Senin, 18 Februari 2008

Perampokan dan Perkosaan di Taxi

Inilah gambaran keamanan angkutan umum di Jakarta. Mikrolet banyak penodong. Bis dan metromini yang padat penumpang banyak copetnya. Sedang taxi, banyak rampok dan pemerkosanya. Kelihatannya Polisi tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi dan mencegah hal ini agar tidak terjadi.


Tips dari saya adalah gunakan taksi yang dapat dipercaya. Blue Bird meski harganya mahal cukup bisa dipercaya. Untuk tarif bawah, Express Taksi, Putra, Mega Kosti juga dapat dipercaya. Kemudian sejauh yang penulis rasakan, Family Taxi, Indah Family, dan juga Primajasa sejauh ini tidak mengecewakan.



Hati-hati dalam memilih taksi. Terutama yang reputasinya sudah buruk. Anda bisa membaca tips naik taksi yang aman di sini.



Perampokan di Taksi


Jumat, 8 Februari 2008 | 03:03 WIB



Jakarta, Kompas - Dalam empat hari terakhir ini di Jakarta, terjadi tiga perampokan di dalam taksi. Kawanan perampok, termasuk sopir taksi, bukan hanya merampas harta korban yang semuanya perempuan, tetapi juga menganiaya, bahkan hampir memerkosa. Ketiga korban itu sebut saja, Luna, Lani, dan Sinta.



Luna (25) dirampok hari Sabtu (2/2). Pada hari yang sama, Lani (24) juga dirampok, bahkan nyaris diperkosa. Sementara itu, Sinta (28) dirampok, Selasa (5/2). Korban terakhir luka-luka karena berusaha melawan.



Luna kehilangan dua telepon seluler (ponsel) dan uang Rp 5 juta, sementara Sinta kehilangan uang Rp 10,4 juta, komputer jinjing senilai Rp 11 juta, dan ponsel baru senilai Rp 3,2 juta. Lani kehilangan dua ponsel, sejumlah perhiasan, dan uang tunai.



Ketika dihubungi Selasa malam, Luna mengungkapkan, ia dirampok dalam perjalanan dari Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, ke Plaza Semanggi, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Sabtu (2/2). Sore pukul 16.00, ia berdiri menunggu taksi di lampu merah di sebuah toko roti.



Biasanya, ia naik taksi Blue Bird atau Express. Tetapi, karena sudah lebih dari 10 menit taksi favoritnya tak juga muncul, ia naik taksi warna merah marun.



Luna mengaku, ketika masuk mobil perasaannya sudah tidak enak karena kaca jendela belakang sangat gelap. Kartu pengenal pengemudi tak terpasang. Pengemudi pun tampak gelisah dan sempat lupa menyalakan argo.



Luna minta pengemudi menempuh Jalan Tegal Parang sebelum akhirnya masuk Jalan Gatot Subroto dan sampai Plaza Semanggi.



Beberapa meter sebelum masuk Jalan Gatot Subroto, sopir taksi berhenti dan pura-pura mau memeriksa ban belakang mobil. Melihat gelagat mencurigakan, Luna berniat melompat keluar taksi, tetapi dua pria lebih dulu masuk ke dalam taksi dan mengapit Luna. Pria kekar berambut pendek berusia sekitar 36 tahun mengapit Luna di sebelah kiri.



”Saya menduga, pria sebelah kiri pemimpinnya karena kedua pria lain selalu ikut perintahnya,” ucap Luna. Meski diapit dan menghadapi dua pria, Luna tetap berusaha melawan dan berteriak. Ia menyerah setelah tangan pria di sebelah kirinya memegang kepala dan tangan Luna, sementara pria di sebelah kanan memegang kedua kakinya.



Para perampok lalu merampas tas serta ponsel Luna. Pria di sebelah kiri meminta korban menulis nomor PIN di secarik kertas dan ATM. Kertas itu kemudian dilempar keluar kaca jendela. Di belakang taksi, kawan para perampok mengambilnya.



Ketika kawan perampok menarik uang korban, jumlahnya cuma Rp 2,5 juta. Melalui telepon seluler, kawan perampok itu melaporkan kepada pria di sebelah kiri Luna bahwa dia cuma berhasil menarik uang dari ATM Luna Rp 1,8 juta.



Si pria kekar lalu memaksa Luna mengisi ATM-nya Rp 5 juta. Luna, dengan alasan meminjam uang, lalu menelepon mitra kerjanya agar mentransfer uang sebesar Rp 5 juta, tetapi mitra kerjanya hanya mau mentransfer Rp 2,5 juta.



Tak lama kemudian, kawan perampok menghubungi pria kekar dan mengatakan, ia telah menarik lagi uang Luna di ATM sebesar Rp 2,5 juta.



