Kamis, 22 Mei 2008

Berdoa untuk yang Terbaik

Menghadapi krisis pangan, BBM, ekonomi, dsb, mari kita berdoa, berusaha, dan tawakkal kepada Allah SWT sehingga hal-hal di bawah tidak terjadi pada diri dan keluarga kita serta lingkungan terdekat kita. Semoga kita semua mendapat kebaikan di dunia dan di akhirat dan terhindar dari api neraka. Amiin.



http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2008030901125316


Lampung Post, Minggu, 9 Maret 2008


BURAS


Teori Domino Busung Lapar!



H.Bambang Eka Wijaya:


"SETELAH pekan lalu seorang ibu hamil dan balita putranya meninggal akibat kelaparan di Makassar, pekan ini disusul lima balita meninggal akibat busung lapar di Kabupaten Rote Ndao, NTT!" ujar Umar. "Lihat di running text, Pemkab-nya langsung menetapkan status peristiwa itu sebagai kejadian luar biasa busung lapar!" (Metro TV, 8-3).



"Salah-salah langkah itu bisa berkembang jadi gejala teori domino busung lapar! Satu kartu jatuh, disusul kartu-kartu lain ikut jatuh!" sambut Amir. "Pekan lalu di Makassar dua korban jatuh, pekan ini di Rote lima korban jatuh, selanjutnya entah di mana lagi yang menyusul jatuh korban!"



"Itu karena korban-korban yang mulai berjatuhan itu puncak gunung es, di bawahnya ada 5,1 juta balita bergizi buruk dengan 54 persen atau 2,6 juta jiwa terancam kematian seperti ditegaskan Dr. Yosep Hartadi (Buras, 3-3) dari FKUI!" timpal Umar.



http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=328618&kat_id=16


Republika, Selasa, 01 April 2008


Kelaparan dan Disfungsi Negara


Suswono


Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS



Berita media tentang kematian seorang ibu hamil serta seorang anaknya karena kelaparan di Makassar sungguh sangat memilukan dan menghentak nurani bangsa ini. Fakta tersebut ternyata masih belum selesai.



Selanjutnya, muncul tayangan dan berita tentang fenomena anak-anak meregang nyawa karena busung lapar di Trenggalek dan NTT. Bahkan, daerah yang dekat dengan pusat pemerintahan, yaitu Kota Bekasi juga tidak luput dari kasus balita yang menderita busung lapar.



Fakta penderitaan balita yang mengalami busung lapar dan sejumlah fenomena dampak kemiskinan lainnya layak membuat kita bertanya ulang tentang fungsi negara. Untuk apa negara ini didirikan kalau tidak untuk menjamin kebutuhan pokok warga negaranya? Apa fungsi negara ini kalau tidak untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh warga negaranya?



Busung lapar dan kelaparan menurut pakar gizi adalah bentuk ekstrem kemiskinan. Para pakar juga mengatakan bahwa fenomena busung lapar dan kelaparan adalah fenomena puncak gunung es. Artinya, ada sejumlah besar kasus kelaparan yang tidak terungkap ke permukaan karena publik tidak dapat mengaksesnya akibat pihak yang mengalami masalah tersebut menyimpan dalam-dalam masalahnya atas alasan malu, kehilangan harapan akan adanya bantuan, dan sekian banyak alasan lainnya.



http://www.kompas.com/index.php/read/xml/2008/05/16/11033463/uang.habis.ibu.bunuh.anaknya



Uang Habis, Ibu Bunuh Anaknya


Kompas, Jumat, 16 Mei 2008 | 11:03 WIB


MADIUN, JUMAT - Seorang ibu bernama Dian, warga Jalan Melati RT 4 RW 1 Desa Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, rela membunuh anaknya sendiri yang masih berusia tiga tahun bernama Tegar.



Diduga Dian melakukan ini karena masalah ekonomi yang menderanya. Marto Slamet, salah satu tetangga Dian, mengatakan sekitar pukul 05.00, Dian melapor ke salah satu tokoh masyarakat, Haji Biyantoro, bahwa anaknya meninggal tetapi Dian tidak menyebutkan mengapa anaknya meninggal.


...


"Salah satu alasannya karena keluarga ini kesulitan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sujadi sudah lama menganggur, Dian juga tidak bekerja. Cara mereka hidup selama ini ya hanya dari mengemis di tetangga atau di pasar. Mungkin ini pula yang mendorong Dian membunuh Tegar, karena sudah tiga hari ini suaminya tidak pulang dan uang yang dimilikinya sudah habis sementara anaknya menangis terus minta makan," kata Slamet. (APA)



http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/14/13045095/tak.mampu.berobat.pilih.gantung.diri


Tak Mampu Berobat, Pilih Gantung Diri


Kompas, Rabu, 14 Mei 2008 | 13:04 WIB



BANJARMASIN, RABU - Seorang warga miskin bernama Rusman bin Agat (35), Rabu (14/5) pukul 06.00, ditemukan tetangganya tewas gantung diri di sebuah pohon di kebun karet Desa Pandulangan, Kecamatan Padangbatung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Kematian Rusman diduga akibat frustrasi karena tidak tahan menghadapi impitan hidup dan sakit yang tak kunjung sembuh.



Menurut Yosa, Rusman selama ini hidup sendiri di rumah yang mirip gubuk. Untuk makan sehari-hari diberi keluarga atau tetangganya. "Keluarganya tidak menemukan di rumahnya saat mengantar makanan pada Selasa (13/5) malam pukul 19.00," katanya. (FUL)


3 komentar:

  1. Wah, kalo ngomongin Indonesia sih saya no comment aja bos.. Entah kapan Indonesia bisa bangkit lagi...

    Daripada pusing mikirin Indonesia, lebih baik cari yang fun - fun di www.fleur.co.nr

    :D

    BalasHapus
  2. Turut berduka cita atas realita ngeri yang sedang dihadapi bangsa kita.
    Semoga kita dapat berbuat lebih banyak untuk membantu orang yang memang sangat memerlukannya. Tidak lupa juga terima kasih untuk artikelnya yang berisi kumpulan berita penggugah rasa kemanusiaan.

    BalasHapus
  3. Kepada pemimpin dan aparatnya,
    seandainya anda tahu.. tanggung jawab nya. didunia ada ....., di akherat ada...., hiii... serem .... , amit .. amit ..

    BalasHapus