Kamis, 14 April 2011

Cermin Kemiskinan: Jual Bayi dan Tewas Berebut Lahan


Di bawah mungkin cermin dari kemiskinan. Sepasang suami istri muda yang mendapat bayi, terpaksa menjual bayinya karena tak punya uang untuk merawatnya.


Kemudian ada 2 keluarga yang berkelahi berebut lahan perkebunan sehingga satu orang tewas. Siapa bilang petani Indonesia malas? Mereka justru kekurangan atau tak punya tanah untuk bertani. Tanah 4.000 m2 bagi orang biasa mungkin luas. Namun bagi petani, idealnya satu keluarga punya 20.000 m2 kebun/sawah. Ini berbeda dengan pengusaha besar (dalam dan luar negeri) yang bisa menguasai ratusan ribu hektar tanah negara dengan mudah.


Polisi Belum Temukan Unsur Pidana



K15-11 | A. Wisnubrata | Kamis, 14 April 2011 | 11:28 WIB

polisi belum temukan unsur pidana pada pasangan yang diduga terlibat penjualan putra pertamanya yang berusia dua bulan.


SURABAYA, KOMPAS.com - Hingga saat ini, pihak kepolisian belum menemukan unsur pidana pada dugaan kasus penjualan bayi berusia dua bulan, putra pertama pasangan muda asal Surabaya, Zulkarnain Faisal (20) dan Rahma Anisa (17). Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Kompol Sudamiran, Rabu (12/4/2011) mengatakan, keduanya hanya ingin menitipkan putranya yang bernama Muhammad Rafi Saifullah itu kepada keluarga yang kebetulan tidak punya momongan dan bersedia merawatnya dengan baik.
Mereka mengaku saat itu tidak dapat memberikan perawatan maksimal kepada bayinya yang tengah sakit karena alasan ekonomi, bukan berniat menjualnya


"Mereka mengaku saat itu tidak dapat memberikan perawatan maksimal kepada bayinya yang tengah sakit karena alasan ekonomi, bukan berniat menjualnya" ujarnya.
Namun polisi masih terus mengembangkan dugaan ini, dan memberikan status saksi kepada kedua pasangan muda itu. Kini kedua orang tua beserta bayinya untuk sementara diamankan di Rumah Sakit Bhayangkara Moh Dahlan milik Polrestabes Surabaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.
Zulkarnain Faisal dan Rahma Anisa dilaporkan ke polisi oleh warga Jl Simorejo Sari Surabaya, Selasa (12/4/2011). Warga menduga pasangan muda yang nikah di bawah tangan tersebut terlibat aksi penjualan anak. Namun ayah bayi, Zulkarnain Faisal, membantah bahwa dia akan menjual anak pertamanya, dia hanya ingin mencari orang yang bersedia dititipi putranya, karena dia tidak mampu merawatnya dengan baik karena alasan ekonomi.


http://regional.kompas.com/read/2011/04/14/11285574/Polisi.Belum.Temukan.Unsur.Pidana


Keluarga Berebut Lahan, Satu Orang Tewas


K23-11 | A. Wisnubrata | Kamis, 14 April 2011 | 09:32 WIB


Salah satu korban rebutan harta, Mustaming (56) dilarikan ke ruang UGD RSUD Sulthan Dg Radja, Kabupaten Bulukumba, Setelah baku bacok dengan iparnya sendiri, hanya gara-gara memperebutkan batasan lahan kebun yang telah dibagikan oleh orang tua istri mereka.BULUKUMBA, KOMPAS.com — Hanya gara-gara memperebutkan batas lahan kebun, satu keluarga bentrok hebat di lahan kebunnya di lingkungan Kaluku Lohe, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Rabu (13/04/2011) malam.


Dari peristiwa tersebut, satu orang bernama Sawaling (60) tewas. Sawaling tewas akibat luka di leher. Adapun dua orang lainnya, yakni Rustan (20) dan bapaknya, Mustaming (56), masing-masing mengalami luka sobek di bagian lututnya dan luka di bagian belakang leher dan tangannya.
Baik pelaku maupun korban masih merupakan saudara ipar. Data yang berhasil dihimpun Kompas.com dari aparat kepolisian setempat menyebutkan, korban dan pelaku yang masih satu keluarga ini memperebutkan lahan kebun yang telah dibagikan oleh orangtua istri-istri mereka.
Kejadian bermula ketika batas lahan kebun kelapa ditanami jagung oleh Anira, istri Mustaming. Sawaling langsung menegur adik iparnya itu. Namun, Anira tidak terima teguran korban dan memanggil suaminya, Mustaming, dan anaknya, Rustan, sehingga terjadi perkelahian.
Secara terpisah, Rustan saat mendampingi bapaknya yang tergolek lemas di ruang UGD mengatakan, perkelahian diawali setelah Sukamawati, anak pamannya, melempari dia dengan senjata tajam berupa parang hingga melukai lututnya. Akibatnya, percekcokan dan perkelahian pun tak terhindarkan.
"Memang ada perebutan batas lahan kebun, tapi mereka yang mulai menyerang dengan melempari saya menggunakan parang," urai Rustan sambil memperlihatkan luka sobek di lututnya.
Hingga saat ini, aparat kepolisian, baik dari Polsek Kajang maupun Mapolres Bulukumba, masih melakukan penyelidikan dan memeriksa sejumlah saksi. Sementara itu, jenazah Sawaling baru akan dikebumikan pada Kamis (14/4/2011), tidak jauh dari rumahnya.


http://regional.kompas.com/read/2011/04/14/09324988/Keluarga.Berebut.Lahan.Satu.Orang.Tewas

1 komentar:

  1. Sungguh tragis jika kt kemisikinan ilmu anakpun jd korban..

    Oy keblogku ea

    BalasHapus