Ide Rp 1 Milyar 1 Desa itu bagus. Kalau jumlahnya tidak disebut, ternyata di masa lalu meski disiapkan anggarap Rp 120 trilyun/tahun, tapi dari Pusat setelah lewat Propinsi, Kabupaten, Kecamatan, begitu sampai Desa ternyata tinggal Rp 5 juta saja. Jadi jumlah harus disebut jelas.
Masalah ada desa yang penduduknya 1000 orang sementara yang lain 5000 orang itu kan bisa ditutupi dengan APBD. Pembagian desa itu harus seimbang antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Jadi tidak njomplang.
Jumlah Desa/Kelurahan di Indonesia ada 80.000. Artinya cuma perlu Rp 80 Trilyun untuk SDSM (Satu Desa Satu Milyar). Itu cuma 5% dari APBN. Masak mengeluarkan dana 5% dari APBN saja untuk rakyat keberatan?
dari Nanik S Deyang
1 MILIAR 1 DESA YG DIPERDEBATKAN. Sungguh saya tidak mengerti apa maunya para politikus dan orang yg rakus kekuasaan ini, mengapa apapun yg dikatakan sebagai sebuah kebenaran dinafikan, hanya tdk mau kalau kebaikan atau kebenaran itu yang melakukan lawan.
Sejak kampannya Pileg , masalah 1 miliar 1 desa yg dilontakan Prabowo ini jadi perdebatan, waktu itu Demokrat (SBY) bilang itu karya pemerintah dia, kemudian Budiman Sujatmiko (PDIP) teriak dimana-mana itu perjuangan PDIP hingga jadi UU. Kemudian dengan ganasnya menyerang Prabowo katanya Prabowo menipu sejarah, menjiplak dll. Bahkan dalam debat Jokowi menanyakan ini pada Prabowo, padahal esensinya Jokowi hanya ingin mengatakan, "Program 1 miliar 1 desa itu bukan Anda to Pak yg membuatnya?"
Oke , sebagai saksi salah seorang sejarah saya akan MELURUSKAN sejarah , bahwa kata -kata atau ide 1 miliar 1 desa itu murni ide Prabowo Subianto. Sejarah ini bisa anda cek dan ricek dengan menelusuri berita di media.
Ceritanya bermula adalah tahun lalu, mungkin sekitar bulan Agustus, Pak Prabowo bercerita atau mengeluhkan soal Bantuan Sosial (bansos) yg besarnya tiap tahun Rp 120 Triliun itu selalu habis untuk bancaan pejabat dari pusat sampai daerah. Misalnya Pak Prabowo pernah dapat cerita dari mantan Wakil Gubernur Jateng, Rustriningsih . Suatau kali Rustriningsih menelusuri jalannya duit Bansos. Sebagai contoh pernah ada satu program Bansos yg dari tingkat Propinsi alokasinya untuk satu desa Rp 75 juta , tapi begitu melewati berbagai instansi, baik di tingkat propinsi , kabupaten , kecamatan dan ujungnya sampai desa , duit Bansos tersebut hanya tinggal rp 5 juta sampai ke desa. Dari contoh kecil ini saja, maka bisa dilihat duit bansos yg dikorup pejabat itu bisa sampai 90 persen.
Dengan demikian, kalau alokasi Bansos seluruh Indonesia tiap tahun dialokasikan 120 T, maka yg sampai ke desa tdk sampai 10 persen atau sekitar 10-12 triliun, bayangkan begitu banyaknnya bantuan sosial (Bansos) yang menguap. Tak heran bila pejabat yg sekarang dikandangin KPK itu kebanyakan pasti berkait dengan kasus Bansos.
Berangkat dari keprihatinan tadi, maka Pak Prabowo lantas punya gagasan, mengapa dana Bansos itu tidak dibagikan saja ke desa secara langsung dari pusat, dengan melalui rekening desa. Dan penggunaanya dikontrol oleh masyarakat, kemudian akan diterjunkan juga satu orang sarjana ( satu desa satu sarjana) dari luar desa untuk ikut mengawasi penggunaanya. Saat akan dibagikan, kalau Prabowo diberi mandat rakyat, dia akan mengumumkan melalui media-media, kapan dana tersebut mulai dikirim atau ditransfer ke rekening Desa.
Prabowo mulai menghitung , kalau di Indonesia ada 80 ribu desa,kemudian dibagi langsung 1 miliar 1 desa, maka hanya akan menghabiskan Rp 80 Triliun setiap tahun. Artinya dana bansos yg selama ini menguap alias dikorup pejabat yg besarnmya 120 T tadi , kalau dialokasikan langsung ke desa maka akan langsung terasa efeknya. Karena dana bansos tadi 120 T, dan yg dibagi ke desa langsung 80 T, maka masih 40T, sisa dana 40 T itulah yg akan bisa digunakan untuk memperbaiki kesejahteraan guru, petugas kesehatan, penegak hukum dll .
Betapa hebatnya ide Pak Prabowo ini, saat orang tdk berfikir mengenai kebocoran dana bansos , ia sudah berfikir caranya memotong korupsi dan bagaimana mengalokasikan. Saat bicara ide ini tahun lalu, saya berani sumpah apapun, Pak Prabowo tdk tau sama sekali bahwa UU Desa juga membahas soal alokasi langsung dana ke desa, Pak Prabowo memiliki program tersebut dasarnya adalah KEPRIHATINAN TERHADAP BOCORNYA DANA BANSOS yg luar biasa besar.
Ide 1 miliar 1 desa Pak Prabowo tersebut, pernah disampaikan ke redaksi Tempo saat Pak Parbowo September tahun lalu mengunjungi kantor redaksi Tempo. Bahkan Pak Prabowo juga membuat coret-coretan di kertas saat berkunjung di media yg sepanjang hayat menghantami Pak Prabowo ini. Tidak hanya di redaksi Tempo Grup, pada awal Oktober tahun lalu saat berkunjung ke redaksi Kompas TV juga disampaikan ide ini. Nah sepulag dari Kompas TV itulah kemudian kami berdiskusi , bagaimana kalau program Pak Prabowo tersebut di lounching , dan tanggal 26 OKTOBER tahun 2013 program tersebut kemudian di lounching di kantor DPP Partai Gerindra.
Setelah melounching Pak Prabowo juga mengirim surat ke kepala desa di seluruh Indonesia untuk menjelaskan soal programnya, andai kata ia diberi mandat oleh rakyat.
Nah setelah Prabowo melounching program 1 miliar 1 desa, mulailah semua ribut , SBY mengatakan bahwa UU Desa saat itu lagi digodok di DPR , demikian juga Budiman Sujatmiko . Namun yang jelas UU Desa yg tadinya 7 tahun digodok gak kelar-kelar di DPR itu, akhirnya bulan Januari atau awal Februari (bisa di cek di google) keluar atau disahkan jadi UU, dimana salah satunya isinya adanya alokasi anggaran 1 desa Rp sekitar 1,3-1,4 miliar.
Coba teman-teman baca secara runtut penjelasan saya di atas , siapa yang punya ide 1 miliar 1 desa? Kalau toh itu ide DPR kenapa 7 tahun kok gak kelar-kelar idenya diwujudkan, dan baru kebakaran jenggot atau disahkan, setelah Pak Prabowo melounching program tersebut. Kemudian latar belakang dari mana dana tersebut diambil, kalau Pak Prabowo kan mengambil dari dana Bansos yg selama ini hanya dikorup pejabat , sedangakan dalam UU Desa itu berasal dari alokasi baru dalam struktur APBN, artinya Bansos tetap dialokasikan, dan bancaan dana Bansos masih bisa tetap akan terjadi.
Jadi kalau Jokowi mencoba akan menjatuhkan Pak PS dengan mengatakan, bahwa Pak PS bukan yg punya ide atas program 1 miliar 1 desa, ini sebetulnya menunjukkan kebodohannya, karena basic atau dasar UU Desa dengan Pak Parbowo itu berbeda, meski nama progaamnya mirip. Pak Prabowo mencari jalan agar kebocoran dan bansos bisa diatasi, UU Desa berangkat dari alokasi anggaran baru dari pos APBN.
Inilah repotnya kalau media gak menagkap esensi yang disampaikan Pak PS dari tahun lalu, padahal berkali-kali yg disampaikan pak Prabowo dengan program 1 miliar 1 desa itu dalam semangat mengatasi korupsi, sementara orang politik, termasuk Jokowi hanya punya nafsu MENJATUHKAN LAWAN dengan menuduh seolah -olah Pak prabowo menjiplak ide UU Desa.
Setelah membaca tulisan saya ini silahkan Anda menilai, siapa sebetulnya yg mencintai negeri ini dengan sesunguh-sungguhnya? Apalagi saat Jokowi dengan pongahnya dalam debat menjudge program tersebut bukan ide Prabowo, Pak Prabowa dengan besar hati mengatakan, siapapun atau darimanapun program tersebut berasal idenya,tidak penting, karena yang penting bahwa program tersebut untuk kebaikkan rakyat di desa. Lihatlah , siapa yang berfikir seperti katak dalam tempurung?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar