Selasa, 22 Januari 2008

Hemat BBM dengan Tata Kota

Tidak banyak orang yang membahas mengenai hal ini, tapi banyak hal yang bisa dihemat jika Tata Kota dilakukan dengan baik.


Paling tidak 2 juta pekerja di Jakarta berasal dari luar kota Jakarta seperti Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok. Jika sekali tempuh dari rumah hingga ke kantor masing-masing orang sejauh 50 km, maka pulang pergi mereka menempuh jarak sejauh 100 kilometer.





Untuk itu mereka akan:




  1. ”Mengkonsumsi jalan” sejauh 100 km sehingga menimbulkan kemacetan

  2. Mengkonsumsi BBM sebanyak 10 liter per harinya jika rasio pemakaian BBMnya 1:10

  3. Menghabiskan waktu di jalan paling tidak 3-4 jam setiap harinya

  4. Menambah polusi udara dengan asap kendaraan mereka sejauh 100 km.

  5. Dan banyak lagi yang mereka habiskan



Ini karena pusat kerja yang tersentralistis di segitiga Thamrin, Sudirman, dan Gatot Soebroto sementara rumah para pekerja tersebar hingga luar kota.



Seandainya bisa di atur Tata Kota sehingga dalam radius 3 km ada perumahan, kantor, sekolah, pasar, dsb dan masing-masing penduduk bisa tinggal di sekitar area di mana mereka beraktivitas, maka akan ada penghematan sehingga menjadi:





  1. ”Mengkonsumsi jalan” hanya 6 km pp sehingga kemacetan jadi hilang

  2. Mengkonsumsi BBM hanya 0,6 liter per harinya jika rasio pemakaian BBMnya 1:10

  3. Menghabiskan waktu di jalan hanya 1/4 jam setiap harinya sehingga produktivitas dan waktu untuk keluarga bertambah

  4. Mengurangi polusi udara karena jarak yang ditempuh hanya 3 km.

  5. Dan banyak lagi yang bisa dihemat.



Untuk 2 juta orang BBM yang dihemat adalah (10-0,6) liter x 2.000.000= 18,8 juta liter per hari. Setahun yang dihemat 6,862 milyar liter atau Rp 30,8 trilyun lebih.



Bagaimana cara mendekatkan tempat tinggal dengan kantor? Di antaranya adalah menyediakan perumahan (apartemen atau rumah susun yang harganya terjangkau) di area tempat bekerja. Seharusnya dengan potensi Rp 30,8 trilyun lebih uang yang dapat dihemat, membangun apartemen atau rumah susun dengan harga terjangkau tidak masalah.



Idealnya setiap Kelurahan (radius 3 km) merupakan Lingkungan yang Mandiri. Artinya semua yang dibutuhkan seperti rumah, sekolah, kantor, pasar, dsb ada. Jika ini bisa terjadi, bahkan kita tidak perlu naik kendaraan bermotor. Cukup jalan kaki atau naik sepeda.



Ide menghemat BBM dengan cara ini mungkin aneh. Ada komentar?


Silahkan berikan komentar anda di:


http://infoindonesia.wordpress.com

3 komentar:

  1. analisa yang menarik, tapi terlalu utopis buat diterapkan di Indonesia.

    mari kita menghayal indah :D

    BalasHapus
  2. oke juga...tapi untuk saat ini tu amat susah.pa lagi tata kota indonesia yang terlanjur begini. trus kalo mau diubah juga butuh energi banyak, waktu, tenaga, bbm, n tentu aja sumber daya alam lain buat bangun itu semua.

    BalasHapus
  3. analisa yang hebat selama inti tidak terpikirkan, yang menjadi masalah bagaimana menerapkan dan apa kah saudara sudah kira-kira merancang kota yang seperti yang di gambarkan tadi, salut dengan anda hebat

    BalasHapus