Pukul 18.00, pria kekar yang duduk di sebelah kiri Luna berkata pada dua pria lainnya agar korban diturunkan saja.



”Mereka memberi saya uang Rp 15.000 dan mengembalikan dua simcard ponsel dan tas saya,” jelas Luna. Senin (4/2) pukul 21.15, ia melaporkan kasusnya ke Polda Metro.



Nyaris



Sementara itu, Lani dirampok dalam perjalanan dari Senayan City ke Pancoran, Jakarta Selatan. Modus operandinya sama. Di Bundaran Senayan, taksi berhenti. Dua pria masuk, menodongkan pisau, dan merampas harta Lani.



Bukan itu saja, para pelaku juga nyaris memerkosa Lani (bukan Luna seperti diberitakan sebelumnya). Beruntung, saat itu korban sedang ”datang bulan”. Para perampok pun urung memerkosa korban. Lani diturunkan di daerah Prumpung, Jakarta Timur.



Sinta dirampok dalam perjalanan dari Mid Plaza, Jalan Jenderal Sudirman, ke Sarinah, Jalan Thamrin, Jakpus, Selasa pukul 17.00. Oleh pengemudi taksi berwarna biru, ia dibawa berputar-putar. Sampai di sekitar Senayan, taksi menepi dan berhenti. Dua pria masuk mobil dan mengapitnya.



Sinta melawan sekuat tenaga. Dua perampok sempat kewalahan meladeni korban. Sinta menyerah setelah salah seorang perampok menghunus obeng. Wajah, leher, dan tangan Sinta luka-luka oleh pukulan dan cakaran kedua perampok.



Setelah semua harta milik Sinta dirampas, ia diturunkan di sebuah tempat di daerah Cawang, Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur.



Selasa pukul 21.00, Sinta melaporkan kasus ini ke Polda Metro Jaya. Ketiga peristiwa perampokan di taksi tersebut kini ditangani Satuan Kejahatan dengan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro. (WIN)


http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.08.03032832&channel=2&mn=8&idx=8



Sementara itu Sus mengaku dirampok dalam perjalanan dari Hotel Mid Plaza menuju ke Plasa Sarinah. Oleh pengemudi taksi berwarna biru, ia dibawa berputar-putar. Sampai di sekitar Senayan, Jakarta Pusat, taksi berhenti. Sus berniat untuk melompat dari taksi, tapi usahanya terlambat karena dua perampok terlebih dahulu masuk. Ia diturunkan di sebuah tempat di Jaktim Selasa malam. (WID/HP/WARKOT)



Batal Diperkosa karena Haid



SERANGKAIAN PERAMPOKAN PENUMPANG TAKSI


12 Maret: Listy dan Ida, Pintu I Senayan


19 April: Dona dan Tjung Lie, Jalan Jenderal Sudirman


2 Agustus: Rosa, Jalan Jenderal Sudirman


5 Oktober: Betty, Halte BNI, Dukuh Atas


24 Oktober: Liana, Jalan Abdul Muis, Gambir


7 November: Fani Erika Buaran, Jakarta Timur.



Sumber: Warta Kota


Catatan: Peristiwa Januari-November 2007 di Jakarta


http://www.kompas.com/read.php?cnt=.xml.2008.02.08.03404251&channel=8&mn=10&idx=58


Pengalaman Buruk Naik Taksi oleh beberapa pengguna Internet.



Saya pribadi pernah kehilangan Handphone di Taksi ”KT” dan meski sudah menelpon kantornya dan menyebut nama supirnya tetap tidak dikembalikan.



Istri saya tanggal 25 September juga naik taksi ”KT” dan ketika barangnya ketinggalan di mobil, supir taksi tersebut tidak mau berhenti meski istri saya sudah teriak-teriak.



Untung saja rumah mertua istri saya di jalan yang sempit dan ramai. Akhirnya setelah para penduduk mengepung taksi tersebut, baru mau berhenti dan barang kembali.



Kelihatannya pengurus Taksi ”KT” harus selektif dalam memilih sopir agar bukan preman, pencuri, atau perampok yang jadi supirnya. Polisi juga harus aktif untuk memeriksa apakah ada argo kuda, dsb.



SOPIR Koperasi Taksi (Hijau Oranye) YANG KURANG AJARRR!!!



Mimi


Tue, 02 May 2006 21:02:28 -0700


Pagi ini, Senin (1 Mei '06) jam 8 kurang, gue dan adek gue (kita berdua cewe), naik taksi di daerah Rawa Belong, Palmerah. Kita berhentikanlah taksi Kotas (Koperasi Taksi)  yang lewat, despite image Kotas yang tidak begitu bagus selama ini, tapi gue BELUM pernah mendapatkan masalah apa pun dengan Kosti, sampai pada hari ini. Nomer taksinya B323, nama sopirnya Warto. Tiba-tiba sopir nya turun gitu, kayaknya mo nonjok gue. Tapi ketahan ama adek gue. Trus dia teriak-teriak "JANGAN BANTING PINTU!!!" trus adek gue sampe ditonjok di tulang pipi kirinya. Pas adek gue nahan-nahan sopir yang mo nabok gue itu, sempet-sempet nya dia nendang kaki gue kenceng banget.


http://www.mail-archive.com/kissmiss@googlegroups.com/msg00576.html



Kakak-ku Dirampok di Koperasi Taksi


Submitted by LiSan on Thu, 10/25/2007 - 13:26.


Kejadian ini menimpa kakak saya pada malam hari 24 Oktober 2007. Saat itu kakak saya baru saja pulang dari rumah nasabah di daerah Kota Bambu. Lalu ia pergi mencari taksi dan kemudian mendapatkan taksi Koperasi Taksi (Kotas) dan minta diantar ke Pademangan.


...


Waktu di depan Hotel Milenium tiba-tiba taksinya belok ke Jl Abdul Muis dan sesudah Dispenda dekat lampu merah naik satu orang berkulit hitam dari pintu depan. Ternyata walaupun sudah dikunci tetap bisa dibuka. Orang tersebut begitu masuk langsung pindah ke tempat duduk belakang dan langsung memegang tangan kakak saya dan diancam.



Singkat kata dompet dan handphone kakak saya diambil sepanjang perjalanan ke Jl Suryopranoto. Lalu naik satu orang lagi. Kemudian berhenti di ATM BCA dekat RS Tarakan. Kakak saya dipaksa untuk memberikan nomor PIN dan orang yang terakhir naik itu pergi ke ATM.


http://lisan.gudangbaca.com/ceritaku/kakak-ku_dirampok_di_koperasi_taksi



(Share) Hati-Hati Naik Koperasi Taksi!!


cleopatra


27th February 2009, 19:59


Detikers, pengalaman ini baru aja fresh from the oven..dialami sepupuku (cewek) hari ini, 27 Februari 2009.



Berikut kronologisnya:



Sepupuku baru aja mampir ke kantor temannya di area Jalan Proklamasi, karena ada keperluan sejenak. Nah, kebetulan dia gak bawa mobil hari ini, dan minta tolong kepada sekuriti kantor tersebut untuk memanggilkan taksi Blue Bird. Berhubung jam sudah menjelang sore, (jam pulang kantor), maka pak sekuriti memanggilkan taksi Koperasi (warna hijau-orange) untuk sepupuku ini. –Maaf tidak ada foto, karena yang bersangkutan udah keburu panik dan nggak terpikir mau motret taksi tersebut--.



Sepupuku sempat urung, karena sudah banyak mendengar kisah tentang reputasi buruk taksi ini, namun karena sudah terlanjur dipanggilkan pak satpam, dan taksi tersebut sudah nongkrong di pelataran kantor temannya (masuk ke dalam), maka sepupuku merasa nggak enak pada si pak sekuriti. Kemudian si bapak bilang “Taksi ini adanya, Non..nggak papa kan? Aman kok, gak usah takut”.



Sepupuku kemudian memberi tahu tujuan “Plaza Semanggi ya,”. Pengemudi kemudian mengarahkan kendaraan ke wilayah Manggarai. Dari Manggarai, pengemudi mengusulkan “Bagaimana kalau lewat Pancoran saja, karena Sudirman sangat macet.” Sepupuku mengiyakan, karena masih berpikir positif, mungkin si pengemudi memang mengetahui jalur alternatif yang lebih baik.



Berhubung udara di taksi sangat pengap, oksigen juga sedikit (bahaya banget kan!!) sepupuku merasa pening & mengantuk (ini sangat berbahaya!! Disebabkan Freon AC tidak berfungsi sehingga kadar racun dalam udara terhirup, dan mengakibatkan kantuk serta pusing—) sementara kondisi lalu lintas sangat macet.



Akibat tertidur sejenak, saat terbangun, sepupuku sudah berada tepat di depan gedung MPR. Tujuan utama yaitu Plaza Semanggi bahkan sudah terlewati. Aku sempat marah pada sepupuku mendengar keteledoran ini (karena sangat membahayakan), tapi dia mengatakan sempat tertidur karena rasa kantuk dan pusing tak terhindarkan akibat kondisi dalam taksi yang pengap dan panas. (Apakah ini disengaja? Atau ada kemungkinan ilmu gendam mulai beraksi?) Saat melihat argo, angka sudah mencapai Rp 67.500 dan sepupuku mulai panik dan bertanya pada pengemudi, kenapa melewati Semanggi?


Bukankah sudah dikatakan, tujuan adalah Plaza Semanggi? Pengemudi kemudian menjawab singkat “Nggak tahu jalan, Mbak”. Sepupuku bilang dengan kesal “Saya sudah 1 jam lebih di sini mutar-mutar saja nggak sampai Semanggi, saya turun di sini saja. Kalo nggak tahu jalan, ngomong dari awal dong, bang!! Argo juga sudah terlalu mahal, saya nggak ada uang segitu.”


Pengemudi cuma mengulang-ulang jawaban "Maap, gak tau jalan"



http://forum.detik.com/archive/index.php/t-89338.html



[Friendster-Club] (Info/Share) Sopir KoTas (Hijau & Oranye) Minta Maaf


Ya udahlah menurut gue, case-closed aja. Toh sopirnya juga sudah minta maaf.. Kita juga udah maafin. Semoga menjadi pelajaran bagi dia di kemudian hari, juga jadi pelajaran bagi gue & adek gue, juga orang lain di luar sana..


http://www.mail-archive.com/friendster-club@yahoogroups.com/msg03031.html



7 komentar:

  1. Kalau mengharapkan pemerintah, kepolisian, apalagi perusahaan taksinya untuk sungguh-sungguh berusaha mengeliminir kriminalitas di dalam taksi, percuma aja alias sia-sia dan makan hati. Lebih baik kaum perempuan membekali diri dengan latihan beladiri dan senjata pamungkas, misalnya botol parfum kecil yang isinya cabe campur merica, yang bisa disemprotkan untuk melumpuhkan sebentar para kriminal di dalam taksi.

    btw ada lagi nih yang juga masalah keamanan warga Jakarta, yang sudah sering memakan korban, tapi dicuekin, yaitu pohon tumbang.Ada 15.237 batang pohon angsana yang bakalan tumbang kalau angin kencang.

    RM
    http://ayomerdeka.wordpress.com/

    BalasHapus
  2. busyet ngeri bener.... gimana mo menggalakkan transportasi umum klo gitu, dan ndak bisa disalahkan semakin menjamur kendaraan pribadi

    BalasHapus
  3. memang kejahatan disini telah merajarela :(( sungguh menyedihkan.

    BalasHapus
  4. Bisakah kita menuntut secara Class Action Departemen/Dinas Perhubungan?

    Masalah taksi dan angkutan umum lainnya di Jakarta:
    - Jumlah terlalu banyak, sehingga persaingan mendapatkan penumpang tinggi, sehingga sering ngetem dimana saja menunggu penumpang yang mengakibatkan kemacetan. Untuk taksi, kesulitan mendapatkan penumpang ini berakibat ditempuhnya cara-cara jahat untuk melunasi setoran dan pendapatan.
    dampak:
    - Macet, rugi waktu dan BBM
    - Meningkatnya kriminalitas di tengah kemacetan
    - Meningkatnya biaya transportasi dan distribusi yang berujung naiknya harga barang karena macet.

    - Tidak ada standar pelayanan. Jangankan angkutan umum, taksi saja tidak ada aturan standar pelayanan, standar asesoris / kelengkapan. Perusahaaan taksi terlalu banyak, tapi banyak yang tidak punya call-center, kaca gelap, sopir tidak pakai seragam, AC tidak dingin, dll.
    dampak:
    - konsumen tidak mendapatkan haknya sesuai tarif yang dibayarkan
    - rawan tindak kriminal
    - tidak ada perlindungan konsumen.

    Kedua hal diatas adalah kesalahan regulator, dalam hal ini Pemerintah/Departemen/Dina Perhubungan.
    Kalau bisa diatur dengan pihak-pihak yang berkepentingan seperti YLKI, untuk mengajukan gugatan Class Action terhadap pemerintah untuk menindak dan memperbaiki keadaan transportasi dengan segera.

    BalasHapus
  5. Kalau mengharap pemerintah, rasanya sulit. Biar lembaga-lembaga seperti YLKI yang melakukan penekanan.

    Meski demikian, demi keselamatan kita dan keluarga kita, kita bisa memilih kira-kira taksi mana yang masih bisa dipercaya.

    Ada pun taksi yang buruk, jangan direkomendasikan. Jika kita semua mau menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kejahatan dan masyarakat tahu mana taksi yang buruk, maka taksi itu akan bangkrut sendiri atau paling-paling berubah nama.

    BalasHapus
  6. [...] Terakhir nizaminz di Perampokan dan Perkosaan di… nizaminz di Tata Nano Jual Mobil Seharga R… didik di Pemindahan Ibukota Negara Indo… [...]

    BalasHapus
  7. Thanks for sharing your thoughts on desktop flowers wallpaper backgrounds.
    Regards

    BalasHapus