Ada survey yang menyatakan bahwa hidup di zaman Soeharto lebih baik ketimbang di zaman SBY. Tentu saja kubu SBY menyatakan itu tidak benar. Di zaman SBY, pers bebas, orang juga bebas melakukan demo. Sedang di zaman Soeharto, pers yang kritis dibreidel, dan sulit untuk berdemo.
Tapi di sisi lain, pers bebas akhirnya melahirkan juga penyakit pornografi. Kemudian orang memang bebas demo, namun pemerintah dan DPR nyaris tidak mendengar aspirasi rakyat. Harga-harga barang terus naik menjulang tinggi.
Zaman Soeharto biaya sekolah SMA dan PTN begitu murah. Orang miskin bisa kuliah. Sedang di zaman SBY biaya masuk UI Rp 25 juta dan SPP/semester Rp 7,5 juta. Orang miskin sulit masuk UI dan PTN lainnya. Jangankan kuliah, biaya SMA saja mahal.
Saya coba muat prestasi kedua pemimpin tersebut. Kita harap yang baik ditingkatkan, yang buruk ditinggalkan.
ITEM | SBY | SOEHARTO |
HARGA BENSIN | Rp 9000/liter | Rp 1400/liter |
Uang Masuk UI/PTN | Rp25.000.000 | Rp200.000 |
SPP/Semester di PTN | Rp7.500.000 | Rp200.000 |
Uang Masuk SMA | Rp7.000.000 | Rp1.000.000 |
Ekonomi | Tergantung Investor Asing | Pembangunan BUMN |
BUMN | Penjualan BUMN | Pembangunan BUMN (Indosat, Telkom, IPTN) |
TRANSMIGRASI | Nyaris tak ada | Pembagian lahan u/ Petani |
Pembangunan | Tol Cipularang | TMII |
Tol Jagorawi, Sedyatmo | ||
Tol DalamKota, Tol Merak | ||
UI Depok | ||
Bandara Cengkareng | ||
Penculikan | Penculikan anak sering terjadi | Jarang ada penculikan |
Harga Barang | Harga mahal | Harga murah |
HutangIndonesia | Rp 1700 trilyun (Rp 260 trilyun dalam 7 tahun) | Rp 1440 trilyun dalam 32 tahun |
Jaman Suharto kemakmuran adalah kemakmuran semu belaka. Semua aspek disubsidi ( difoya - foyakan ) dari utang2 luar negeri, setiap saat menteri pulang dengan bangga membawa untang2 dari luar negeri, pulang bak pahlawan. Mereka tidak sadar bawah utang2 itu menambah terus menerus beban utang dari setiap warga negara Indonesia, setiap menteri orba itu pulang membawa utang, yang nanti akan dibayar oleh generasi berikutnya ( seperti di pemerintahan SBY ini ) hanya meyelesaikan utang2 pendahulunya di zaman orba ( Suharto ). Dan yang lebih celakanya lagi hampir separuh dari utang2 itu dikorupsi oleh kroni2 Suharto sendir, dan yang bayar generasi kita2 sekarang ini. Semua keburukan zaman orba ditutupi habis sehingga yang kelihatan yang baik2nya saja, pada hal zaman orba jauh lebih parah daripada sekarang ini, tabloid, koran di bredel dan wartawan yang kritis dihilangkan.
BalasHapusmantaps gan ahrtikelnya.......! lnjutkan emang sby lebay cocoknya maen sinetron/........
BalasHapusTulisan seorang Dosen Pasca Sarjana di FB:
BalasHapusYanuar Rizky
Zaman sy sekolah=Orba, sy benci rezimnya. Tp, masuk PTN dulu murah biayanya. Baca HL Kompas hr ini, zaman Reformasi=PTN hanya milik si Kaya!
Jawaban saya:
Saya waktu Soeharto lengser juga gembira. Bosan dgn pemimpin yg itu2 saja selama 32 tahun. Tapi kok sekarang tambah parah? SMA, PTN, dan harga2 barang jadi tak terjangkau? Lepas dari mulut Harimau masuk ke mulut BUAYA GILA... (sebab lebih parah daripada Harimau...:)
Saya merasakan hidup di zaman Soeharto dan zaman SBY. Jadi tahu jika harga2 barang di zaman Soeharto lebih murah. Masalah koran/wartawan dibreidel atau tidak, tidak ada manfaatnya bagi saya. Yang penting kebutuhan hidup terjangkau.
apakah sudah diperkirakan kerusakan mental yang disebabkan pada rezim orde baru? zaman sekarang adalah buah dari rezim tersebut.
BalasHapusSetuju, dan SBY adalah salah satu kroni Soeharto yang ikut menikmati kekayaan Soeharto...
BalasHapusklu soeharto orangnya tegas, wibawa n'kharismatik, sby orang ragu2 alias plin-plan atw muna
BalasHapusYa... Jelas enakan jaman Orde Baru dong... istri saya masih muda, seger , cantik n langsing... wkkkkkkkkkkkkkkkkkk
BalasHapusfacta dijaman Soeharto jarang rakyat kecil bunuh diri .. . tetapi di jaman SBY banyak rakyat kecil bunuh diri karena tidak kuat menanggung beban hidup
BalasHapuskedua zaman ini beda tipis, yg jelas orang miskin terus membludak, pengangguran menjadijadi.
BalasHapus