika sebesar 50 milyar dollar AS. Dua bank investasi besar lainnya, Goldman Sachs dan Morgan Stanley, juga akhirnya berubah status menjadi bank komersial.

Sementara itu, American International Group (AIG), perusahaan asuransi terkemuka dunia dan perusahaan terbesar ke-18 di dunia dalam daftar Forbes Global 2000 tahun 2008, juga mengalami krisis likuiditas. AIG pada 16 September lalu akhirnya ditolong oleh The Fed yang memberikan talangan (bail-out) sebesar 85 milyar dollar AS, dengan imbalan 79,9% saham AIG. Ini merupakan talangan terbesar dari pemerintah kepada perusahaan swasta dalam sejarah AS.
http://nasional.kompas.com/read/2008/10/06/00062875/The.Future.is.Now:.Lehman.Brothers.is.Gone.

Enron's shareholders lost $74 billion in the four years before the company's bankruptcy ($40 to $45 billion was attributed to fraud).[146]  As Enron had nearly $67 billion that it owed creditors, employees and shareholders received limited, if any, assistance aside from severance from Enron.
http://en.wikipedia.org/wiki/Enron_scandal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar