18.000 orang itu yang meninggal setiap tahun. Yang jadi bloon karena otaknya rusak akibat Narkoba sehingga tidak bisa kerja atau belajar menurut BNN 2,5% dari jumlah penduduk Indonesia. 6,3 juta rakyat Indonesia sudah jadi pecandu narkoba. Jadi Bandar dan Pengedar Narkoba itu lebih jahat daripada teroris yang tidak sampai membunuh 1000 orang per tahun.
Hukuman Mati memastikan mereka tidak akan bisa berjualan Narkoba lagi dan hemat uang rakyat.
Sebaliknya Hukuman Penjara belum tentu membuat mereka jera. Buktinya Narkoba makin menggila di Indonesia. Dgn tewasnya 18.000 orang per tahun, harusnya pengedar Narkoba yang dihukum mati minimal 180 orang. Bukan cuma 6 orang.
Akibat Narkoba, 18 Ribu Orang Indonesia Meninggal per Tahun
http://pontianak.tribunnews.com/2015/01/20/akibat-narkoba-18-ribu-orang-indonesia-meninggal-per-tahun
BNN: 2,5% penduduk Indonesia jadi pecandu Narkoba
https://www.youtube.com/watch?v=Og6om8KuB3I
4 Napi ini kuasai bisnis narkoba dari balik penjara
Merdeka.com - Berada di balik jeruji besi tidak membuat para gembong narkoba berhenti untuk mengedarkan barang haramnya. Dengan sebuah handphone, transaksi dan negosiasi jual beli narkoba masih bisa dijalankan oleh para napi ini.
Sebagai contoh, terungkapnya napi dengan vonis mati, Freddy Budiman yang mengoperasikan bisnis ekstasi di balik lapas Cipinang. Kemenkumham akhirnya memutuskan untuk memindahkan bos ekstasi ini ke Lapas Nusakambangan.
Masalahnya, sebelum terungkapnya Freedy rupanya Lapas Nusakambangan juga pernah mengalami hal serupa. Bahkan pengendali narkoba di dalam Lapas Nusakambangan adalah warga-warga negara asing. Berikut adalah orang-orang yang tetap berkuasa menjalankan bisnisnya di lapas-lapas.
http://www.merdeka.com/peristiwa/4-napi-ini-kuasai-bisnis-narkoba-dari-balik-penjara.html
Akal Bulus Pengendali Narkoba dari Balik Penjara
http://news.detik.com/read/2012/11/28/052554/2103344/10/akal-bulus-pengendali-narkoba-dari-balik-penjara
Skandal Gembong Narkoba Hidup `Bebas` dalam Lapas
Dengan mengenakan kaos bergaris biru yang dibalut blazer hitam, Vanny Rossyane tampak santai bercerita tentang skandal di Lapas Narkotika Cipinang Jakarta Pusat. Kepada Liputan 6 SCTV, model majalah wanita dewasa itu menuturkan bobroknya lapas yang dihuni mantan kekasihnya, Freddy Budiman, terpidana mati kasus narkoba.
Pengakuan pertama terlontar dari mulut seksi Vanny yang menyebut dirinya kerap mengunjungi Freddy di Lapas Cipinang, Jakarta Timur sebanyak 3 kali dalam sepekan. Dalam kunjungannya, dia mengaku tak menemui hambatan berarti dan barang bawaannya pun tak diperiksa petugas Lapas.
"Proses masuknya, di situ ada penjagaan. Setelah parkir mobil, ya masuk-masuk saja. Handphone juga bebas saya bawa," kata Vanny saat wawancara dengan Retno Pinasti dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Kamis 25 Juli.
Yang lebih mencengangkan, Vanny mengaku pernah diberitahu Freddy bahwa salah satu ruangan yang dipakai bercinta dan pesta sabu itu adalah kantor Kepala Lapas Narkotika Cipinang Thurman Saud Hutapea. Meski Vanny tak mengetahui sosok kalapas tersebut.
"Aku nggak tahu yang namanya Thurman (Kalapas) itu yang mana, tapi jujur abang selalu bilang ini ruangangya enak banget, katanya ini ruangan Kalapas," beber Vanny.
Vanny pun sempat bertanya kepada Freddy berapa biaya yang dikeluarkannya untuk dapat menggunakan ruang tersebut. Ternyata Freddy bisa menggelontorkan uang sekitar Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar.
Pengakuan yang mengegerkan lainnya ialah, Vanny menyebutkan sang kekasih mengendalikan bisnis narkoba dari balik penjara dengan menggunakan ponsel. Bahkan, model cantik ini menyebut Freddy tak sendiri tetapi dibantu banyak napi narkoba lainnya.
http://news.liputan6.com/read/650429/skandal-gembong-narkoba-hidup-bebas-dalam-lapas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar